Breaking News:

Pesawat Lion Air Jatuh

RS Polri Sediakan Terapi Oksigen Hiperbarik Secara Gratis Demi Keselamatan Penyelam Lion Air JT 610

Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur menyediakan terapi oksigen hiperbarik gratis kepada para penyelam yang mengevakuasi pesawat Lion Air JT610

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
DOC.BASARNAS
Personel Basarnas melakukan penyelaman untuk mencari korban pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di laut utara Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur menyediakan terapi oksigen hiperbarik gratis kepada para penyelam yang membantu mengevakuasi pesawat Lion Air JT 610.

Hal ini diungkapkan Penanggungjawab Pelaksanaan Terapi Hiperbarik RS Polri Kramat Jati, AKBP Karjana, Senin (5/11/2018).

"Kami mengimbau seluruh penyelam untuk melaksanakan terapi hiperbarik, sebagai dukungan operasional penyelamatan Lion Air kami berikan gratis," ucap dia seperti dikutip dari TribunJakarta.com.

Kepala Basarnas M Syaugi Menangis di Depan Keluarga Korban Lion Air JT 610: Saya Tidak Menyerah

Karjana mengungkapkan, terapi hiperbarik dilakukan guna mengantisipasi dekompresi.

Selain itu, terapi hiperbarik merupakan Standar Operasional Prosedural (SOP) yang harus dilakukan para penyelam sebelum melakukan tugasnya.

"Terapi oksigen hiperbarik ini bisa diaplikasikan sebelum penugasan penyelaman dan bisa juga setelah beberapa kali penyelaman," ucap Karjana.

Dekompresi, kata Karjana, terjadi karena adanya ada perbedaan tekanan yang terjadi saat seorang menyelam.

Akibatnya, nitrogen dalam darah akan berikatan dengan gas lain sehingga dapat menimbulkan penyumbatan pembuluh darah bahkan bisa mengakibatkan kematian mendadak.

"Seorang penyelam tidak boleh mendadak turun ke kedalaman tertentu dalam waktu singkat, apabila dilanggar bisa menimbulkan penyakit dekompresi," ujar dia menambahkan.

7 Fakta Terbaru Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, 14 Jenazah Terindentifikasi

Sebelum melakukan terapi hiperbarik, Karjana mengatakan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para penyelam.

Di antaranya seperti pendataan identitas, riwayat penyakit, riwayat penyelaman, dan penerbangan, hingga rontgen foto toraks.

"Kalau belum memenuhi syarat kita tunda. Misalnya kalau ada gangguan batu pilek, kita tunda sampai dua-tiga hari sembuh baru bisa dilakukan terapi oksigen hiperbarik," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com.

Setelah itu, lanjut Karjana, penyelam akan ditempatkan di sebuah ruangan atau chamber yang nantinya akan disalurkan oksigen murni ke dalam tubuhnya.

Jaksa Jodi, Korban Lion Air PK-LPQ Pilih Penerbangan Paling Pagi Demi Ikut Upacara Sumpah Pemuda

"Lama terapi hiperbarik itu dilakukan kurang lebih dua jam. Jadi seseorang klien akan dimasukkan ke dalam ruang udara oksigen yang bertekanan tinggi. Setelah itu nanti oleh petugas chamber akan diarahkan sesuai SOP yang berlaku," sambungnya.

Untuk itu, dirinya mengimbau kepada para penyelam, baik dari Basarnas, relawan, dan Polair untuk segera menjalani proses terapi hiperbarik.

Keluarga Korban Lion Air JT 610 Diajak Ikuti Upacara Tabur Bunga di Perairan Karawang

Sampai saat ini tercatat sudah ada 19 orang penyelam dari Polair yang melakukan terapi hiperbarik di RS Polri Kramat Jati sejak Minggu (4/11/2018).

Sebelumnya diberitakan, seorang penyelam relawan bernama Syachrul Anto meninggal karena decompression sickness atau penyakit dekompresi ketika melakukan evakuasi pesawat Lion Air JT 610, Jumat (2/11/2018). (*)

Tags:
Korban Lion Air JT 610Pesawat Lion Air JT-610Pesawat Lion AirPenyelam Meninggal saat Evakuasi Lion Air
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved