Pilpres 2019

Minta Capres Adu Narasi, Fahri Hamzah: Prabowo dan Jokowi Harus Memberi Arah ke Mana 2019-2024

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENCABUTAN NO URUT - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ketika pencabutan nomor urut Capres dan Cawapres Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9). Jokow-Ma'aruf Amin mendapat No 01, sementara Prabowo-Sandi No 02.

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, memberikan pandangannya soal penyelenggaraan kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah melalui laman Twitter @Fahrihamzah, Minggu (21/10/2018).

Menurut Fahri Hamzah, rakyat Indonesia masih memerlukan adu narasi antar calon presiden (capres).

Ini ditujukan agar rakyat tahu apa yang diharapkan dari kedua kandidat capres untuk Indonesia di periode 2019-2024 mendatang.

Menurutnya, hal ini menjadi penting karena jika tidak dilakukan, maka pilpres 2019 ini menjadi mirip dengan tawuran.

4 Tahun Jokowi-JK, Pengamat Politik Menilai Sejumlah Program Nawacita Belum Terlaksana dengan Baik

"Rakyat masih memerlukan pertandingan #NarasiCapres sehingga kita akan mendengar pak @prabowo dan pak @jokowi memberi arah kita mau Kemana 2019-2024 setidaknya.

Dan rakyat ingin mereka bersahutan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Sebab jika tidak #Pilpres2019 ini jadi mirip tawuran.

Mubazir waktu kita untuk nonton tawuran anak SMA dan tawuran antar warga Social media antara rakyat Republik kampret dan cebong.

Di antara tema perkelahiannya adalah tentang siapa yang bohong dan siapa menebar HOAX.

Semua itu dilakukan dalam keadaan bohong dan HOAX.

Sementara rakyat; apa jaminannya rakyat akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi yg lebih tinggi?

Keadilan yang sama?

Harga-harga yang lebih murah, pendapatan yang lebih tinggi, jaminan hidup, kesehatan, pendidikan dll yang lebih baik?

Dan apa jaminan rakyat takkan dibohongi?

Mari kita ajak @KPU_ID dan semua penyelenggara #Pemilu2019 agar suasana lebih menguntungkan bagi rakyat.

Jangan bikin tempat bagi kandidat untuk malas dan bersembunyi tanpa mengungkapkan pikiran dan rencana.

Mari bersama!" tulisnya.

Pemkot Bekasi Persoalkan Dana Kemitraan, Anies Baswedan: Provinsi Jawa Barat, Kok Minta ke Jakarta

Kicauan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang berisi pendatangnya soal penyelenggaraan kampanye pemilihan presiden 2019. (Twitter @Fahrihamzah)

Selain Fahri Hamzah, Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak juga memberikan saran terkait adu narasi dalam kampanye Pilpres 2019, 

Dilansir TribunWow.com dari laman Twitter miliknya, @Dahnilanzar, Sabtu (20/10/2018), Dahnil memberi saran kepada KPU agar debat capres dapat digelar di kampus-kampus terpilih.

Debat tersebut, jelas Dahnil, akan diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan mengupas tuntas visi-misi kedua kandidat.

Dahnil juga berpendapat, debat nantinya harus live di televisi-televisi nasional.

Lebih lanjut Dahnil berpendapat, debat nantinya juga tidak perlu menghadirkan para pendukung di satu hotel.

Cuplikan Gol Timnas U-19 Indonesia Vs Qatar, Skor 5-6: Rivaldo Ferre Cetak Hattrick

"Kami mengusulkan Debat Capres yang digelar oleh @KPU_RI digelar dikampus terpilih, diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yg bebas berdialog dan "menguliti" semua visi-misi kandidat,dan live di TV2 nasional, tidak perlu menghadirkan para pendukung disatu hotel. @sandiuno," tulis Dahnil.

Tampak Dahnil Anzar juga mengunggah video pada kicauannya itu.

Dalam videonya, Dahnil menjabarkan usulannya terkait debat capres tersebut.

Menurutnya, debat di kampus adalah bentuk debat capres-cawapres yang ideal.

Dahnil menganggap, usulan yang disampaikannya itu adalah cara yang sangat baik untuk kemajuan demokrasi Indonesia.

"Yang hadir itu adalah akademisi-akademisi dan mahasiswa yang terpilih. Yang mana mereka bukan partisan. Jadi mereka yang menguji. Jadi mereka-mereka ini jadi satu forum, mereka bisa saling berbantahan dengan kandidat.

Ini teman-teman media bisa catat, kami mengusulkan ke KPU bahwa debat kandidat itu harus idealnya digelar di kampus saja.

Jadi cukup di kampus, digelar, enggak perlu mengundang pendukung. Dan saya pikir ini cara yang sangat beradab dan sangat maju untuk demokrasi kita," ujar Dahnil dalam video.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Arief Budiman menyebut pihaknya berencana menggelar debat pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sebanyak lima kali.

Jumlah tersebut sama dengan Pemilu Presiden 2014.

Menurut Arief, belum ada pembahasan detail mengenai mekanisme debat.

Dari lima kali debat, bisa saja tiga kali debat khusus untuk debat capres dan dua kali debat cawapres.

Atau, bisa juga keseluruhannya debat pasangan capres-cawapres.

Jurnalis Media Asing Sebut Todd Rivaldo sebagai Penampilan Individu Terbaik dalam Piala Asia U-19

"Ada dua desain (debat capres). Satu, tiga kali capres, terus dua kali cawapres, misal begitu. Atau bisa juga lima kalinya akan dilakukan barengan semua (pasangan capres-cawapres)," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018).

Sejauh ini, KPU juga belum menyusun jadwal debat Pilpres.

Namun, rencananya debat akan mulai digelar tahun 2019.

"Mungkin debatnya itu di 2019 lah. Januari satu kali, Februari satu kali, Maret satu kali, begitu misalnya. Kemudian nanti April kita bikin dua kali, tiga kali gitu," ujar Arief. (TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)