Gejolak Rupiah

Teddy Gusnaidi Ibaratkan Kondisi Ekonomi dengan Combro, Ferdinand: Duniamu Terlalu Sempit Bung

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teddy Gusnaidi dan Ferdinand Hutahaean

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dan Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi tampak saling sindir terkait kondisi ekonomi era SBY dan era Jokowi.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut nampak dari laman Twitter keduanya, @LawanPolitikJW dan @TeddyGusnaidi yang ia unggah pada Rabu (5/9/2018).

Awalnya, Teddy Gusnaidi menyebutkan tidak masalah jika harga dolar AS naik asalkan tetap stabil.

Ia memberikan contoh untuk memperkuat alasannya menyatakan hal tersebut.

Roy Suryo Bantah Aset BUMN yang Ia Bawa, Arsul Sani: Jangan Ditarik Jauh, Ini Urusan Simpel

"Hitungannya gini aja, rentang waktu saat dollar 13.000 ke 14.800, Apakah dari rentang waktu itu, anda dari kaya menjadi miskin?

Kalau tidak, ya wis.. mari bantu pemerintah untuk turunkan dolar, Stop beternak dolar dan jangan sibuk menuding.

Orang bod*h itu berfikir bahwa ketika dolar naik maka harga combro dari Rp.1000 jadi Rp. 10.000

Karena bod*h, dia nggak sadar bahwa combro yang barusan dia makan, harganya masih sama seperti sebelum harga dolar naik. Lalu masalahnya dimana?" tulis @TeddyGusnaidi, Rabu (5/9/2018).

Unggahan tersebut pun ditanggapi Ferdinand setelah salah seorang mengirimkan hasil tangkap gambar cuitan Teddy kepadanya.

"Inilah kalimat yg kualitas daya mikirnya cuma sekelas combro, itupun combro angus..!!

Duniamu terlalu sempit bung @TeddyGusnaidi sesempit pola pikirmu. Coba kau bisnis yg benar, jgn bisnis buzzer biar tau dampak dolar tinggi," tulis Ferdinand.

Rupiah Bergejolak, Sandiaga Uno Harap Kaum Millenial Kurangi Wisata ke Luar Negeri

Merasa di-mention, mereka kemudian saling berbalas sindiran.

"Politikus combro mana ngerti bahwa kenaikan nilai tukar dolar itu disebabkan dua hal, bisa karena external bisa karena internal. Kalau sekarang ini karena external dan ekonomi internal sehat.

Zaman SBY, kenaikan nilai tukar karena kecerobohan internal. Import dan subsidi gila-gilaan.

Karena kebijakan Presiden SBY melakukan impor BBM dalam jumlah besar dan melakukan subsidi BBM yang sangat besar, membuat neraca perdagangan Indonesia defisit sehingga dolar menembus Rp.12.000,

Ini contoh dolar naik karena keteledoran internal. Politikus Combro mana ngerti," sindir Teddy.

Nasihat Ketua MPR untuk Gubernur dan Wakil Gubernur: Pertarungan Politik Selesai saatnya Kerja Keras

"Pemikiran combro mu coba tanya ke Diaz. Dia pasti tertawakan kamu yg cuma bandingin dolar dgn combro.

Bicara external, saat ini tdk ada krisis global sprt 2008. Anjloknya rupiah krn mmg ekonomi kita rapuh dan presidennya tdk mampu urus negara," retweet Ferdinand.

"Yang bilang 2008 siapa? Kalau ngak paham soal kerusakan yang dibuat SBY sehingga dolar melonjak, jangan komentar. Di politik itu nggak butuh ngotot, tapi kemampuan intelektual.

Kalau cuma ngotot jadi centeng aja. Kalau cuma bunyi, kentut juga bunyi. Hahaha.. #PolitikusCombro" balas Teddy lagi.

Diberitakan sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah menembus angka Rp 15.029, pada Selasa (4/9/2018) malam.

Seperti dikutip TribunWow.com dari laman Kursdollar.net, hingga pukul19.20 WIB, nilai tukar rupiah kini mencapai Rp 15.029 per dolar AS.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (3/9/2018), menurut Bloomberg, Rupiah melemah ke posisi Rp 14.815 per Dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Capture/kursdollar.net)

Posisi kurs rupiah, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) hari ini juga melemah ke posisi Rp 14.840 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 14.767 per Dolar AS.

Data terakhir menunjukkan rupiah berada di kisaran Rp 14937 per dolarnya hingga Selasa (5/9/2018) pukul 07.00 WIB.

(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)