TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD kembali angkat bicara menanggapi perkembangan kasus Ratna Sarumpaet.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @mohmahfudmd yang diunggah pada Rabu (3/10/2018).
Awalnya, saat beredar kabar jika Ratna Sarumpaet dianiaya hingga babak belur, Mahfud MD langsung mengutuk aksi pelaku.
"Mudah2an ini tdk benar. Kalau penganiayaan thd @RatnaSpaet ini benar terjadi, sungguh biadab. Atas nama dan alasan apa pun, penganiayaan spt ini sungguh terkutuk.
Polisi hrs mencari, menangkap, dan nengadili pelakunya. Dgn profesionalitasnya polisi akan bs menemukan pelakunya," tulis Mahfud MD.
• Tanggapi Cuitan Mahfud MD soal Ratna Sarumpaet, Fedinand: Lebih Baik Anda Tidak Komentar
Lebih lanjut, Mahfud MD pun mengatakan jika dirinya telah bertemu dengan seorang dokter ahli bedah.
Di mana sang dokter mengaku melihat ada keanehan pada luka Ratna Sarumpaet.
Meski demikian, Mahfud masih meminta semuanya untuk melihat perkembangan yang ada.
"Itu kita kutuk, kalau benar terjadi. Tapi kalau hanya mainan politik ya pemainnya yang kita kutuk. Saya baru ketemu seorang dokter ahli bedah. Katanya, luka di kanan kiri kelopak mata agak aneh krn sama. Kita tunggu saja perkembangannya," tulis Mahfud.
Mahfud MD juga sempat meminta agar Wakil Ketua DPR Fadli Zon memberikan klarifikasi terkait cuitannya yang menyebutkan Ratna Sarumpaet dianiaya.
"Kita berharap Polri segera menjelaskan kasus apa ini. Kita juga berharap Fadli Zon bertanggungjawab utk mengclearkan kasus ini krn cuitan dialah yg menyiarkan penganiayaan thd Ratna. Dia jg tahu dimana Ratna kini berada. Mumpung Hari Hak utk Tahu belum lewat seminggu dirayakan," ujarnya.
• Soal Kasus Ratna Sarumpaet, Rustam Ibrahim: Jika Hoax Bisa Jadi Skandal Politik Terbesar Tahun Ini
Setelah polisi menggelar jumpa pers, Mahfud MD pun kembali mencuitkan pendapatnya.
Menurutnya, FZ, RMy, dan SU yang menyebarkan berita soal Ratna dianiaya harus bertanggung jawab.
"Siang ini sdh terbukti kan? Tinggallah kini penyebar beritanya spt FZ, RMy, dan SU mempertanggungjawabkan," tulisnya.
Lebih lanjut, Mahfud MD mengatakan jika dirinya sudah terlanjur berempati kepada Ratna.
"Tanyakanlah itu kpd yg merekayasa berita bohong. Mereka yg hrs jawab.
Sy sih terlanjur menyatakan simpati dan empati kpd Ratna dan meminta Polri mengusut penganiayanya.
Eh, ternyata beritanya bohong. Maka sy usul penyebar beritanya dijerat thn UU ITE dgn ancaman penjara 6 tahun," sambung Mahfud.
Diberitakan sebelumnya, menurut Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ratna mengalami penganiayaaan di area parkir mobil di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, pada Jumat (21/9/2018).
Seperti diberitakan Kompas.com, Fadli Zon sempat menjenguk Ratna Sarumpaet di rumah Ratna, Minggu (30/9/2018).
"Jadi beliau juga sedang recovery karena ada luka jahitan di bagian kepala, oleh oknum-oknum yang saya kira melakukan satu tindakan keji pada Mbak Ratna," ujar Wakil Ketua DPR ini di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Fadli juga menambahkan bahwa Ratna juga mengalami trauma.
Pasca-kejadian pemukulan, Ratna pun enggan untuk menceritakan kejadian tersebut kepada koleganya.
Dalam pertemuan itu, Ratna juga tidak menceritakan kepada Fadli mengenai ciri-ciri pelaku pemukulan.
Namun, menurut Fadli, Ratna memperkirakan penganiayaan tersebut dilakukan oleh 2-3 orang.
"Mbak Ratna sendiri memang tidak ingin diekspos sebelumnya karena ingin proses recovery dan juga tentu juga saya yakin beliau juga mengalami trauma, tidak pernah menyangka dalam hidup beliau ada satu perlakuan seperti itu," kata Fadli.
"Penganiayaan itu dilakukan oleh mungkin 2-3 orang laki-laki, di parkiran, di luar mobil. Tapi mengenai detailnya saya belum tahu," tuturnya.
• Polisi Beberkan Hasil Penyelidikan soal Dugaan Kasus Pengeroyokan Ratna Sarumpaet
Di sisi lain, Angkasa Pura II mengaku jika penganiayaan ini tidak ada.
Hal itu disampaikan oleh Executive General Manager Angkasa Pura II Andika Nuryaman pada Jumat (2/10/2018).
Andika menyebutkan bahwa hal itu tidak terjadi.
"Enggak bener ah, itu enggak pernah kejadian di bandara," katanya.
Bahkan pihaknya sudah memastikannya dengan memintai keterangan dari beberapa pegawai di bandara bahwa tidak ada kejadian penganiayaan.
"Teman FC (staf), teman sekuriti, OIC (officer in charge), Personal, enggak ada (kejadian itu). Kan itu disebutin tanggal 21 tuh, enggak ada kejadiannya," ujarnya.
Tanggapan Polisi
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membeberkan hasil penyidikan sementara soal dugaan kasus penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet yang terjadi pada Jumat (21/9/2018).
Hasil penyidikan tersebut disampaikan pihak kepolisian dalam jumpa pers yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).
Dalam jumpa pers itu, Nico selaku Direskrimum Polda Metro Jaya mengatakan bahwa polisi belum menemukan indikasi maupun fakta pendukung soal kebenaran kasus pengeroyokan Ratna.
Nico juga menambahkan bahwa kepolisian telah melakukan penyelidikan tapi belum menemukan hal yang mendukung dugaan pengeroyokan itu.
• Didampingi Amien Rais, Prabowo Subianto Ungkap Hasil Pertemuannya dengan Ratna Sarumpaet
"Katanya yang bersangkutan ikut konferensi internasional. Polda Metro Jaya dan Polda Jabar sudah cek dan belum ditemukan saksi yang melihat langsung pengeroyokan itu," ujar Nico, Rabu (3/10/2018).
Selain itu, polisi juga menyebut apabila Ratna Sarumpaet sempat di rawat di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika pada Jumat (21/9/2018) sore pukul 17.00 WIB.
Polisi pun masih akan melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
Simak penjelasannya dalam video di bawah ini.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)