TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Deputi Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indikator (LSI) Denny JA yang dirilis pada Selasa (21/8/2018).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia ungkapkan melalui program 'Kabar Petang' di tvOne, Rabu (22/8/2018).
Ali Mochtar Ngabalin awalnya mengapresiasi hasil survei LSI Denny JA yang menyatakan elektabilitas pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
• Tanggapan Syamsuddin Haris mengenai Survei Elektabilitas Capres-Cawapres LSI Denny JA
Dirinya menilai hasil survei itu normal dan biasa saja lantaran belum ada kampanye yang dilakukan oleh kedua pasangan calon itu.
"Saya hanya ingin mengatakan bahwa masih dalam kerangka awal dan belum ada efek campaign, jadi saya pikir normal dan biasa saja," kata Ali Ngabalin.
"Dari berbagai perspektif juga bisa kita nilai. Tapi yang pasti ini sebuah kenyataan yang hampir sulit untuk kita bisa abaikan," lanjut dia.
Ali Ngabalin menjelaskan faktor kampanye yang dimaksud terkait dengan masa kampanye masing-masing pasangan calon.
"Faktor campaign yang saya maksudkan, kita belum masuk di waktu dimana regulasi mengatur tentang kampanye. Karena itu memang, dalam posisi seperti ini yang dikemukakan dari hasil survei, saya pikir sesuatu yang normal dan biasa saja," ujar dia.
"Dan publik juga belum tersentak terkait dua pasangan yang telah diumumkan oleh KPU," kata dia menambahkan.
• Survei LSI: Elektibilitas Jokowi-Maruf Ungguli Prabowo-Sandiaga
Sementara itu diberitakan Kompas.com, peneliti senior LSI Denny JA Adjie Alfarabi mengungkapkan, Jokowi-Ma'ruf dipilih oleh 52,2 persen responden.
Sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen.
Adapun responden yang tidak menjawab mencapai 18,3 persen.
"Jokowi telah mencapai magic number di atas 50 persen," ujar Adjie di Kantor LSI Denny JA, Selasa (21/8/2018).
Dari enam kantong pemilih yang dianggap penting, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di lima kantong pemilih.
Prabowo-Sandiaga Uno hanya unggul di satu kantong pemilih.
Sedangkan Jokowi-Ma'ruf unggul pada pemilih Muslim, pemilih non-Muslim, masyarakat ekonomi rendah, perempuan, dan milenial.
Sementara itu, Prabowo-Sandiaga Uno hanya unggul di kantong pemilih kaum terpelajar.
• Fadel Muhammad Sebut Golkar Terpecah karena Jokowi Pilih Maruf, Begini Tanggapan Yorrys Raweyai
Meski hanya unggul di satu kantong pemilih, Prabowo-Sandiaga dinilai masih punya peluang untuk menaikkan elektabilitas.
Sebab, Prabowo-Sandiaga unggul pada kantong kaum terpelajar yang dinilai penting karena bisa menjadi pengiring opini.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 12-19 Agustus 2018.
Metode yang digunakan multistage random sampling di 34 provinsi.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner kepada responden sebanyak 1.200 orang.
Adapun margin of error survei LSI Denny JA tersebut 2,9 persen.
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)