Pesawat Lion Air Jatuh

Info Terkini Lion Air JT 610 Pasca Jatuh Minggu Lalu, Identifikasi Korban hingga Data Kotak Hitam

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi water salute menyambut kedatangan pesawat baru B737 MAX 8 Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (4/7/2017).

TRIBUNWOW.COM - Telah terhitung hari kedelapan sejak jatuhnya pesawat Lion Air JT PK-LQP dengan nomor rute penerbangan 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018).

Pesawat Lion Air JT610 lepas landas pukul 06.20 WIB, Senin (29/10/2018), dari Bandara Soekarno-Hatta, membawa 189 orang, yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi dengan 2 Pilot dan 5 pramugari, dilansir TribunWow.com dari Tribunnews, Senin (29/10/2018).

Sekitar pukul 06.31 WIB, Pilot Pesawat Lion Air menghubungi ATC Soekarno-Hatta menyatakan mengalami kendala dan meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta.

Tepat pukul 06.33 WIB, Air NAV menyatakan hilang kontak dengan Pesawat Lion Air JT 610.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.

Tanggapi Penyidikan Lion Air, Hotman Paris: Maskapai Sudah Memenuhi Syarat Ditetapkan Tersangka

Hingga hari Senin, (5/11/2018), berikut sejumlah informasi dari tim evakuasi hingga tim investigasi Lion Air JT 610:

1. Dari 189 penumpang, telah teridentifikasi 14 orang

Brigjen Arthur Tampi Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri mengatakan jenazah penumpang Lion Air JT 610 ditemukan dalam keadaan tidak utuh, dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, (29/10/2018).

"Tak ada satupun dari yang kita terima ini yang berupa jenazah utuh," lanjutnya.

Karena itu, kata Athur Tampi, yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi, dan yang paling mungkin adalah identifikasi dengan DNA, karena identifikasi lain, dengan sidik jari dan foto gigi, tidak mungkin.

Sementara menurut Tim DVI Polri, telah ada sebanyak 189 sampel fisik khas korban sebelum tewas (antemortem) yang diambil dari keluarga penumpang Lion Air untuk diambil sample DNA.

Hingga Senin, (5/11/2018), terhitung satu minggu sejak tragedi jatuhnya Lion Air, telah berhasil diidentifikasi total sebanyak 14 penumpang oleh Tim DVI RS Polri Kramatdjati.

Yakni, Rohmanir Pandi Sagala (23 tahun/ laki-laki), Dodi Junaidi (40 tahun/ laki-laki), Muhamad Nasir (29 tahun/ laki-laki), Janry Efriyanto Sianturi (26 tahun/ laki-laki), Karmin (68 tahun/ laki-laki), Harwinoko (54 tahun/ laki-laki), serta Verian Utama (31 tahun/ laki-laki).

Kemudian, Chandra Kirana (29 tahun/ laki-laki), Moni (41 tahun/ perempuan), Hizkia Jorry Saroinsong (23 tahun/ laki-laki), Endang Sri Bagusnita (20 tahun/ perempuan), Wahyu Susilo (31 tahun/ laki-laki), Fauzan Azima ( 25 tahun/ laki-laki), serta Jannatun Cintya Dewi (24 tahun/ perempuan).

Konferensi Pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (3/11/2018) (Tribunnews.com/Rina Ayu)

2. Lion Air berikan santunan keluarga penumpang Rp 1,33 miliar

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Senin (5/11/2018), Captain Daniel Putut, Managing Director Lion Air Group mengatakan, ketetapan jumlah asuransi yang diterima keluarga korban mengacu pada Permenhub Nomor 7 Tahun 2011.

"Seperti yang disampaikan sesuai Permenhub Nomor 7, bahwa bila ada penumang yang meninggal karena kecelakaan, maka maskapai akan memberikan asuransi sebesar Rp 1,25 miliar," ujar Daniel di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (4/11/2018).

Kembali Soroti Lion Air, Hotman Paris Didatangi Keluarga Korban dan Sebut Pihak yang Perlu Diperiksa

Ditambah dengan ganti rugi untuk bagasi sebesar Rp 4 juta.

Uang tunggu bagi para keluarga korban yang menanti di Posko Hotel Ibis sebesar Rp 5 juta.

Biaya pemakaman juga akan ditanggung Lion Air Group sebesar Rp 25 juta.

Sehingga total dana santunan yang akan diterima pihak ahli waris sebesar Rp 1,33 miliar.

3. Data kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) telah diunduh

Kota hitam atau black box Flight Data Recorder (FDR) yang berhasil ditemukan pada Kamis (1/11/2018), datanya telah terunduh.

Hal itu diungkapkan Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, saat konferensi pers di kantor KNKT, Jakarta, Minggu (4/11/2018).

"Update dari lab black box KNKT bahwa FDR telah berhasil di‑download," ujar Nurcahyo.

FDR tersebut berisi data penerbangan selama 69 jam terakhir, yang terdiri dari 19 penerbangan.

Sebelumnya, Kondisi memori FDR disebut perlu dibersihkan karena basah dan terdapat residu garam.

Pembersihan dan pengeringan dilakukan dengan memasukan ke dalam oven secara hati‑hati agar tidak merusak data dalam memori.

Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan bagian dari Black Box Pesawat Lion Air PK-LQP ditunjukan di dalam Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Flight Data Recorder (FDR) Pesawat Lion Air PK-LQP ditemukan oleh penyelam dari Batalion Intai Amfibi TNI AL. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Dan untuk bagian kotak hitam yang berisi data rekaman percakapan pilot dan copilot atau Cocpit Voice Recorder (CVR), pasukan Intai Ampifi dan Denjaka masih diterjunkan untuk mencarinya, dilansir Kompas.com, Sabtu (3/11/2018).

Ada 46 personel gabungan dari Pasukan Intai Amfibi dan Denjaka yang diterjunkan dalam proses penyelaman ini.

4. Tiga negara dilibatkan dalam investigasi penyebab Lion Air jatuh

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Senin (5/11/2018), tiga negara yang kini terlibat dalam investigasi bersama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tersebut adalah Amerika, Australia dan Singapura.

Amerika dilibatkan lantaran negara asal produsen pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan maskapai penerbangan Lion Air tersebut.

Karena ada aturan harus terlibatnya negara perakit dan yang membuat desain pesawat itu terdapat pada ketentuan organisasi penerbangan sipil internasional atau International Civil Aviation Organization (ICAO) Annex 13, seperti yang diungkapkan Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo.

Kemudian, negara Indonesia yang bertanggung jawab menyelesaikan investigasi penyebab jatuhnya pesawat karena merupakan negara lokasi jatuhnya pesawat dan negara asal dari maskapai penerbangannya, yakni Lion Air.

Dan Singapura, ikut terlibat dalam investigasi karena berperan memberikan bantuan berupa alat mencari jejak black box.

Masih berdasarkan aturan ICAO Annex 13 negara yang memberikan bantuan fasilitas diizinkan untuk ikut dalam proses investigasi.

"Karena negara yang membantu dan meberikan fasilitas menurut ICAO Annex 13 diizinkan berpartisipasi di dalam investigasi," papar Nurcahyo.

Yakni Australia yang memberikan bantuan alat, dan investigator mereka akan terlibat pada proses pemindahan data dari black box.

Segini Jumlah Uang Asuransi yang Akan Diberikan Lion Air untuk Korban JT610

5. Bagian pesawat yang telah ditemukan

Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan Tim SAR Gabungan telah menemukan beberapa bagian pesawat sampai hari ketujuh evakuasi pesawat Lion Air JT 610 pada Minggu (4/11/2018) sekira pukul 12.00 WIB, dilansir Tribunnews, Minggu (4/11/2018).

Bagian pesawat tersebut antara lain bagian dari mesin atau turbin pesawat, roda pesawat namun belum lengkap, kulit luar pesawat, serta puing-puing pesawat.

"Untuk body, sampai saat ini belum ditemukan. Yang ditemukan hanyalah skin atau kulit dari body pesawat. Jadi kalau kalian tahu body pesawat itu panjang, besar ada rangka-rangkanya itu belum kita lihat.

Yang kita lihat itu hanya skinnya, kulitnya. Jadi belum ditemukan sampai sekarang," kata Syaugi.

Petugas dari kesatuan komandan pasukan katak (Kopaska) melakukan patroli di lokasi kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Pantai Tanjung Pakis, Jawa Barat, Selasa (30/10/2018). ((KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG))

6. Perncarian diperpanjang

Hingga Senin (5/11/2018), tim SAR Gabungan terus menyisir perairan Karawang untuk menemukan puing-puing atau jenazah penumpang.

Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan tim SAR Gabungan telah memutuskan masa pencarian dan evakuasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Minggu (24/10/2018).

Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil evaluasi peninjauan langsung ke lokasi pencarian, rapat dengan beberapa staf, dan masukan dari lapangan.

"Jadi kami putuskan operasi evakuasi diperpanjang 3 hari sejak besok. Hari ini hari ketujuh, kita tambah 3 hari lagi. Mudah-mudahan dengan tiga hari ini, dengan sinergitas yang tinggi bisa segera menyelesaikan operasi ini," kata Syaugi.

Alasan perpanjangan masa pencarian dan evakuasi tersebut, kata Syaugi, antara lain adalah masih banyaknya jenazah yang ditemukan sampai hari ini, Minggu (4/11/2018).

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)