Pesawat Lion Air Jatuh

Kepala Basarnas Sebut Sinyal CVR Black Box Lion Air PK-LQP Mulai Terdengar

Penulis: Maria Novena Cahyaning Tyas
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabasarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat Lion Air PK-LQP di atas Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari black box tersebut ditemukan penyelam TNI Angkatan Laut dari reruntuhan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober lalu.

TRIBUNWOW.COM - Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi, menyatakan bahwa sinyal CVR kotak hitam Lion Air PK-LQP mulai terdengar.

Melansir dari KompasTV, Minggu (4/11/2018) M Syaugi menuturkan bahwa sinyal CVR mulai terdengar melalui alat ping detector yang dimiliki oleh Kapal Tankboat Victory milik Pertamina.

Kendati demikian, sinyal yang tertangkap oleh ping detector tergolong sangat lemah dan berlokasi tak jauh dari Kapal Tankboat Victory.

Oleh sebab itu, tim penyelam gabungan dari TNI, Polri, Basarnas dan relawan tengah melakukan pencarian CVR di titik dimana sinyal yang diduga CVR itu terdengar.

Selain AS, Tim KNKT Singapura juga Bantu Pencarian CVR Black Box Lion Air PK-LQP

"Tadi pagi kita sudah mendengar, suara ping yang satu ini (CVR), walaupun agak lemah, tidak jauh dari Kapal Victory ini," tutur M Syaugi.

"Kita mendengar itu ada di buritan kiri belakang dari kapal, kurang lebih jaraknya 50 meter," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, black box atau kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, telah ditemukan, pada Kamis (1/11/2018), sekitar pukul 10.00 WIB.

Dilansir TribunWow.com dari siaran Breaking News KompasTV, Kamis (1/11/2018), black box atau kotak hitam itu ditemukan oleh anggota penyelam TNI AL, Sertu Marinir Hendra Saputro, di kedalaman sekitar 30 meter.

Sambil Menangis, Adik Penumpang Lion Air PK-LQP Cerita, Ia dan sang Kakak Harusnya 1 Pesawat

Black box saat ini sudah dibawa oleh KM Baruna Jaya 1 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Jurnalis KompasTV, Iryanda Mardanuz dalam laporan tersebut mengatakan, proses pemindahan dilakukan dengan sangat hati-hati.

Kotak hitam yang dipindahkan, tidak boleh diangkat dari dalam air.

Karena itu, dalam pemindahannya diperlukan kotak berisi air agar kotak hitam ini tetap terendam dan bisa berfungsi.

Menurut Wakil Kepala KNKT Haryo Satmiko, bagian black box yang ditemukan adalah FDR (flight data recorder) sedangkan bagian lainnya, CVR, masih dalam proses pencarian.

Breaking News: Pesawat THRAS PK-ELB Jatuh di Kebun Sawit Kalbar, Sayap dan Roda Patah

FDR merupakan bagian black box yang merekam hal-hal penting terkait penerbangan, misalnya kecepatan, ketinggian, percepatan vertikal, dan aliran bahan bakar.

Sedangkan CVR merekam interaksi kru satu sama lain serta kontrol lalu lintas udara.

Black box wajib ada untuk penerbangan komersial atau pesawat perusahaan.

Alat perekam ini biasanya disimpan di ekor pesawat terbang, karena dianggap paling aman jika terjadi kecelakaan. (*)