TRIBUNWOW.COM - PT Kiat Mahaesa Wintor Indonesia (KMWI) dan PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD) berencana memproduksi massal sebanyak 15.000 unit kendaraan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes).
Produksi kendaraan yang akrab disebut mobil Esemka itu akan dimulai pada Januari 2019.
Diketahui, kendaraan AMMDes itu merupakan produk mobil Esemka generasi III dengan merek KMW (Kiat Mahesa Wintor).
• Disinggung soal Mobil Esemka, Jokowi: Tugas Pemerintah Hanya Mendorong
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, produksi mobil Esemka generasi III itu akan dilakukan di dua tempat, yakni di Citeureup, Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
"Rencananya kita produksi 15.000 unit," kata Presiden Komisaris KMWI dan KMWD Sukiyat di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018).
Sukiyat mengatakan, serangkaian uji coba hingga mengikuti pameran kendaraan sudah dilakukan untuk mendukung proses produksi kendaraan itu.
"Uji coba kendaraan ini sudah kita lakukan sejak tiga tahun di Bogor. Ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kendaraan. Jangan sampai nanti merugikan konsumen," jelas dia
Menurutnya, memproduksi kendaraan tidak semudah yang dibayangkan karena perlu memikirkan banyak hal.
"Jadi, bikin kendaraan itu tidak semudah membikin pisang goreng. Ada tanggung jawabnya, dan keamanan bagaimana nanti supaya safety, supaya baik karena ini membawa nama besar bangsa kita," ujar Sukiyat.
• Soal Mobil Esemka, Jokowi: Tentu Bukan Presiden yang Buat Pabrik dan Bikin Mobil Sendiri
Sukiyat menegaskan, proses produksi massal kendaraan AMMDes tidak ada unsur politis tapi lebih untuk menjawab kebutuhan di masyarakat.
Dikatakannya, kendaraan ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pengupas padi (gabah), pemutih beras, pengairan, pembuatan pelet dan lain-lain.
Sehingga bisa memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat di pedesaan.
"Ini alat untuk membantu masyarakat. Karena saya dibesarkan dari keluarga petani, saya tahu apa yang dipergunakan nantinya"
"Supaya para petani mendapatkan tambahan hasilnya. Jadi, tidak ada unsur politik," ungkap dia.
Untuk diketahui, kendaraan berbasis pikap ini memiliki dimensi panjang 358 cm, lebar 137 cm, dan tinggi 190 cm.
Sedangkan kapasitasnya hanya mampu menampung dua orang di ruang kokpit.
Sumber tenaga berasal dari mesin diesel yang digadang-gadang memiliki tenaga sebesar 16 hp untuk disalurkan pada penggerak roda belakang dengan differential lock system.
Sudah Dapat Restu dari Presiden Jokowi
Sukiyat menambahkan, dirinya sudah melakukan komunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait produksi massal 15.000 unit kendaraan AMMDes itu.
Komunikasi tersebut dilakukan Sukiyat ketika Presiden Jokowi menjenguk dirinya yang saat itu sedang dirawat di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada 14 September lalu.
"Sudah ada pembicaraan (dengan Pak Jokowi) waktu di RS Bethesda. Beliau juga tengok saya waktu sakit," kata Sukiyat.
Sukiyat mengaku dirinya sakit dan dirawat di RS Bethesda saat itu karena memikirkan agar mobil Esemka generasi III itu bisa diproduksi secara massal.
"Saya itu sakit karena ingin mewujudkan AMMDes ini bisa diproduksi massal," ungkapnya.
• Soal Dana Kelurahan, Jokowi: Jangan Kaitkan Ini dengan Politik, Hidup Tak Semata tentang Politik
Pemerintah Hanya Mendorong
Presiden Jokowi juga sempat membahas mobil Esemka.
Dirinya mengatakan, bahwa tugas pemerintah terkait mobil Esemka hanyalah mendorong.
Hal itu ia sampaikan melalui akun Instagramnya, @jokowi, pada Kamis (25/10/2018).
"Sejak jadi Wali Kota Solo sampai jadi Presiden, para jurnalis tetap menanyai saya mengenai perkembangan mobil Esemka. Kemarin pun saya ditanyai soal ini.
Begini. Mobil Esemka dulu itu produk uji coba dari anak-anak SMK di Surakarta dibantu oleh beberapa teknisi dari perusahaan-perusahaan besar. Sebagai wali kota tentu saya mendorong upaya anak-anak kita ini, termasuk mendukung agar Esemka bisa berlanjut ke tahap berikut seperti uji emisi dan mendapatkan status layak jalan.
Selanjutnya, setelah memenuhi sejumlah aspek, Esemka akan beralih menjadi properti industri yang tak terkait dengan pemerintah.
Tugas pemerintah hanya mendorong, tidak ada kaitannya dengan kepentingan apa pun. Setelah jadi ya diserahkan kepada industri. Seperti saat ini, Esemka sudah dikerjakan dan dikembangkan penuh oleh industri tanpa campur tangan pemerintah dalam proses produksinya. Tentu bukan Presiden yang buat pabrik sendiri dan bikin mobil Esemka sendiri," tulis Jokowi.
(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)