Gejolak Rupiah

Menteri ESDM: Pemerintah Tidak Naikkan Harga BBM dalam Waktu Dekat

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri ESDM Ignasius Jonan

TRIBUNWOW.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan pemerintah tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat.

Diwartakan TribunWow.com dari situs resmi Sekretariat Kabinet RI, Setkab.go.id, Kamis (6/9/2018), hal ini diungkapkan Jonan dalam perbincangan dengan media massa di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (4/9/2018).

“Pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat,” tegas Jonan.

Rupiah Menguat ke Rp 14.890 Diikuti Kenaikan IHSG

Alasannya karena adanya catatan angka positif dalam penerimaan negara di subsektor minyak dan gas bumi (migas) pada semester pertama tahun 2018.

Menurut Jonan, sampai dengan semester pertama tahun 2018 penerimaan Negara lebih baik dari periode yang sama di tahun 2017.

“Penerimaan negara di subsektor migas pada semester pertama 2018 lebih baik, bahkan lebih besar sekitar 1,89 miliar dolar AS dibanding semester pertama tahun lalu. Bahkan setelah dikurangi tambahan subsidi solar tahun ini, angkanya masih positif,” ungkap Jonan.

Ekonom Amerika Serikat Steve Hanke Sebut Jokowi Omong Kosong soal Rupiah, Fadli Zon: Ironis

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi, menambahkan angka yang disebut Menteri ESDM Ignasius Jonan itu adalah angka penerimaan negara yang berasal dari lifting minyak dan gas bumi.

“Untuk semester pertama 2018 angka penerimaan negara dari migas ini mencapai 6,57 miliar dollar AS, tahun lalu pada periode yang sama angkanya 4,68 miliar dollar AS. Nilainya naik 1,89 miliar dollar AS atau sekitar Rp28 triliun,” tutur Agung di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Menurut Agung, pendapatan negara dari migas ditahun 2018 sebesar Rp 28 triliun bisa menutup beban subsidi hingga akhir tahun 2018.

“Bahkan Rp28 triliun tersebut sudah bisa menutup beban tambahan subsidi sampai akhir tahun 2018, dimana kuota solar total mencapai 14,5 KL,” jelas Agung.

Gejolak Rupiah, Bamsoet: Jangan Cari Kambing Hitam

Agung optimistis, tren neraca migas yang menunjukkan sinyal positif di semester pertama 2018 ini juga masih akan berlanjut di semester kedua 2018.

“Melihat ini semua apakah perlu BBM naik? Saya pikir tidak,” tegasnya.

Selain itu, Presiden Joko Widodo merespon pelemahan rupiah dengan mengendalikan impor dan memperkuat devisa.

Kementerian ESDM juga telah menetapkan kebijakan strategis mulai dari penataan ulang proyek ketenagalistrikan, penerapan perluasan mandatori B20, meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), hingga kebijakan hasil ekspor sumber daya alam untuk penguatan devisa nasional.

“Kami harap semua pihak dapat mendukung kebijakan Pemerintah demi melindungi bangsa dan rakyat Indonesia,” pungkas Agung. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)