TRIBUNWOW.COM - Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menggelar konferensi pers untuk menyatakan sikap politik terhadap permasalahan ekonomi, Jumat (7/9/2018).
Dalam konferensi pers, Sandiaga Uno menyatakan prihatin dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang berkepanjangan.
Melemahnya nilai tukar rupiah, menurutnya cepat atau lambat akan menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhan makanan rakyat kecil.
"Kami amat prihatin dengan melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan yang tentunya memberatkan perekonomian nasional khususnya rakyat kecil, yang cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhan makanan sehari-hari rakyat kecil, seperti tahu dan tempe," ujar Sandiaga Uno, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Sabtu (8/9/2018).
• Pakar Psikologi Sebut Prabowo-Sandiaga Tutupi Masalah Internal: Akhirnya Kritik Juga Itu-itu Saja
Menurut Sandiaga Uno, lemahnya faktor fundamental ekonomi Indonesia menjadi pemicu melemahnya nilai tukar rupiah.
Seperti defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.
Sandiaga Uno menuturkan hal ini disebabkan oleh kekeliruan dalam strategi pembangunan ekonomi.
Pemerintah dinilai gagal dalam mendayagunakan kekuaan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin bergantung pada impor.
"Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti beras, gula, garam, bawang putih dan lain-lain," jelas Sandiaga Uno.
Sebelum menggelar konferensi pers, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bertemu dengan sejumlah petinggi partai politik pengusung di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Diberitakan sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan tanggapan terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Jokowi menekankan harus waspada dan berhati-hati.
Menurutnya, adanya sentimen eksternal yang bertubi-tubi menjadi penyebab mata uang rupiah terus melemah.
"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati," ujar Jokowi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018).
• Jawaban Mahfud MD saat Ditanya Mendukung Prabowo-Sandi atau Jokowi Maruf Amien?
Jokowi memaparkan kenaikan suku bunga The Fed, Perang dagang antara China dan AS, serta krisis yang sedang melanda Turki menjadi faktor penyebab mata uang rupiah melemah.
Jokowi menegaskan pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi di Indonesia.
"Tidak hanya negara kita, Indonesia, yang terkena pelemahan kurs, tidak hanya Indonesia," ujar Jokowi.
Menurutnya, pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri dan para pelaku usaha untuk menguatkan rupiah kembali.
Jokowi juga memberikan target kepada jajarannya untuk memperbaiki transaksi berjaan melalui ekspor dan investasi dalam negeri.
"Dengan investasi dan ekspor yang meningkat, kita bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan, kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya," ujar Jokowi.
"Target saya sudah berikan agar dalam satu tahun, betul-betul ada perubahan di penyelesaian defisit transaksi berjalan," lanjutnya.
Jokowi menyebut pemerintah juga mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.
• Ekonom Asing Sebut Rupiah Bisa Tembus Rp 18 Ribu, Ferdinand: Tenang Kami Punya Presiden Terhebat
"Ini saya sampaikan kepada kementerian, baik ke swasta maupun kepada BUMN, agar lokal konten diperhatikan, kalau bisa pakai semua komponen dalam negeri, ada penghematan 2 miliar dollar AS sampai 3 miliar dollar AS," ujar Jokowi.
Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terparah ketika menembus angka Rp 15.029, pada Selasa (4/9/2018) malam.
Seperti dikutip dari Kursdollar.net, pada Selasa pukul 19.20 WIB nilai tukar rupiah mencapai Rp 15.029 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Capture/kursdollar.net)
Meski demikian, rupiah sempat menguat tipis pada Jumat (7/9/2018).
Dikutip dari bi.go.id, hingga Jumat (7/9/2018), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.884 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Sedangkan kurs transaksi Bank Indonesia menunjukkan Rp 14.958 per dolar AS untuk kurs jual dan Rp 14.810 untuk kurs beli.
(TribunWow.com/ Qurrota Ayun)