Reuni Akbar 212

Tak Permasalahkan Klaim Berbeda soal Jumlah Peserta Reuni 212, Faldo Maldini: Nggak Ada Angka Resmi

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Faldo Maldini

TRIBUNWOW.COM - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Faldo Maldini memberikan tanggapannya soal klaim jumlah peserta Reuni Akbar 212 yang berbeda-beda.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Faldo Maldini melalui laman Twitter @FaldoMaldini, Kamis (6/12/2018).

Faldo menuturkan jika tak ada yang salah dengan klaim jumlah yang berbeda-beda dari tiap-tiap orang.

Menurutnya, hal tersebut karena memang tidak ada indikator yang valid untuk menghitung berapa jumlah peserta Reuni Akbar 212.

Namun, menurutnya, ada hal yang lebih penting dari Reuni Akbar 212.

Faldo berpendapat jika Reuni Akbar 212 bisa dijadikan kekuatan masyarakat untuk memberikan pengawalan pada pemerintahan, siapapun presidennya kelak.

Ia mengungkapkan, pemerintah harus bisa dibangun dengan masyarakat yang kuat.

Lebih lanjut, Faldo juga tampak mempertanyakan mengapa media tidak memunculkan klaim jumlah peserta versi Prabowo.

Karena menurutnya klaim tersebut pun sama-sama tak ada referensi bakunya.

Berikut kicauan Faldo Maldini terkait hal tersebut:

"Yang bilang peserta 212 itu 40 ribu orang silakan, yang yakin 500 ribu, 2 juta, 5 juta, sampai 11juta orang, ya oke-oke aja.

Nggak ada angka resmi, semua keyakinan masing-masing.

Yang jauh lbh penting, 212 ini hrs jd kekuatan yg kawal pemerintah, siapapun yg menang, nanti isunya bs soal lapangan kerja, jamsos, pnddkan, dll.

Siapapun pemerintahnya, kalau diplototin sama warga sebanyak itu, pasti bakal lebih serius kerjanya.

Pemerintahan selanjutnya harus dibangun bersama civil society yang kuat.

Selama masih terima democracy is the only game in town, hormati! Kalau sudah melenceng, ingatkan!

Apakah ada agenda pemerintah hari ini memperkuat civil society?

Sejauh mana, agenda intelektual orang2 ex-CSO yang berada di lingkar kekuasaan terlaksana?

Ini yang selalu saya tanya ke abang2 yang dulu pernah demo bareng sama saya, Abang2 yg sekarang berdiri di sekitar istana.

Klw msh mau maksa diskusi soal jumlah, org punya klaim masing2, ya nikmati aja, toh ga ada indikator yg valid.

Kalau media punya klaim, Pak Prabowo punya klaim, ya ga ada yg salah.

Tetapi, knp media tidak munculkan klaim Pak Prabowo aja? Toh, sama2 ga ada referensi yg baku," tulis Faldo.

Sejumlah Klaim Tokoh Soal Peserta Reuni 212

Seperti diketahui, Reuni Akbar 212 digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Minggu (2/12/2018).

Banyak yang memberikan klaim terkait berapa jumlah orang yang datang di aksi trersebut, misalnya saja klaim dari Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon hingga calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Mengutip acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tvOne, Selasa (4/12/2018), Fadli Zon mengungkapkan jumlah peserta berdasarkan jumlah HP/ IMEI pada saat kejadian Acara Reuni Akbar 212.

Ia menuturkan dari data itu jumlah peserta berkisar 13,4 juta jiwa.

"Menurut data Mobile Switching Center (MSC), jumlah IMEI (International Mobile Equipment Identity), pada saat kejadian tercatat kurang lebih 13,4 Juta, ini data."

Ia menambahkan, namun tidak semua orang membawa handphone, ada pula yang membawa handphone dua.

"Jadi kalau berbicara jumlah dulu, itu ada jutaan kalau dulu saya menaksir itu ada 6 sampai 7 juta," ujar Fadli.

Sementara itu, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (5/12/2018), Prabowo mengklaim ada 11 juta peserta yang berpartisipasi ikut Reuni Akbar 212, namun Prabowo tidak menyebut dari mana data itu berasal.

Ia juga mengaku heran di media massa yang menyebut acara Reuni Akbar 212 itu hanya dihadiri oleh 15.000 orang.

"Mereka mau mengatakan yang 11 juta itu hanya 15.000," ujar Prabowo saat berpidato pada acara peringatan Hari Disabilitas Internasional, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Ia mengatakan banyak media massa yang tidak memberitakannya.

"Beberapa hari yang lalu ada acara besar di Monas. Hadir jutaan orang tapi banyak media di Indonesia tidak melihatnya," kata Prabowo.

"Saya kira ini kejadian pertama. Ada manusia kumpul sebanyak itu tanpa dibiayai oleh siapapun. Mereka dibiayai oleh dirinya sendiri dan oleh mereka-mereka yang ingin membantu rakyat sekitarnya. Saya kira itu, belum pernah terjadi," tutur dia.

Prabowo juga menuturkan kini banyak media massa yang telah menjadi bagian dari upaya memanipulasi demokrasi.

"Media-media yang kondang, media-media dengan nama besar, media-media yang mengatakan dirinya obyektif, bertanggungjawab untuk membela demokrasi, padahal justru mereka ikut bertanggung jawab. Mereka bagian dari usaha manipulasi demokrasi," kata dia.

Bagi Prabowo, wartawan yang tidak menyebut jumlah peserta Reuni Akbar 212 adalah 11 juta orang, maka mereka tak berhak menyandang predikat sebagai jurnalis.

Selain itu, Ketua Panitia Reuni Akbar Mujahid 212, Ustaz Bernard Abdul Jabbar juga memberikan klaimnya terkait jumlah peserta Reuni Akbar 212.

Dilansir dari WartaKotaLive, Senin (3/12/2018), Ustaz Bernard Abdul Jabbar menuturkan, berdasarkan informasi dari media, peserta aksi Reuni Akbar 212 mencapai 8 hingga 10 juta jiwa.

"Kalau dulu sekitaran tujuh juta, tapi sekarang menurut informasi dari media yang menggunakan drone, itu hampir sekitar 8-10 juta yang hadir," ujar Bernard di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (2/12).

Lanjutnya, Bernard menduga itulah penyebab sejumlah peserta membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mencapai kawasan Monas.

Menurutnya peserta bahkan harus berdesak-desakan untuk mencapai Monas, meski berjalan kaki.

"Ya secara signifikan, kendalanya mungkin karena banyaknya jumlah peserta sehingga menyebabkan desak-desakan, mereka yang datang tidak kebagian pintu masuk, sehingga mereka berada di jauh.

Karena yang hadir ini bahkan melebihi daripada aksi 212 yang dua tahun lalu," ungkapnya.

Namun, ada pula yang menganggap jika peserta Reuni Akbar 212 sebenarnya tidak mencapai angka jutaan.

Satu diantaranya adalah Mantan Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Rustam Ibrahim yang menyebutkan jika peserta reuni hanya ratusan ribu.

Dilansir TribunWow.com dari laman Twitter @RustamIbrahim, Senin (3/12/2018), Rustam mengaku heran atas klaim yang menyebutkan jika peserta yang hadir di aksi reuni akbar 212 itu mencapai 8 juta.

Padahal, terangnya, jumlah seluruh warga Jakarta hanya 10 juta penduduk.

"Bagaimana mungkin akal sehat percaya bahwa 8 juta orang dapat berkumpul di Monas sampai Thamrin.

Padahal penduduk SELURUH DKI saja hanya 10 juta orang?" tulis Rustam Ibrahim.

Dalam kicauan lainnya, Rustam menyebutkan perkiraan jumlah peserta aksi versinya.

"Hitungan saya ratusan ribu," kicau Rustam Ibrahim.

(*)