Kabar Tokoh

Sindir Ferdinand soal Pembangunan Infrastruktur, Yunarto Wijaya: Yakin Mau Bahas Makna Perbandingan?

Penulis: Vintoko
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yunarto Wijaya dan Ferdinand Hutahaean

TRIBUNWOW.COM - Direktur Lembaga Survei Charta Politika Yunarto Wijaya tampak menanggapi cuitan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean soal perbandingan infrastruktur di Indonesia dan China.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Yunarto melalui akun Twitter-nya, @yunartowijaya, Rabu (26/9/2018).

Awalnya, Ferdinand menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membandingkan infrastruktur di Indonesia dan China.

Jokowi Bandingkan Indonesia dan China, Ferdinand: Jangan Suguhi Rakyat dengan Info yang Bikin Sesat

Ferdinand menilai, China sangat berbeda dengan Indonesia dalam hal pembangunan infrastruktur.

Bahkan, Ferdinand menyebut Presiden Jokowi tidak memahami dalam mengurusi bangsa.

"Sy yakin, @jokowi tdk paham urus Bangsa.

Membangun itu tdk dgn membandingkan jumlah infrastruktur dgn negara asing apalagi Cina yg luasnya berbeda, jlh penduduknya berbeda.

Kita membangun bangsa sesuai kebutuhan Indonesia, bkn krn ingin sprt asing," tulis Ferdinand Hutahaean melalui akun @LawanPoLitikJW, Selasa (25/9/2018).

Menanggapi hal itu, Yunarto Wijaya menyindir Ferdinand dengan menanyakan apakah yakin untuk membahas perbandingan.

"Yakin nih mau bahas apa makna 'perbandingan'? Itu nanti nyambungnya ke 'bilangan pembagi' loh... Tambah n kurang aja deh belajar dulu yg bener," tulis Yunarto Wijaya.

Cuitan Yunarto Wijaya (Twitter/@yunartowijaya)

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi hadir dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ke-50 di Jakarta pada Senin (24/9/2018).

Jokowi berbicara soal pembangunan infrastruktur yang kini tengah gencar dilakukan pemerintah.

Dalam kesempatan ini, Jokowi membahas mengenai infrastruktur Indonesia yang menurutnya merupakan pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah.

Hal ini juga ia ungkapkan melalui unggahan di akun Instagramnya, @jokowi, pada Selasa (25/9/2018).

Yenny Wahid akan Umumkan Dukungan Politiknya di Pilpres 2019 pada Rabu Sore

Presiden Jokowi bercerita bahwa pada tahun 1977 silam, Indonesia sempat membangun tol Jagorawi hingga negara-negara di Asia melihat hasil pembangunan ini.

Mantan Walikota Surakarta ini juga membandingkan infrastruktur Indonesia dengan negara besar lainnya, yakni China dan Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, pada awal tahun 2015 jalan tol di Indonesia hanya sepanjang 780 kilometer, sementara China sudah membangun jalan tol sepanjang 280.000 kilometer.

Tak hanya jalan tol yang menjadi perbandingan, Jokowi juga membandingkan bendungan yang ada di Indonesia, AS, dan China.

Ia sengaja menyampaikan hal ini di depan para pengusaha untuk memperlihatkan, bahwa pemerintah masih punya pekerjaan yang besar dalam hal pembangunan infrastruktur.

Jokowi juga menyampaikan ketimpangan yang begitu terlihat dalam hal infrastruktur di Jawa dan beberapa daerah di Indonesia Timur.

Terakhir, Presiden Jokowi menyebut bahwa sebagai bangsa Indonesia, kita tak hanya sekadar berbisnis maupun berekonomi saja, namun juga bernegara.

Ia menyampaikan, meskipun jika dilihat dari hitung-hitungan ekonomi dan politik, akan sangat menguntungkan jika dirinya membangun Pulau Jawa, namun Jokowi sekali lagi menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya Jawa.

Bawaslu Rilis Indeks Kerawanan Pemilu, Menko Polhukam Beri Apresiasi

"Tahun 1977 kita membangun jalan tol Jagorawi. Semua negara melihat kita. Malaysia, Vietnam, Filipina, China, menengok Jagorawi seperti apa.

Namun sampai awal tahun 2015, panjang jalan tol di Indonesia hanya 780 kilometer. Saat itu, China sudah membangun 280.000 kilometer. Bendungan di Indonesia ada 231, sementara Amerika Serikat punya 6.100 bendungan dan China 110.000 bendungan!

Saya sengaja menyampaikan fakta-fakta ini di hadapan para pengusaha dalam HUT ke-50 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, kemarin, untuk menggambarkan bahwa kita masih punya pekerjaan rumah yang besar di bidang infrastruktur, mengingat Indonesia begitu besar.

Indonesia memiliki 17.000 pulau. Saya lihat ketimpangan infrastruktur barat, tengah, timur, betul-betul mencolok dan jurangnya sangat lebar. Itulah sebabnya kita harus membangun di Papua, di Maluku Utara, di NTT, di Indonesia bagian Timur.

Ya, kita ini bernegara, bukan berbisnis, bukan berekonomi saja. Meskipun jika dilihat dari hitung-hitungan ekonomi dan politik lebih menguntungkan jika membangun di Jawa, tapi Indonesia bukan Jawa saja," tulis Jokowi.

(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)