Terkini Nasional

PLN Merugi Rp 18,4 Triliun Kuartal III, Ini Kata Menteri Rini Soemarno

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri BUMN Rini Soemarno saat acara penandatanganan kerjasama antara Garuda Indonesia dengan BRI, BNI, dan Bank Mandiri di Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016). TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNWOW.COM - Perusahan listrik negara, PLN mengalami kerugian di kuartal III.

Hal ini disebabkan karena anjloknya nilai tukar rupiah ke kurs dollar.

Dikutip TribunWow.com dari tayangan TvOneNews, Kabar Pasar, menanggapi hal tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan kondisi cash flow PLN masih aman.

"PLN itu punya kewajiban dengan dollar, seringkali kontrak dengan IPP, dengan independent power supplier itu dalam dollar sehingga saatnya nanti melakukan pembayaran atau pinjaman jangka panjang misalnya, kalau kursnya seperti ini maka akan terjadi lost seperti itu."

"Kalau sekarang gak terjadi, hanya unrealized jadi hanya dicatat di buku, kalau sekarang saya bayar segini, jadi belum realized, jadi keadaan PLN itu sehat, secara cash flow, bagaimana cash flow-nya masih sehat," ujar Menteri Rini, Senin (5/11/2018).

Soal Infrastruktur, Jokowi: Mengelola Negara Beda dengan Bisnis, Bukan Hanya Untung-Rugi

Diketahui, pada kuartal III, PLN mendapatkan pendapatan usaha sebesar Rp 200,9 triliun.

Semenatra untuk laba setelah subsidi sebanyak Rp 16,6 triliun.

Dan kerugian berada pada rugi bersih tahun berjalan yang mencapai Rp 18,4 triliun.

Lihat videonya:

Selain itu, Rini juga menjelaskan, penyebab membengkaknya kerugian PLN adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Dia menyebutkan, kerugian tersebut hanya hitam di atas putih.

Lantaran utang atau kewajiban yang dimiliki PLN tidak jatuh tempo dalam waktu dekat, yang dikutip dari Kompas.com, Senin (5/11/2018). (TribunWow.com/Tiffany Marantika)