Gejolak Rupiah

Said Didu Beberkan 5 Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS

Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Said Didu

TRIBUNWOW.COM - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM yang juga pengamat BUMN, Said Didu, memberi tanggapan terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hal tersebut ia sampaikan melalui laman Twitter-nya, @saididu, Rabu (5/9/2018).

Awalnya, seorang warganet dengan akun @durenkrakatau mengajukan pertanyaan tentang dampak pelemahan nilai tukar rupiah.

Rupiah Melemah, Prabowo Subianto: Kita Harus Waspada

"Dampak dri pelemahan Rp thd dollar apa saja pak?," tanya akun @durenkrakatau.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Said Didu membeberkan setidaknya 5 dampak yang ditimbulkan akibat melemahnya nilai mata uang rupiah.

"1) utang pemerintah akan naik, 2) beban fiskal/APBN naik, 3) sebagian besar harga2 produk akan naik, 4) utang dan pembayaran utang BUMN dan swasta akan naik, 5) ada bbrp sektor ekonomi yg Untung sementara," tulis Said Didu.

Mahfud MD Salahkan Penyataan Ali Ngabalin yang Sebut 2019 Ganti Presiden adalah Makar

Berdasarkan Bloomberg, rupiah bertengger pada level Rp 14.933 per dolar AS.

Angka ini melemah 2 poin atau 0,01 persen dibandingkan pada pembukaan perdagangan hari ini yang mencapai Rp 14.925 per dolar AS.

Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp 14.925 hingga Rp 14.933 per dolar AS.

Adapun berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada pada level Rp 14.927 per dolar AS.

Mahfud MD Sebut Gerakan 2019 Ganti Presiden Bukan Makar: Itu Sama Sekali Tidak Benar

Dikutip dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo menegaskan, pelemahan nilai tukar terhadap dollar Amerika Serikat bukan hanya terjadi terhadap rupiah, tetapi juga mata uang negara lain.

"Tidak hanya negara kita, Indonesia, yang terkena pelemahan kurs, tidak hanya Indonesia," ujar Presiden Jokowi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu.

Menurut Jokowi, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen dari eksternal, seperti kenaikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed), perang dagang antara China dan Amerika Serikat, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina.

"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati," ujar Jokowi. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)