Kabar Tokoh

Tanggapi Pidato Jokowi di IMF, Rachland Nashidik: Keahlian Presiden Kita Itu Menghibur

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rachland Nashidik dan Jokowi

TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Partai Demokrat, Rachland Nashidik memberikan komentar soal pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di IMF, Bali.

Hal ini diungkapkan Rachland melalui Twitter miliknya, @RachlandNashidik, Minggu (14/10/2018).

Wasekjen Demorkat ini mengatakan jika di samping berpolitik, keahlian Jokowi adalah menghibur.

Dikarenakan, saat berpidato, para tamu IMF banyak yang tertawa dan memuji pidato Jokowi.

Selain pidato di IMF, Rachland juga mengkritisi Jokowi soal janjinya yang akan kembali menstabilkan keadaan di Palu seminggu pasca gempa.

Berikut ini tweet dari Rachland Nashidik yang dikutip oleh TribunWow.com.

Pidato Game of Thrones Jokowi Dapat Banyak Pujian, Fadli Zon: Tentulah, Sudah Dijamu Rp 1 Triliun

"Masih tentang pidato pak @jokowi. Saya yakin, disamping politik, keahlian Presiden kita itu menghibur. Buktinya, tamu-tamu AM IMF-WB yang dimintai komentar, semua sambil tertawa memuji pidato Pak Jokowi. Tak salah lagi, Pak Jokowi berhasil membuat mereka merasa terhibur.

 

Bukti kemampuan Presiden menghibur sebenarnya banyak. Presiden misalnya pernah menghibur mereka yang sangsi atas kinerjanya dalam bidang ekonomi dengan mengatakan pertumbuhan ekonomi akan "meroket". Orang tak akan lupa bagaimana tangan Presiden mengilustrasikan "meroket" itu.

Sebelumnya, saat kampanye, Pak Jokowi menghibur mereka yang terpukau oleh politik ekonomi populis-nasionalistis, dengan mengatakan US Dollar akan jadi cuma Rp. 10 ribu. Indosat akan dibeli balik. Dan jutaan lapangan kerja akan terbuka. Tentu, syaratnya beliau jadi Presiden.

Baru-baru ini, Presiden menghibur bangsa yang berduka akibat bencana alam beruntun, dengan mengatakan pemerintahnya meyakini Palu akan normal dalam sepekan.

Siapa yang tak terhibur oleh janji itu? Sayang, dari Palu setelah itu kita justru mendengar kabar orang mati kelaparan.

 

Tentang ketahanan pangan, Presiden juga pernah pidato berapi-api mengecam kebijakan impor dan rente ekonomi di baliknya.

Tentu mafia pangan mukanya kecut mendengar itu. Tapi para petani dan nelayan tentu terhibur karena menyangka kebijakan Presiden akan memihak nasib mereka.

Kembali pada AM IMF-WB di Bali. Tentu IMF dan WB lega, senang, memuji.

Bukan cuma pidato itu unik, tak terpikir oleh Presiden lain dan tak ada presidennya dalam sejarah dunia. Tapi karena mereka disindir pun tidak. Padahal Presiden pernah pidato tajam mengkritisi IMF dan WB.

Kini hajat kolosal di Bali kelar. Apa hasilnya? Adakah sikap Indonesia atau gagasan Presiden yang diadopsi IMF-WB bagi pengelolaan ekonomi global? Namun sejumlah komitmen ekonomi yang diteken di sana kelihatannya cukup menghibur. Bangsa ini sedang sangat butuh harapan. Apapun.

Tentang bukti keunggulan Presiden menghibur, pembaca bisa menambahi sendiri. Saya cuma mau mengingatkan: fungsi hiburan adalah membuat kita lupa sejenak pada masalah atau kesulitan hidup yang nyata.

Dari sisi membuat lupa itu, Presiden kita sungguh sukses dan banyak jasanya," kicau Rachland.

Kritisi soal Utang, Kwik Kian Gie: Yang Saya Amati Kecenderungan Jokowi Gak Mau Tau Pokoknya Ini

Sementara itu, sebelumnya Jokowi menyampaikan kepada para pemimpin keuangan dunia untuk waspada dan meningkatkan kerja sama dalam menghadapi perkembangan ekonomi global saat ini, Jumat (12/10/2018).

Presiden Jokowi mengibaratkan gejolak perekonomian global yang saat ini sedang berlangsung bak series 'Game of Thrones'.

"Akhir-akhir ini, hubungan antar negara-negara ekonomi maju, semakin lama semakin terlihat seperti “Game of Thrones," ucap kepala Negara itu.

Jokowi pun menjelaskan, kemiripan tersebut karena saat ini negara-negara maju tengah mengalami ketidakselarasan yang menimbulkan peningkatan harga minyak dunia, pergolakan mata uang yang efek negatifnya banyak dirasakan negata berkembang.

"Balance of power dan aliansi antar negara-negara ekonomi maju sepertinya tengah mengalami keretakan. Lemahnya kerjasama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah. Seperti peningkatan drastis harga minyak mentah dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang," jelas Jokowi seperti yang dilansir dari Tribunnews.com.

Mahfud MD Jelaskan soal Negative dan Black Campaign hingga Minta Pelaku Politik Tak Melakukannya

"Dalam serial 'Game of Thrones,' sejumlah Great Houses, Great Families bertarung hebat antara satu sama lain, untuk mengambil alih kendali “The Iron Throne”,"

“Mother of Dragons menggambarkan siklus kehidupan. Perebutan kekuasaan antar para “Great Houses.” itu bagaikan sebuah roda besar yang berputar."

"Seiring perputaran roda, satu Great House tengah berjaya, sementara House yang lain menghadapi kesulitan."

"Dan setelahnya, House yang lain berjaya, dengan menjatuhkan House yang lain."

"Namun yang mereka lupa tatkala para Great Houses sibuk bertarung satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari Utara."

"Seorang evil winter, yang ingin merusak dan menyelimuti seluruh dunia dengan es dan kehancuran," kata Jokowi.

"Dengan adanya kekhawatiran ancaman Evil Winter tersebut, akhirnya mereka sadar, tidak penting siapa yang duduki di “Iron Throne”.

Yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan Evil Winter agar bencana global tidak terjadi. Agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak poranda yang menyengsarakan kita semua," jelas Jokowi. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)