TRIBUNWOW.COM - Pada tahun 2016 lalu, publik sempat digegerkan dengan kasus perampokan dan pembunuhan di Pulomas yang menewaskan 6 orang.
Para terdakwa memperlakukan korban dengan sadis yakni dengan menembak, dan menyekap di kamar mandi berukuran sempit.
Kini, para terdakwa telah divonis mati oleh pengadilan.
Dikutip TribunWow.com dari tayangan iNews Malam, (14/11/2018), dua di antara terdakwa divonis mati oleh pengadilan negeri Jakarta Timur.
Vonis pembunuhan berencana yang menewaskan 6 orang kawasan Pulomas tersebut telah diputus oleh Majelis Hakim Agung 2 Juli 2018 lalu.
Mereka sempat mengajukan banding namun ditolak.
Lalu juga sempat ajukan kasasi ke Mahkamah Agung yang juga ditolak.
• Pembunuhan Sopir Taksi Online di Palembang, Polisi Sebut Belum Semua Tulang Belulang Ditemukan
"Menjatuhkan pidana para terdakwa, oleh karena itu masing-masing Ius Pane dengan pidana mati, Erwin Situmorang dengan pidana mati, Alfin Sinaga dengan pidana penjara seumur hidup," ujar Kabiro Humas Mahkamah Agung, Abdullah, Rabu (14/11/2018).
"Atas putusan pengadilan negeri tersebut, para terdakwa mengajukan upaya banding, dan pengadilan tingkat banding memutuskan menguatkan putusan pengadilan negeri Jakarta Timur, atas putusan tersebut, para terdakwa mengajukan upaya kasasi, nah di dalam putusan kasasi, Majelis Hakim menolak upaya Kasasi dari para terdakwa dengan demikian kembali pada putusan pengadilan negeri Jakarta Timur," tambahnya.
Lihat videonya:
Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari Tribun Bogor, atas putusan hukuman mati tersebut, membuat seorang korban yang selamat, Zanette Kalila mengucap syukur dan merasa lega.
Melalui akun Instagram miliknya, Zanette memposting berita vonis mati tersebut dan mengucapkan kalimat syukur.
"Nyawa dibales nyawa pak, alhamdulillah ya Allah," tulis Zanetta melalui Instastory miliknya, Rabu (15/11/2018) sore.
Sementara itu, ibu Zanette, Almyanda Saphira ikut menyampaikan rasa syukurnya.
Di akun Instagramnya, ia ikut memposting berita vonis yang sama.
"Alhamdulillah Yaa Allah kasasi ditolak MA...
Sujud syukur untuk semua ini semoga kesayangan2ku tenang di sisi Allah...
Terima kasih untuk seluruh aparat kepolisian, hakim, jaksa, keluarga,teman2 dan seluruh masyarakat atas perhatian dan doanya untuk kami...sekali lagi terima kasih," tulisnya.
• Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Ditangkap, Polisi Minta Semua Pihak Bersabar
Diketahui, kronologi perampokan dan pembunuhan sadis yang menimpa keluarga Dodi Triono dimulai saat para pelaku mendatangi rumah Dodi, rumah mewah Nomor 7A di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur, pada Senin (26/12/2016), sekitar pukul 14.27 WIB.
Para pelaku mendatangi rumah Dodi di Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Jakarta Timur, menggunakan satu mobil dengan pelat nomor palsu.
"Saat itu pintu (rumah Dodi) terbuka karena sopirnya mau pergi," ujar Iriawan selaku Kapolda Metro Jaya, Rabu (28/12/2016).
Iriawan menambahkan, pelaku yang pertama kali masuk adalah Ramlan Butarbutar.
Dia menodongkan senjata api kepada sopir tersebut.
Setelah berhasil masuk ke dalam rumah, Ramlan kembali menodongkan pistolnya kepada pembantu di rumah Dodi.
Ia meminta pembantu itu menunjukkan di mana kamar tidur Dodi.
• Polisi Periksa Pemilik Kos Tempat Mobil yang Hilang dari Rumah Korban Pembunuhan di Bekasi Ditemukan
Sementara itu, ketiga rekan Ramlan, Erwin, Sinaga dan Yuspane ikut masuk ke rumah Dodi.
Mendengar ribut-ribut, putri pertama Dodi, Diona Arika (16) keluar dari kamar yang berada di lantai 2 rumah tersebut.
Kemudian seorang pelaku menghampirinya dan menyeret Diona.
"Diona diseret dari kamar lewat tangga, (lalu) dipukul sama pelaku pakai pistol," ucap dia yang dikutip dari Kompas.com.
Iriawan menyebut, saat pertama kali para pelaku masuk ke dalam rumah, Dodi sedang tidak berada di tempat.
Namun, setelah seisi rumah tersebut dimasukkan ke dalam kamar mandi, sekitar pukul 14.35 WIB, Dodi datang.
Karena tak mampu melawan, akhirnya Dodi ikut dimasukkan pelaku ke kamar mandi.
Setelah itu, Ramlan mengunci kamar mandi tersebut dari luar.
Dia juga mematahkan gagang pintu dan membuang koncinya.
• Polisi Periksa Isi Mobil yang Sempat Hilang dari Rumah Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Selanjutnya, para pelaku menggeledah semua ruangan di rumah Dodi dan membawa barang-barang berharga milik pengusaha properti tersebut.
Setelah menggasak barang-barang Dodi, mereka pergi dari lokasi untuk melarikan diri.
"Diperkirakan para korban meninggal di antara pukul 06.00 dan 08.00 WIB (Selasa 27 Desember 2016)," kata Iriawan.
Berdasarkan hasil otopsi, enam korban penyekapan meninggal karena kehabisan oksigen.
Seluruh korban baru bisa dikeluarkan dari dalam kamar mandi ukuran 1,5 meter x 1,5 meter persegi itu pada pukul 10.10 WIB, Selasa.
Kasus ini pertama kali terbongkar dari laporan Sheila Putri.
Dia merupakan teman anak Dodi yang bernama Diona Arika (16).
Pada Selasa (27/12/2016), sekitar pukul 09.30 WIB, Sheila memutuskan ke rumah Dodi karena Diona tak bisa dihubungi sejak Senin (26/12/2016) sore.
Padahal, keduanya berencana untuk jalan-jalan pada hari Senin itu.
• Lakukan Tabur Bunga di TKP, Kepala Sekolah SD YPK Imanuel Viktori Kecam Pelaku Pembunuhan Muridnya
"Tadi pagi (Sheila) ke sini ternyata enggak ada jawaban dan pintu tidak terkunci. Sampai dia masuk ke dalam, ada rintihan di kamar mandi. Karena cewek, dia takut, berlari, langsung mencari bantuan ke sekuriti," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di lokasi kejadian, Selasa.
Setelah mengadu ke sekuriti, akhirnya diputuskan untuk melapor ke polisi yang berada di Pos Kayu Putih.
Kemudian, polisi menemani Sheila untuk mengecek keadaan di rumah Diona.
Mendengar ada rintihan di dalam kamar mandi, akhirnya polisi bersama warga mencoba membuka paksa pintu kamar mandi yang terkunci dari luar.
Setelah pintu didobrak, polisi bersama warga di lokasi kejadian terkejut saat melihat isi di dalam kamar mandi.
Dalam kamar mandi itu, terdapat 11 korban dalam kondisi bertumpuk satu sama lainnya.
Setelah dievakuasi, lima orang tewas di tempat, sedangkan satu orang lainnya tewas di rumah sakit.
Adapun kelima korban yang tewas di lokasi adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16) anak pertama Dodi, Dianita Gemma (9) anak ketiga Dodi, Amelia Callista (10) yang merupakan teman dari Dianita, serta Yanto, sopir Dodi.
Sementara itu, korban yang tewas saat di rumah sakit adalah Tasrok yang juga merupakan sopir Dodi.
Adapun korban yang selamat adalah Zanette Kalila (13) anak kedua Dodi, Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23), yang merupakan pembantu rumah tangga. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)