TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Partai Demokrat, Rachland Nashidik angkat suara soal pidato calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang viral dengan istilah 'tampang Boyolali',
Hal ini diungkapkan Rachland Nashidik melalui Twitter miliknya, @RachlanNashidik, Senin (5/11/2018).
Ia menganggap bahwa istilah dalam pidato Prabowo tersebut dianggap buruk, maka yang perlu dilakukan Prabowo adalah meminta maaf.
Sementara untuk dilaporkan sebagai kasus pidana, Rachland menganggap hal itu terlalu berlebihan.
Dikarenakan menyebabkan kerugian seseorang untuk berdemokrasi menyampaikan pendapat.
"Mempolitisir becandaan "Tampang Boyolali" itu gak apa-apa. Pak Prabowo tinggal bilang maaf, tak bermaksud buruk.
Membuatnya jadi kasus pidana, seolah itu "ujaran kebencian", nah, itu berlebihan dan gak berdasar.
Sebenarnya bahkan merugikan kebebasan sipil dan demokrasi kita," kicau Rachland Nashidik.
• Jubir Prabowo-Sandiaga Sebut Penggunaan Istilah Tampang Boyolali adalah Kritik Ketimpangan Sosial
Sementara itu, atas pidato Prabowo yang menuai polemik, warga Boyolali pun menggelar aksi 'Boyolali Bermartabat', Minggu (4/11/2018).
Dalam aksi tersebut, hadir pula Bupati Boyolali, Seno Samodro.
Melalui video yang beredar di YouTube, Seno memberikan pidato di depan para aksi 'Boyolali Bermartabat'.
Seno menghimbau masyarakat Boyolali untuk tidak menganggap serius ucapan Prabowo.
Namun, dirinya juga tak melarang masyarakat yang ingin turun ke jalan dan menggelar aksi, meskipun tetap dibatasi hingga pukul 23.00 WIB.
"Nyinyir itu jangan ditanggapi dengan serius tapi kita sudah sepakat dengan bermartabat yaitu dengan tidak memilih Prabowo, sekali lagi yang mau ke jalanan silahkan tertib hanya sampai jam 11 (malam)," ujar Seno.
• Setelah Komentari Bahasa Inggris Prabowo, Bule Kanada Sebut Bahasa Inggris Fadli Zon Bikin Pusing
Walaupun ada gurauan atau nyinyiran soal Boyolali, Seno berharap hal itu tidak membuat masyarakat Boyolali tersulut emosi.
Menurutnya, hal itu bisa disikapi dengan aksi yang lebih bermartabat.
"Walaupun ada nyinyir terhadap Boyolali ya sudah, wong pak tani melampiaskan rasa unek-uneknya pada pidato Prabowo mau macul (mencangkul) tambah cepet ya gak papa, sing ngegas neng dalan (yang ngegas di jalan) ngeng-ngeng-ngeng monggo (silakan) tak batesi jam 11," tambahnya.
Seno menganggap pernyataan dari Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra ini membuat Boyolali semakin terkenal.
"Semua ada aturannya, Boyolali yang makin tumbuh makin indah tidak saja hanya untuk Boyolali, kota-kota di sekitar Boyolali kalau malam minggu udah ke sini, wong udah dibuatin menara Eiffel, patung Liberty, patung miring Pisa itu lo, yang kerso (mau) hadir di sini mari kita hadapi dengan bermartabat," ujar Seno.
Ia juga menganggap bahwa tidak perlu ada tindakan yang berlebihan dalam menanggapi perkataan Prabowo.
"Ndadak nganggo (apa harus pakai) surat pernyataan Prabowo kita cekal ke Boyolali, Prabowo tidak boleh cek in ke Boyolali, kayak gini ya dianggep dagelan gini wae (aja) oke. Masalah nyinyir ini dilaporkan ke Bareskrim Polda Metro Jaya yo monggo (silakan), neng rak gur ndawak-ndawakne (tapi hanya malah memperpanjang) masalah, untunge yo opo," ujarnya. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)