Reuni Akbar 212

Warga Jatim dan Jabar Diimbau Tidak Menghadiri Reuni Akbar 212 di Monas, Ini Alasannya

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa Aksi Damai 212 memadati Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12/2016). Aksi menuntut ditangkapnya Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama. Pada Minggu (2/12/2018) reuni 212 akan diisi dengan kegiatan zikir dan doa bersama.

TRIBUNWOW.COM - Reuni akbar Aksi Bela Islam 2 Desember (212) akan digelar di Monumen Nasional (Monas)  2 Desember 2018 esok.

Terkait reuni tersebut, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau agar warganya tidak turut serta menghadiri acara tersebut.

Dikutip TribunWow dari Kompas.com, Soekarwo menjelaskan bahwa aspirasi dan pesan bisa disampaikan warga melalui media sosial tanpa harus menghadiri kegiatan tersebut secara langsung.

"Yang penting kan pesannya sampai, tidak usah berangkat ke Jakarta, itu tidak mengurangi nilai demokrasi," kata Soekarwo seusai melantik Pemprov Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Jumat (30/11/2018).

Akan tetapi Soekarwo membantah jika imbauan yang dijelaskannya mengandung unsur politik.

Ia hanya mengaku bahwa khawatir dengan warganya yang akan berangkat ke Jakarta

"Nanti transportasinya bagaimana, makannya bagaimana, menginapnya bagaimana, kan repot," ucapnya.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ketua MUI Jawa Barat, Rachmat Syafei.

Unggah Video Apel TNI di Monas, Suryo Prabowo: Tidak Mungkin Dihadapkan Rakyat Peserta Reuni 212

Massa Aksi Damai 212 memadati Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12/2016). Aksi menuntut ditangkapnya Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama kali ini diisi dengan kegiatan zikir dan doa bersama. (warta kota)

 

Sebut Aksi Legenda di Dunia, Sandiaga Uno Ingin Jokowi-Prabowo Pelukan di Reuni Akbar 212 di Monas

Rachmat Syafei mengungkapkan jika kegiatan tersebut sudah melenceng dari tujuan utamanya.

"Dari hasil pengamatan kami, kegiatan reuni 212 itu sudah tidak murni lagi sebagai kegiatan keagamaan. Kegiatannya sudah melenceng ke arah politik," kata Rachmat Syafei, Rabu (28/11/2018).

Rachmat kemudian menjelaskan bahwa kegiatan awal 212 yakni karena munculnya peristiwa penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dikenal sebagai Ahok saat melakukan pidatonya.

Terkait peristiwa tersebut, MUI juga telah mengeluarkan pendapat dan juga sikapnya sebagai perwakilan dari ulama.

Dari aksi tersebut, diketahui jika Ahok akhirnya dinyatakan bersalah dan sampai saat ini telah menjalani hukuman pidana.

Sehingga menurut Rachmat, seharusnya permasalahan tersebut telah selesai.

Rachmat juga menjelaskan bahwa banyak dari warga Jawa Barat yang kemudian menanyakan perihal reuni 212 yang akan digelar Desember mendatang.

Kata Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief soal Kadernya yang Ikut Reuni Akbar 212

"Jadi banyak warga yang datang ke MUI Jabar, menanyakan esensi 212. Karena masalah yang memicu munculnya gerakan 212 sudah selesai. Jadi tidak ada esensinya lagi sekarang harus melaksanakan reuni. Sekarang masalahnya apa? Kan sudah selesai," kata Rachmat, dikutip dari Kompas.com.

Rachmat lantas mengimbau agar masyarakat Jawa Barat tidak lagi terprovokasi dengan kegiatan reuni tersebut.

Aksi 212 di depan Gedung DPR RI (TRIBUNNEWS.COM/ADIATMAPUTRA)

Imbauan tersebut dimaksudkan oleh Rachmat untuk menjaga keutuhan NKRI.

"Ini semua kan demi NKRI. Di samping usaha, doa juga tetap harus dilakukan. Minta agar bangsa ini diselamatkan dan dijauhkan dari sifat kegaduhan, kerusuhan dan lain sebagainya," katanya.

Rachmat lantas meminta warga agar tidak lagi menyangkut pautkan kegiatan politik dengan isu keagamaan.

"Kegiatan politik silakan saja berjalan, tapi jangan sampai menggunakan embel-embel agama," tuturnya.

Senada dengan penuturan dari Rachmat Syafei, Sektretaris MUI, Rafani Achtyar juga menilai bahwa sudah tidak ada lagi esensi dari kegiatan reuni 212.

Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas saat Reuni Akbar 212 pada Hari Minggu 2 Desember 2018

"Intinya memang sudah tidak ada lagi esensinya. Karena itu kami imbau masyarakat, umat, untuk memanfaatkan waktu bagi hal yang lebih produktif. Silakan saja di masjid menggelar majelis taklim, lakukan zikir bersama dan lain-lain untuk memohon keamanan, keselamatan di tahun politik ini," paparnya.

Disinggung soal kemungkinan ada warga yang tetap memaksakan diri untuk bergabung dalam kegiatan reuni tersebut, Rafani membenarkan jika memang hal tersebut benar terjadi.

Akan tetapi Rafani memastikan jika jumlahnya tidak akan banyak.

"Dari laporan di daerah, warga Jabar tidak akan terlalu banyak yang berangkat ke acara itu (reuni 212). Tiap kabupaten/kota ada yang berangkat, tapi tidak signifikan jumlahnya," tandasnya.

Acara Reuni 212

Acara Reuni Akbar 212 yang digelar 2 Desember mendatang, akan diikuti setidaknya 4 juta orang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Steering Comitte Reuni Akbar Mujahid 212, Ustaz Al Khaththat.

Al Khaththat juga mengatakan kepada massa yang ingin hadir, tidak perlu takut jika ada ancaman.

Doa Akhir dan Awal Tahun yang Dibaca Rasulullah SAW: Memohon Ampunan dan Harapan

"Masyarakat tidak perlu takut datang ke Monas meskipun mendapatkan ancaman-ancaman," ujar Al Khaththat di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).

Pada tahun lalu, dijelaskan oleh Al Khaththat bahwa ada 7 juta jamaah yang hadir.

"Jadi begini, di tahun 2017 yang 7 juta itu, kami tidak pernah memprediksi yang hadir itu berapa, sama halnya dengan yang 4 juta untuk tahun ini," imbuhnya, dilansir dari Tribunnews.com.

Al Khaththat mengatakan perhelatan ini merupakan nikmat Allah yang harus dirayakan.

"Kita berkumpul peringati persatuan umat pada 212 tahun 2016 lalu. Ini nikmat Allah 2 tahun lalu yang efeknya bisa kita rasakan," tegasnya

Acara tersebut, dikatakan Al Khaththat, akan berlangsung pukul 03.00 WIB hingga 13.00 WIB dan berpusat di Monumen Nasional (Monas).

"Kita akan salat tahajud bersama, salat subuh berjamaah, dzikir, istighosah kubro, kemudian mendengarkan tausiah agama, serta menyaksikan bendera tauhid warna-warni dan bendera merah putih," katanya.

(TribunWow.com/Nila Irdayatun Naziha)