TRIBUNWOW.COM - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir menanggapi perihal kegiatan politik yang dilakukan di dalam kampus.
Melansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet (setkab.go.id), Rabu (17/10/2018), Menristekdikti menegaskan bahwa semua calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) serta semua yang terkait dalam politik tidak diperbolehkan melakukan kegiatan di dalam kampus.
Menurutnya, hal ini sudah sesuai dengan undang-undang (UU) yang berlaku.
“Kampus bukan tempat untuk kampanye partai politik maupun kampanye calon presiden maupun calon wakil presiden. Ini harus betul-betul dilakukan.
Sehingga kampus betul-betul untuk pengembangan akademik ke depan untuk meningkatkan kualitas sumber daya,” kata Menristekdikti kepada wartawan usai mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/10) sore.
M. Nasir juga meminta agar semua pihak memahami bahwa kampus tidak dilihat dari ranah akademik dan politik melainkan jika seseorang datang ke kampus dan sudah ditetapkan sebagai calon, ini dinamakan 'related party transaction', ada hubungan istimewa.
"Ini kita harus paham betul," tegasnya ketika ditanya kemungkinan terjadi polemik antara ranah politik dan akademik.
Selain itu, Menristekdikti juga menjawab pertanyaan perihal apakah larangan memasuki kampus itu juga berlaku bagi presiden yang memiliki status sebagai capres.
• Alasan UGM Cabut Izin Seminar Sudirman Said di dalam Kampus
Menurutnya, jika Presiden datang ke kampus, kapasitasnya adalah sebagai kepala negara, bukan sebagai capres.
Ia juga mengaku bahwa dirinya selalu mendampingi Presiden Jokowi setiap datang ke kampus, namun tak pernah mendengar Jokowi melakukan kampanye.
“Saya selalu mendampingi presiden dalam hal ini, belum pernah saya mendengar beliau kampanye dalam kampus,” ungkap Menristekdikti.
Kendati demikian, capres dan cawapres bisa saja melakukan kegiatan di dalam kampus, asalkan hal tersebut merupakan permintaan atau undangan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan para calon didatangkan semua.
Diberitakan sebelumnya, seminar bertemakan kepemimpinan kebangsaan yang mengundang Sudirman Said sebagai pembicara dibatalkan oleh pihak Universitas Gadjah Mada (UGM).
Namun Kabag Humas UGM Iva Ariani menegaskan bahwa tidak ada pembatalan dan pembubaran seminar, yang benar adalah pihak kampus tidak mengizinkan seminar diadakan di auditorium.
Hal ini disebabkan karena penyelenggara bukanlah civitas akademika dari Fakultas Peternakan UGM.
"Jadi kami tegaskan tidak ada pembatalan dan pembubaran seminar. Kami tidak memberikan izin seminar itu dilaksanakan di auditorium. Kenapa? Karena penyelenggara bukan civitas akademika dari Fakultas Peternakan UGM," katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Sabtu (13/10/2018).
Untuk menggunakan ruang, kata Iva Ariani, harus memenuhi aturan yang dijalankan fakultas.
Menurut peraturan, ruang boleh digunakan untuk civitas akademika dan berguna untuk pengembangan Tri Dharma.
"Untuk memakai ruang kan fakultas memiliki aturan. Sementara yang menyelenggarakan itu bukan civitas akademika. Ada sebuah kelompok yang memang anggotanya mahasiswa, individu. Jadi ya nggak boleh digunakan," jelasnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Sudirman Said juga angkat bicara mengenai hal ini.
• Seminarnya Dibatalkan, Sudirman Said Sempat Mewanti-wanti Panitia hingga Lanjutkan Diskusi di Warung
Melansir dari Kabar Petang TV One, Sabtu (13/10/2018), ia mengatakan jika ia diberitahu bahwa acara dibatalkan ketika dirinya sudah akan berangkat ke tempat acara, Jumat (12/10/2018).
"Jadi habis salat Jumat menjelang berangkat ke kampus saya diberitahu oleh panitia pak ini kelihatannya ada hambatan."
"Tadi pagi katanya tiba-tiba pihak BEM membatalkan kerjasama, kemudian disuruh keluar surat pernyataan dari BEM bahwa kegiatan itu bukan kegiatan BEM," ujar Sudirman.
Namun, setelah dibatalkan, Sudirman tetap melanjutkan diskusi di sebuah warung dengan sebagian para peserta diskusi.
"Ternyata adik-adik (mahasiswa) kita ini luar biasa, mereka pindahkan acaranya ke warung makan dan separuh lebih peserta tetap bergerak ke warung itu dan acara tetap terselenggara, itulah hebatnya anak-anak meskipun ada halangan tapi tetap berkreasi, itulah aktifis sejati," ujar Sudirman.
Mantan Calon Gubernur Jawa Tengah ini juga mengatakan, dirinya diundang seminggu yang lalu dari rencana terselenggaranya seminar.
"Dari seminggu lalu (diundang), karena saya tidak mengerti yah situasi di UGM, ada undangan ya kita siapin. Dan yang menyelenggarakan itu tidak hanya BEM tapi juga ada beberapa organisasi ektra kampus, jadi saya nganggap ini hal baik dan di mana pun fakultas apapun, kalau kita bicara soal kepemimpinan kebangsaan saya kira baik untuk dikerjakan," ujarnya.
Ketika diundang, Sudirman juga sempat mewanti-wanti pihak panitia terkait status dirinya yang saat ini juga mendaftarkan diri sebagai calon legislatif (caleg) yang juga politikus.
"Saya malah duluan yang mengingatkan pada panitia eh saya ini caleg loh dan juga anggota tim nasional (tim pemenangan Prabowo-Sandiaga), mereka mengatakan tidak apa-apa mas karena kan memang beraktifitas di bidang itu."
"Saya pikir saya juga setuju meskipun kita politisi kan tidak 24 jam jadi politisi, kadang-kadang dosen, kadang-kadang bapaknya anak-anak, masak mentang-mentang politisi gak boleh bicara soal kebangsaan, gak boleh bicara kepemimpinan, jadi saya enteng saja mengerjakan ini," ujarnya. (*)