TRIBUNWOW.COM - Nilai Rupiah makin melemah terhadap dolar Amerika yang kian menguat, Senin (8/10/2018) hari ini.
Menurut Bloomberg, pada penutupan perdagangan di pasar spot sore hari ini, rupiah berada di level Rp 15.217 per dollar Amerika Serikat (AS).
Dibuka pada angka Rp 15.193, namun sekitar pukul 14:00 WIB tadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp 15.252.
Rupiah melemah 0,51% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu.
• Rupiah Tembus Rp 15.200 Per Dollar AS, Ferdinand Hutahaean: Terpuruk Di Dasar Bumi
Menanggapi tren pelemahan rupiah ini, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy mengatakan bahwa pelemahan rupiah harus ditanggapi secara proporsional.
Anggota Komisi Keuangan DPR RI ini menganggap kubu oposisi terlalu menanggapi pelemahan rupiah secara berlebih.
Padahal, menurutnya pelemahan rupiah bisa disebabkan berbagai faktor.
Lewat unggahan twitternya, Senin (8/10/2018), Romahurmuziy menyampaikan 18 poin cuitan menanggapi pelemahan rupiah ini.
Dalam poin terakhir, ia mengimbau agar kubu oposisi tidak membawa persoalan pelemahan rupiah ini dengan bumbu-bumbu politik yang justru terkesan menakut-nakuti masyarakat.
• Ketua DPRD DKI Jakarta Minta Ratna Sarumpaet Kembalikan Uang Saku ke Cile Pemberian Pemprov
Berikut cuitan Romahurmuziy selengkapnya seperti dilansir TribuWow dari Twitter @MRomahurmuziy:
PELEMAHAN RUPIAH HARUS DITANGGAPI SECARA PROPORSIONAL
1. Pelemahan rupiah ditanggapi berlebihan rekan2 oposisi. Faktanya Rp melemah dipengaruhi tekanan global spt kenaikan suku bunga acuan AS, perang dagang AS-China, harga minyak yg naik & gejolak politik di eropa & timur tengah
2. Fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik, ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi stabil di 5%, dan inflasi terjaga rendah meskipun diakui ada defisit transaksi berjalan.
3. Rupiah memang melemah sekitar 11% sejak awal tahun 2018, namun dibandingkan Negara lain seperti Brazil, Argentina dan Turki pelemahan rupiah masih dikategorikan kecil. Turki misalnya sempat melemah lebih dari 70% dan mengakibatkan krisis mata uang.
4.Hingga bulan September, dampak pelemahan rupiah terhadap harga2 kebutuhan pokok belum terjadi. U/ bahan makanan misalnya justru mencatat deflasi alias turun. Ini krnPemerintah tetap menjaga pasokan pangan, memangkas rantai pasokan & menjaga ulah spekulan melalui satgas pangan.
• Rupiah Capai Rp 15.232, Jansen Sitindaon: Tak Perlu Dokter Kecantikan Membuktikannya