TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief kembali menanggapi perihal pertemuan tahunan IMF dan World Bank 2018 yang bertempat di Bali, Indonesia.
Hal ini diketahui dari cuitan di akun Twitter-nya @AndiArief__ pada Minggu (7/10/2018).
Politisi Partai Demokrat ini memberikan ucapan kepada mereka yang ia sebut sebagai 'tuan-tuan'.
Andi turut menyinggung soal bencana alam yang terjadi di Lombok dan Sulawesi Tengah dan menyebut bahwa kedukaan ini yang akan mendoakan mereka.
Menurutnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dalam hal senang dan susah.
Ia pun turut meminta KPK untuk menyelidiki anggaran pertemuan tahunan IMF dan World Bank 2018 yang mencapai hampir satu triliun rupiah.
"Selamat berpesta tuan-tuan di Bali, biar kedukaan kami di lombok dan sulteng yang akan mendoakan kalian. Kami bangsa yang plural dalam hal senang dan susah.
KPK harus turun untuk menyelidiki mengapa anggaran pertemuan IMF Bali melonjak menjadi hampir 1 Trilyun. Event begini biasanya sepertiga atau paling besar separuhnya," tulis Andi Arief.
• Balas Cuitan Rustam Ibrahim, Andi Arief: Sekarang Zaman Jokowi, Jangan Kehilangan Akal Menjawab
Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat ini juga menjelaskan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan Presiden Indonesia keenam tak ikut campur soal pertemuan tahunan IMF dan World Bank 2018 ini.
Menurutnya, meskipun Pemerintahan SBY yang mengusulkan acara ini digelar di Indonesia, namun Jokowi-lah yang mengambil keputusan sebab SBY bukan presiden Indonesia saat ini.
@AndiArief__: Pak SBY tidak dalam posisi ikut campur dalan pertemuan IMF bali. Keputusan melanjutkan atau membatakkan atau mengurangi penghamburan uang dan mempertajam rasa kemanusiaan karena bencana ada pada Pak Jokowi. Pak SBY bukab Presiden saat ini.
• Pemerintahan SBY Disebut Pengusul Pertemuan IMF, Andi Arief: Berlindung di Balik Ini adalah Dagelan
Diberitakan sebelumnya, Andi Arief juga turut angkat bicara terkait disebut-sebutnya nama Susilo Bambang Yudhoyono soal pertemuan IMF-World Bank di Bali pada 8-14 Oktober 2018 nanti.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @AndiArief_ yang diunggah pada Minggu (7/10/2018).
Andi Arief mengatakan apabila pada tahun 2014, SBY tentu tidak mengharapkan pertemuan IMF akan digelar secara besar-besaran.
Menurut Andi, menghamburkan uang negara hampir triliunan rupiah untuk acara tersebut bukanlah usul dari SBY.
Ia pun menyindir orang-orang yang menyalahkan SBY sebagai dagelan.
"Pak SBY dan kabinet di tahun 2014 tentu tidak berharap pertemuan IMF jadi pesta-pesta yang memakan uang sebesar sekarang.
Event internasional yang setara jaman SBY gak pernah hamburkan uang negara sebesar pertemuan IMF bali ini.
Menghamburkan uang negara hampir trilyunan buat pertemuan para rentenir, lalu berlindung dibalik ini diajukan para menteri jaman SBY adalah dagelan.
Kalau Jokowi membatalkan pertemuan IMF di Bali karena alasan gempa lombok dan Palu, apakah kemudian Pak SBY marah? apakah kemudian petinggi IMF mau kasih sanksi ke RI, Bukankah kita sudah berdaulat dari IMF, mengapa takut?
Pak SBY tidak dalam posisi ikut campur dalan pertemuan IMF bali.
Keputusan melanjutkan atau membatakkan atau mengurangi penghamburan uang dan mempertajam rasa kemanusiaan karena bencana ada pada Pak Jokowi. Pak SBY bukan Presiden saat ini.
Rasa kemanusiaan kita terusik. Indonesia ini juara dunia penanggulangan dan pengurangan resiko bencana.
Dicapai dengan kerja keras semua fihak.
Tetapi mengapa penjarahan menjadi tontonan dunia di Palu.
Kalau mau bicara warisan yang ternoda ya sekarang ini," tulisnya.
• Fadli Zon Kirim Pertanyaan Terbuka ke Lagarde soal Manfaat Pertemuan IMF-World Bank bagi Indonesia
(*)