TRIBUNWOW.COM - Nilai tukar rupiah nampak terus melemah sejak beberapa hari terakhir.
Menanggapi hal tersebut, Partai Gerindra pun memberikan tanggapannya lewat unggahan di akun Instagram officialnya, @gerindra, Selasa (4/9/2018).
Menurut Gerindra, melemahnya nilai tukar rupiah menjadi pukulan telak bagi ekonomi Indonesia.
Anjloknya nilai mata uang rupiahnya menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan tahun 1998.
Gerindra menyebutkan, 41 persen utang pemerintah merupakan mata uang asing.
Karenanya, jika nilai rupiah terus meroket, utang negara tentu akan melonjak.
• Rupiah Terus Melemah, Fadli Zon: Awal dari Krisis
Gerindra menganggap, langkah Bank Indonesia (BI) hanya berupa langkah jangka pendek yang jika tidak diimbangi dengan kebijakan jangka panjang dapat menyebabkan cadangan devisa negara terus tergerus.
"Rupiah terus tertekan oleh mata uang US Dollar, bahkan menurut pantauan pagi ini Rupiah dibuka di angka Rp. 14.980 per US Dollar.
Jelas in menjadi pukulan telak bagi ekonomi Indonesia.
Beberapa ekonom pun menilai anjloknya nilai mata uang Garuda merupakan terburuk sepanjang sejak 1998.
Pelemahan nilai tukar Rupiah pun membawa imbas negatif terhadap keuangan negara.
Sekitar 41% utang pemerintah dalam mata uang asing.
Jika US Dollar terus 'beringas' jelas akan membuat utang yang ditanggung pemerintah akan melonjak.
Langkah Bank Indonesia sejak awal Mei lalu dengan melakukan intervensi pasar, meningkatkan suku bunga dan pembelian SBN, merupakan langkah jangka pendek yang jika tidak diimbangi dengan kebijakan jangka panjang, maka cadanga devisa negara akan terus tergerus.
Salam Indonesia Raya.
'Pelemahan nilai tukar Rupiah dan IHSG bukan melulu efek eksternal, ini karena pengelolaan internal yang keliru.
Faktanya CAD Indonesia pad akuartal II 2018 melebar hingga 3% terhadap PDB.
Intervensi BI dengan membeli SBN sebesar Rp 3 triliun hanya solusi jangka pendek.
• Faisal Basri Imbau Pejabat dan Politisi Jual Dollar AS
OJK dan BI harus mengambil langkah konkret dalam mengobati masalah fundamental pelemahan nilai tukar Rupiah.
Daya beli masyarakat harus terjaga, pemerintah harus mampu menciptakan stabilitas harga, serta pengetatan devisa hasil ekspor,' @herigunawan88," tulis akun @gerindra.
Caption tersebut ditulis Gerindra untuk melengkapi video yang diunggahnya.
Dalam unggahan tersebut, Gerindra menuliskan beberapa narasi serupa yang berkaitan dengan pelemahan nilai tukar rupiah ini.
Mengutip bi.go.id, hingga Selasa (4/9/2018), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.840 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Nilai rupiah meningkat dari sebelumnya berada di Rp 14.767 pada Senin (3/9/2018).
Sedangkan untuk kurs transaksi BI pada Selasa (4/9/2018) menunjukkan Rp 14.914 per dolar AS untuk kurs jual dan Rp14.766 untuk kurs beli. (TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)