TRIBUNWOW.COM - Tas berwarna hitam yang dibawa Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) Jokowi saat berkunjung ke rumah Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/9/2018) silam sempat menjadi sorotan.
Saat turun dari mobil, seorang Paspampres berbatik cokelat nampak membawa tas jinjing hitam, tak lama kemudian Jokowi menyusul.
Paspampres terlihat membawa tas hitam tersebut ke dalam rumah Gus Dur, sementara itu melihat kedatangan Jokowi, Yenny Wahid langsung menyambut.
Tas hitam tersebut menjadi perbincangan di media sosial Twitter.
Pengguna Twitter menduga-duga isi dari tas hitam yang dibawa Paspampres Jokowi itu.
Yenny Wahid akhirnya buka suara terkait isi dari tas tersebut.
• Maruf Amin Dikritik Terlalu Tua untuk Pimpin Negara, Jusuf Kalla: Mahathir Lebih Tua
Hal itu disampaikan Yenny Wahid saat menjadi narasumber di acara E-Talkshow TV One, pada Jumat (26/10/2018).
Awalnya sang pemandu acara, Wahyu menayangkan foto dan video saat Paspampres Jokowi membawa tas hitam itu.
Ia langsung bertanya kepada Yenny Wahid, soal isi tas hitam tersebut.
"Sempat viral," kata Wahyu dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube TV One, pada Sabtu (27/10/2018).
"Apa itu?"
"Bawa apa itu?" tanyanya.
Yenny Wahid justru kembali bertanya kepada Wahyu sambil tertawa.
"Tahu isinya apa?" ucap Yenny Wahid.
"Lah iya itu apa isinya," imbuh Wahyu.
Yenny Wahid berseloroh tas tersebut berisi senjata yang akan digunakan Paspampres apabila ada pihak yang berusaha menganggu Jokowi.
"Itu kalau ada yang macem dar der dor dar der dor," kata Yenny Wahid.
"Itu kan prototipenya presiden," tambahnya.
Wahyu mengatakan banyak pihak yang mengira tas hitam tersebut berisi uang.
"Itu katanya isinya duit," kata Wahyu.
Yenny Wahid menegaskan hal tersebut tidaklah benar.
"Ini lah orang Indonesia kok senangnya hoaks-hoaks gitu," ucap Yenny Wahid.
Walau begitu Yenny Wahid mengaku tak tahu pasti apa isi tas hitam itu.
Namun dirinya secara pribadi menduga tas tersebut berisi senjata ataupun benda kebutuhan Jokowi.
"Itu kan isinya senjata pak," ucap Yenny Wahid.
"Saya menduga itu senjata atau yang berhubungan dengan kebutuhan presiden," tambahnya.
• Erick Thohir Mundur dari Presiden Inter Milan, Bagaimana Saham yang Dimilikinya?
Ia lantas menyindir pihak yang menyebut isi tas tersebut adalah uang.
"Aduh orang yang mikir kaya gitu pikirannya hanya uang saja, kalau kita enggak biasa begitu," ucap Yenny Wahid.
Terpisah mundur dari posisi sebagai Direktur Wahid Institute.
Itulah yang dilakukan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid yang akrab disappa Yenny Wahid, agar lebih fokus dalam membantu Presiden Joko Widodo memenangi Pilpres 2019.
Putri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga menyebut penguduran dirinya tersebut agar Wahid Institute tetap dapat menjaga ruh netralitasnya.
"Mengapa saya sampai harus mundur dari Wahid Foundation atau Wahid Institute, yaitu untuk menjaga netralitas lembaga sendiri. Jadi anak anak (pengurus yang lain) yang jalan. Saya nggak ikut lagi," kata Yenny, di Jakarta, Sabtu (13/10/2018) kemarin.
Setelah melepas jabatan itu, Putri kedua Gus Dur itu akan terjun langsung mengumpulkan dukungan bagi pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.
"Saya pasti all out untuk kemenangan Pak Jokowi," jelasnya.
Mundurnya Yenny dari Wahid Institute diharapkan dapat diikuti anggota lain yang ingin terjun ke dunia politik.
Alasannya, Wahid Institute sangat menjunjung moralitas.
"Kalau ada kawan-kawan Wahid Foundation mau berpolitik, ya keluar, non aktif. Itu cara kami untuk menjaga keseimbangan masyarakat," katanya.
Ia berharap dukungan kelompok Gusdurian solid kepada pasangan Joko Widodo Ma'ruf Amin.
"Saya sebagai timses (tim sukses) nomor satu ya tentunya berharap dukungan kepada beliau. Kami akan berusaha keras untuk memastikan dukungan tapi tidak dengan cara vulgar," kata Yenny di Hotel Aryaduta, Jakarta.
Ia menerangkan ada beberapa jaringan organ politik di bawah Gusdurian, seperti jaringan santri, jaringan milenial, jaringan alumni Timur Tengah, jaringan pemuda dan profesional, serta jaringan perempuan.
"Alhamdulillah lumayan, kan banyak sekali organ organ politik Gusdurian, banyak sekali. Itu yang bergabung, sampai sekarang permintaannya tambah lagi. Silakan," jelas dia.
Diungkapkan, mendekati para pengagum Gus Dur itu adalah menggunakan cara cara lebih halus.
• Tak Mau Terlena, Erick Thohir Tidak Ingin Jokowi-Maruf Bernasib seperti Mike Tyson
"Rakyat Indonesia itu sudah punya kebijaksanaannya masing masing. Mereka ngerti kok suara hatinya itu bisa disentuh, nggak mesti menggunakan cara vulgar," katanya.
Namun ia menegaskan, secara kelembagaan jaringan Gusdurian tidak memiliki arah politik tertentu.
Tetapi, orang orang didalamnya boleh menentukan arah politiknya secara bebas dan terbuka.
"Nama jaringan Gusdurian sebagai sebuah lembaga tidak boleh berpolitik. Tetapi orang orang yang berada di jaringan Gusdurian itu boleh masuk ke sini dan harus nonaktif dari jaringan Gusdurian," ucap Yenny.
Namun Yenny Wahid enggan bergabung Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Nggak, saya di luar (TKN) saja. Meski begitu saya tetap komunikasi dikit-dikit dengan TKN," ujarnya.
Lihat videonya di sini:
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tas Hitam Jokowi saat Datang ke Rumah Gus Dur Sempat Jadi Sorotan, Yenny Wahid Akhirnya Buka Suara