TRIBUNWOW.COM - Pilot Batik Air ID 6231, Icoze menceritakan momen saat dirinya lepas landas dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, tepat sebelum gempa 7,7 SR mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Icoze melalui unggahannya di Instagram @icoze_ricochet, Jumat (28/9/2018).
Icoze menceritakan bahwa pesawat Batik Air ID 6231 di jadwalkan untuk meninggalkan bandara pada pukul 17.55 WITA.
Namun, pukul 18.02 WITA begitu Icoze diizinkan untuk take off, tower pun runtuh.
• Guntur Romli Tunjukkan Kondisi Rumah Kader PSI usai Gempa Palu-Donggala: Terus Kuat Bro
Icoze mengaku merasakan sesuatu yang salah saat pesawat mulai bergulir di landasan.
Lebih lanjut, ia mengucapkan rasa syukur karena diberikan firasat untuk berangkat lebih awal.
"Batik Air ID 6231 dijadwalkan untuk berangkat pada 17,55, pintu ditutup pada 17,52 kemudian didorong kembali.
18.02 setelah dibebaskan untuk lepas landas, gedung menara runtuh.
Kami baru saja bergulir di landasan. Saya merasakan sesuatu yang salah di landasan saat take off roll.
18,02 gempa 7,4-7,7 magnitude mengguncang Palu.
Terimakasih Tuhan, ada suara (saya percaya bahwa itu Roh Kudus) memberitahu saya untuk berangkat lebih awal.
Saya bergegas proses boarding. Terlambat 30 detik saja, saya tidak akan terbang.
• Anthonius Korbankan Nyawa demi Keselamatan Pesawat saat Gempa, Gun Romli: Selamat Jalan Pahlawan
Terima kasih Tuhan.
Saya mengambil video ini tepat setelah terbang di ketinggian 1500 kaki. Gelombang-Tsunami yang aneh," tulisnya pada caption.
Dalam unggahannya itu, Icoze menyertakan video yang memperlihatkan penampakan lautan di Palu saat gempa terjadi.
Terlihat air di sepanjang pesisir bergejolak cukup kuat.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya, seorang petugas air traffic controller (ATC) Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu meninggal dunia akibat dari gempa yang mengguncang Donggala-Palu.
Petugas ATC yang meninggal bernama Anthonius Gunawan Agung.
Dikutip TribunWow dari akun Instagram @Airnavindonesia memberitahukan bahwa Anthonius meninggal pada Jumat (28/9/2018) saat menjalankan tugasnya.
• Gempa dan Tsunami Palu-Donggala, Jusuf Kalla: Apa yang Dibutuhkan, Pemerintah akan Siapkan
Athonius bertugas sebagai personel layanan navigasi penerbangan sebagai ATC on duty pada Tower ATC Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu.
Pada saat gempa terjadi, Anthonius telah memberikan clearance pada penerbangan Batik Air untuk lepas landas dan menunggu pesawat tersebut Airborne dengan selamat.
Setelah itu Anthonius meninggalkan cabin tower ATC, namun Anthonius tidak dapat menyelamatkan diri.
"Telah wafat saat menjalankan tugasnya sebagai personel layanan navigasi penerbangan, Saudara Anthonius Gunawan Agung, Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia Cabang Palu pada Sabtu (29/09).
Beliau merupakan ATC on duty pada Tower ATC Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, pada saat terjadi guncangan gempa dengan skala 7,7 SR yang berpusat di Kabupaten Donggala pada Jum’at (28/09).
Saat gempa terjadi, beliau telah memberikan clearance kepada penerbangan Batik Air untuk lepas landas dan menunggu pesawat tersebut airborne dengan selamat sebelum akhirnya meninggalkan cabin tower ATC.
Duka yang begitu mendalam kami rasakan, semoga tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa diberikan kepada salah satu keluarga kami dan korban-korban lain akibat gempa di Kabupaten Donggala.
Mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia," tulis @airnavindonesia.
• Gempa Sulawesi Tengah, Ferdinand Hutahaean: Doaku Semoga Semua Keluarga Bisa Segera Komunikasi
Update Gempa
Berdasarkan data terbaru dari BNPB hari Sabtu 29 September 2018 pada pukul 14.30 WIB, jumlah korban meninggal akibat gempa Sulawesi Tengah sebanyak 384 orang, 540 luka berat dan 29 orang hilang.
Korban meninggal ini tersebar di beberapa rumah sakit.
RS Wirabuana Palu 10 orang, RS Masjid Raya 50 orang, RS Bayangkhara 161 orang, RS Ybdara Mamboro Palu 141 orang.
Sedangkan di Desa Pantoloan Induk korban meninggal berjumlah 20 Orang dan Kelurahan Kayumalue Pajeko 2 orang.
Sedangkan data yang masuk di BNPB untuk korban yang terluka berjumlah 540 orang.
Korban terluka tersebut dirawat di beberapa rumah sakit.
RS Woodward Palu berjumlah 28 orang, RS Budi Agung Palu 114 orang, RS Samaritan Palu 54 orang, RS Mamboro Palu 160 orang, RS Wira Buana 184 orang.
BNPB juga mencatat sebanyak 29 orang dinyatakan hilang.
Sutopo mengatakan jumlah korban jiwa yang terdata saat ini hanya korban jiwa di Palu, sedangkan korban di Kabupaten Donggala belum berhasil dikumpulkan.
Diberitakan dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi dengan kekuatan 7,7 Skala Richter (SR) telah mengguncang Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Gempa tersebut terjadi pukul 17.02 WIB dengan potensi tsunami.
Namun, 30 menit setelahnya, status potensi tsunami dihentikan.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)