Gempa di Lombok

117 Orang Pengungsi Gempa Lombok Terjangkit Malaria termasuk Bayi dan Ibu Hamil

Penulis: Mutmainah Rahmastuti
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Trauma gempa susulan, warga memilih bermalam di tenda darurat.

TRIBUNWOW.COM - Sepuluh desa tempat pengungsian korban gempa bumi di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, terjangkit wabah malaria.

Dilansir dari Kompas TV, Rabu (12/9/2018), semula wabah malaria hanya tersebar di dua desa, yakni di Desa Bukit Tinggi dan Desa Mekar Sari.

Namun, wabah malaria semakin tersebar luas hingga menjadi sepuluh desa.

Desa lainnya memang berada di sekitar daerah Desa Bukit Tinggi dan Desa Mekar Sari.

Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Rahman Sahnan Putra mengatakan, total sebanyak 117 pengungsi korban gempa bumi terjangkit malaria.

Pengungsi yang terjangkit wabah malaria di antaranya terdapat bayi dan ibu hamil.

Menanggapi terjadinya peningkatan jumlah pasien malaria, Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid mempertimbangkan untuk penetapan status kejadian luar biasa.

"Sebenarnya, kejadian ini sudah memenuhi kategori penetapan status kejadian luar biasa (KLB) karena peningkatan penyebaran telah mencapai dua kali lebih dari total wabah sebelumnya," ujar Fauzan.

5 Zodiak yang Suka Berkhayal hingga Lupa Sekitar, Kamu Termasuk?

Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan Lombok Barat telah menerjunkan sejumlah tim untuk mengambil sampel darah dari para pengungsi.

"Beberapa waktu lalu kami menurunkan 4 tim, sekarang sudah 16 tim," ujar Rahman.

Hal yang menjadi kekhawatiran Dinas Kesehatan adalah kondisi saat ini yang sedang memasuki musim penghujan.

Selain infeksi malaria, dikhawatirkan pengungsi juga mulai terjangkit demam berdarah.

Rahman menginformasikan bahwa obat-obatan yang tersedia masih cukup, fasilitas kesehatan seperti puskesmas sudah disiapkan oleh Dinas Kesehatan.

Saat ini, sudah tercatat sebanyak 117 pengungsi terjangkit malaria dan terdapat enam kasus rawat inap, dua di puskesmas, dan empat di rumah sakit.

Liga Musim 2018/2019 Telah Berlangsung, 8 Pemain Bintang Ini Malah Belum Cetak Satupun Gol

Banyak upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan untuk mengantisipasi penularan malaria antara lain pengambilan sampel darah sedini mungkin.

Warga diimbau agar bersedia diambil sampel darahnya untuk di tes apakah terjangkit malaria atau tidak.

Selain itu, warga juga diimbau menggunakan kelambu atau lotion anti nyamuk agar tidak digigit.

"Nyamuk menggigit orang pada malam hari sehingga potensi penularan sangat besar," kata Rahman.

Sudjiwo Tedjo Tanggapi Pernyataan Sandiaga Uno yang Sebut Tempe Setipis ATM

Dibutuhkan sekitar 8-10 ribu kelambu untuk pengungsi di Lombok Barat untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk.

Akan tetapi, jumlah kelambu yang sudah diserahkan baru sekitar dua ribu kelambu.

Wabah malaria yang menyerang pengungsi di Lombok Barat sudah masuk kedalam kategori darurat.

Oleh karenanya, Pemerintah Daerah Lombok Barat tidak dapat mengatasinya sendiri karena membutuhkan anggaran dan logistik yang sangat banyak.

Rahman menegaskan perlunya pihak-pihak terkait untuk ikut membantu menangani kasus malaria yang terjadi di Lombok Barat. (TribunWow.com/Mutmainah Rahmastuti)