TRIBUNWOW.COM - Sejumlah tokoh yang turut hadir dalam Acara Indonesia Lawyer Club (ILC), kerap kali terlibat perdebatan.
Tak terkecuali bagi pekerja seni Sudjiwo Tedjo dan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin.
Bahkan perdebatan tersebut tak hanya terjadi di depan layar, namun juga di belakang layar ILC.
Diketahui bahwa ILC mengangkat tema 'Benarkah 41 Masjid Terpapar Radikal' pada Selasa (28/11/2018).
Perdebatan tersebut terekam kamera dan tersebar di media sosial.
Melalui akun Twitter @sudjiwotedjo, ia beberapa kali me-retweet video perbedatan tersebut.
• Perdebatan Sudjiwo Tedjo dan Ali Ngabalin di Belakang Panggung ILC soal Makanan
Bukan perdebatan mengenai permasalahan masjid yang terpapar radikal, namun perdebatan tersebut hanya karena permasalahan makanan.
Dari video pendek tersebut, diktahui bahwa Sudjiwo Tedjo dan juga Ali Ngabalin sedang menikmati empek-empek, makanan khas dari Palembang.
Dari video tersebut, nampak juga Ustaz Haikal Hasan Baras yang sedang mengambil makanan.
Perdebatan tersebut bermula saat Ali Ngabalin menjelaskan mengenai makanan yang tengah dibawa nya dalam sebuah mangkok.
"Mau dibilang apapun, ini adalah campuran ikan kemudian mie, ya empe-empe, makanan khas Palembang," ucap Ngabalin memberikan penjelasan pada Sudjiwo Tedjo.
Tak terima disebut empe-empe, Sudjiwo lantas memberikan pendapatnya bahwa makanan yang sedang sama-sama mereka makan adalah pempek (seperti pelafalan kata jelas).
• Debat Sudjiwo Tedjo dan Ali Ngabalin di Belakang Layar ILC Jadi Sorotan, Haikal Hasan sampai Datang
"Ini namanya pempek bang, orang Palembang bilangnya pempek," tegas Sudjiwo Tedjo.
Namun Ngabalin masih tetap bersikeras bahwa makanan yang dibawanya tersebut adalah empe-empe.
Melihat kedua rekannya berdebat, Ustaz Haikal langsung mengahampiri untuk meredakan perdebatan.
"Sudahlah, urusan pempek aja kau berdebat, apalagi urusan negara" ucap Ustaz Haikal.
Ucapan Ustaz Haikal tak membuat Ngabalin dan Sudjiwo Tejo tenang, namun semakin menaikkan nada bicara.
Ngabalin tetap teguh pada pendiriannya tentang empe-empe sedangkan Sudjiwo Tedjo tidak mau membenarkan pengucapan pempek versi Ngabalin.
• Ekspresi Tengku Zulkarnain saat Dibilang Radikal Menengah oleh Ketua P3M Agus Muhammad di ILC
Bahkan mereka mengungkapkan bahwa masalah selera tidak dapat diganggu gugat.
"Tidak bisa, ini masalah selera, ini masalah selera makan orang ini " uap Ngabalin menatap Ustaz Haikal.
Sampai akhir video, Sudjiwo Tejo dan Ngabalin masih tetap berdebat mengenai makanan khas Palembang tersebut.
Ngabalin dengan versi empe-empe sedangkan Sudjiwo Tejo dengan versi pempek.
Dalam acara ILC Selasa lalu, Sudjiwo Tejo tampak memberikan pengakuan mengenai sikap dari Ali Ngabalin.
Ia memuji Ali Ngabalin, yang selalu memberikan sikap halus kepadanya.
"Aku senang Bang Ngabalin kalau sama aku alus," ujar Sudjiwo Tedjo.
Hal tersebut lantas terlihat dari sikap Ali Ngabalin yang mendengarkan perkataan Sedjiwo Tedjo sembari mengangguk-anggukkan kepala.
Selain kepada Ali Ngabalin, Sudjiwo Tedjo mengungkapkan pujiannya kepada Sekjen MUI, dan juga Ustaz Haikal Hasan Baras yang juga turut hadir dalam acara tersebut.
"Ustaz Tengku Zulkarnain kayaknya, tapi tadi pas di awal Triaz nyanyi musik dia tangannya main piano pak saya lihat, dan chord-chordnya benar, ada chord diminis, tadi aku tanya main piano? Main," kata Sudjiwo memberikan pujian pada Ustaz Tengku yang bisa bermain piano.
• Soal Hasil Survei Masjid Radikal, Tengku Zulkarnain: Penelitian Abal-abal, Sekelas BIN Percaya
"Terus tadi nembang pak, coba nembang Jawa Pak Ustaz," pinta Sudjiwo Tedjo pada sekjen MUI tersebut.
Setelah diminta untuk nembang, Ustaz Tengku Zulkarnain pun memberikan satu bait tembang yang ia lantunkan.
"Tenang kan?," puji Sudjiwo Tedjo atas lantunan tembang dari Ustaz Tengku Zulkarnain.
Lalu, ia melanjutkan dengan memuji Ustaz Haikal Hasan Baras.
"Pak Haikal juga sangat bercanda, sama beliau ini (Ngabalin) saya bercanda terus, tapi kalau di pers kelihatannya kayak nggak mau sama apa-apa gitu lho," kata Sudjiwo Tedjo sambil mengelus-elus pundak Ngabalin.
Diskusi 41 Masjid Radikal
Ustaz Haikal menuturkan studi mengenai adanya 41 masjid yang terpapar Radikal tersebut belum matang dan seharusnya jangan disampaikan ke publik.
"Masalahnya belum mateng, kenapa dijual, dikasihkan ke BIN. Disampaikan ke publik untuk digoreng, bukan riset yang ilmiah, bahkan saya lihat masjid B di sebuah lembaga, ini yang bapak e-mail (data) ke saya. Sikap penceramah detik ke 5, sudah menyindir agama lain, kan baru Assalamualaikum. Ini bagaimana ya?" tanya Ustaz Haikal Hasan.
"Dan ini dipaparkan dalam forum intelek ILC dan ternyata ini membuat kita terbuka bahwa pemahamam radikal, selama ini kita salah sama-sama," ujar Ustaz Haikal.
Lanjutnya, Ustaz Haikal mempertanyakan indikasi yang digunakan dalam analisis hasil temuan.
"Saya baru dengar ada penelitian yang mengatakan ikhlas atau tidak ikhlas. ikhlas itu ukurannya apaan? terus (dalam hasil penelitian) ada yang berkata pancasila harus diganti, itu siapa? Itu musuh kita bersama."
• Pengakuan Sudjiwo Tedjo soal Sikap Tengku Zulkarnain hingga Ali Ngabalin pada Dirinya
"Karena itu saya mengusulkan, biasanya ILC Bang Karni dibagi dua kubu, ribut berdebat, tapi untuk ILC kali ini cakep pak, satu kubu semua,".
Menurutnya, jika memang ada yang memusuhi Pancasila hingga NKRI, itu merupakan musuh bersama.
"Demi Indonesia enggak usah lebay, kalau ada yang tidak sepakat dengan Pancasila, itu musuh kita bersama. Kalau ada yang macam-macam sama NKRI, Bhineka Tunggal Ika, UUD 45, itu musuh bersama,".
"Terima kasih bang Karni, mengangkat topik ini, membuat mata kita terbuka lebar, lagi-lagi serangan terhadap Islam, lagi-lagi tidak kena, apalagi digulirkan jelang 212. Terimakasih" ucapnya.
Tonton videonya di bawah ini.
(TribunWow.com/Nila Irdayatun Naziha)