TRIBUNWOW.COM - Seorang warga Banjar Dinas Bangah, Desa Panji, Buleleng, Bali bernama Ni Made M (40) tewas akibat digigit anjing positif rabies.
Dikutip TribunWow.com dari TribunBali.com, Ni Made M meninggal dunia di RSUD Buleleng, Senin (3/12/2018) sekira pukul 07.41 WITA.
Ni Made M menjadi satu dari lima warga yang tergigit anjing positif rabies di wilayah itu.
• Kronologi 31 Pekerja Jembatan di Nduga yang Diduga Tewas Dibunuh KKB, Korban Ambil Foto saat Upacara
Berikut sejumlah fakta soal anjing rabies yang tewaskan Ni Made M:
1. Anjing Liar
Kelian Banjar Dinas Bangah, I Gede Kawan mengungkapkan, Ni Made M tergigit anjing rabies sekitar 2 bulan yang, tepatnya pada 3 Oktober 2018.
Diketahui, anjing lokal yang berwarna putih itu merupakan anjing liar.
Atas dasar belas kasih, Ni Made M sering memberi makan anjing itu layaknya peliharaannya sendiri.
Gede Kawan mengatakan dirinya tidak tahu persis kejadian kenapa anjing rabies itu menggigit Ni Made M.
Dirinya mengatakan, Ni Made M digigit di bagian sekitar payudara dan tangan kanannya.
Setelah gigitan itu, kata Gede Kawan, Ni Made M sempat memeriksakan luka itu ke bidan yang ada di Desa Panji.
2. Korban Dirawat di RSUD Buleleng
Lalu pada dua bulan kemudian, atau tepatnya Minggu (2/12/2018) sekitar pukul 05.30 Wita, Ni Made M dilarikan keluarganya ke RSUD Buleleng.
Waktu itu, Ni Made M mengeluh lemas, sakit kepala dan selalu ingin tidur.
Namun sehari mendapatkan penanganan medis, Ni Made M meninggal dunia di ruang isolasi IGD RSUD Buleleng dengan diagnosa suspect rabies.
Dijelaskannya, korban Ni Made M tinggal seorang diri di sebuah perumahan subsidi kawasan Banjar Dinas Bangah.
Ia tinggal di wilayah itu sekitar satu tahun enam bulan.
Berdasarkan sepengetahuannya, korban Ni Made M bekerja sebagai pedagang ikan lele.
• Sebelum Dibunuh, Khashoggi Sebut Putra Mahkota Arab Saudi Buas di Pesan WhatsApp
3. Gigit Empat Korban Lain
Selain Ni Made M, Gede Kawan mengatakan ada empat warga lain yang digigit oleh anjing yang sama.
Mereka adalah Ketut Ngurah Artana (50), Ni Komang Novia Rini Putri (2), Putu Kristian Imanuel Santosa (5) dan Ida Bagus Komang Adi Kusuma (21).
Keempat korban digigit anjing pada 4 Oktober 2018.
"Mereka yang digigit tidak ada melapor ke saya. Saya tahu kabar ada warga yang tergigit, Minggu (2/12) malam. Bahkan anjingnya sudah mereka eliminasi sendiri. Ada beberapa korban sehabis digigit langsung suntik vaksin, ada juga korban yang baru Senin pagi tadi ke RSUD untuk minta disuntik vaksin, setelah tahu ada yang meninggal lantaran digigit anjing itu," ucap Kelian Gede Kawan.
Terkait kasus gigitan anjing rabies ini, Gede Kawan mengaku akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.
Dirinya berharap, Dinas Pertanian dapat segera melakukan vaksinasi massal di wilayahnya.
"Anjing liar di Banjar Dinas Bangah sebenarnya sangat sedikit. Cuma yang menjadi kendala selama ini masih banyak warga yang memelihara anjing dengan cara diliarkan. Kalau ada program vaksin masal, warga sering menolak untuk anjingnya divaksin. Katanya kalau divaksin, anjingnya justru mati. Inilah yang menjadi kendala, pengetahuan warga soal bahaya rabies masih sangat minim," tutupnya.
4. Bangkai Anjing Rabies Dijual
Tak berhenti di situ saja, bangkai anjing yang telah dieliminasi warga itu diketahui telah dijual kepada pedagang RW.
Gede Kawan mengatakan seorang warga berinisial Komang WSM alias Ribut menjual bangkai anjing itu kepada seorang pedagang RW di kawasan Desa Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Hal itu dikatakannya berdasarkan penuturan warganya bernama Agus Susila.
Agus Susila menyebut jika dirinya melihat Ribut mengambil bangkai anjing rabies itu.
Selang beberapa hari, Ribut pun mengakui telah menjual bangkai anjing rabies tersebut di wilayah Desa Banyuning.
"Setelah dieliminasi, bangkai anjingnya memang tidak dikubur. Lalu warga saya namanya Agus Susila melihat Ribut datang dan mengambil bangkai anjing itu, lalu dijual ke pedagang RW kawasan Banyuning," ujar Gede Kawan.
• Cabuli Muridnya, Guru Honorer di Bandar Lampung Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp3 Miliar
5. Imbauan Vaksin
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Nyoman Genep pun mengimbau kepada masyarakat agar hewan-hewan peliharannya dipelihara dengan baik, divaksin, dan tidak dilepasliarkan.
Pihaknya pun mengkaji terlebih dahulu terkait jumlah anjing liar yang ada di wilayah Desa Panji, untuk kemudian menentukan langkah apakah akan melakukan eliminasi masal pada anjing-anjing liar atau tidak.
"Vaksin itu kan gratis. Anjing diliarkan ini juga membuat kami sulit mengendalikan saat melakukan vaksinasi. Kalau dieliminasi katanya kurang manusiawi. Jadi tolonglah kesadaran masyarakat untuk memelihara anjingnya dengan cara diikat dan divaksin," jelasnya.
Terkait bangkai anjing rabies yang telah dieliminasi oleh warga justru diambil dan dijual ke dagang RW, Genep pun menegaskan hal tersebut telah menyalahi aturan.
"Masyarakat di desa banyak tidak tahu, dan kebetulan ada membeli makanan olahan daging anjing. Ini perlu disosialisasikan bersama agar masyarakat memahami bahwa anjing yang terkena rabies tidak usah dibegitukan ya, kan berbahaya, walaupun sudah mati," ungkapnya.
(TribunWow.com)