TRIBUNWOW.COM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga yang rusak akibat gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat akan selesai dalam waktu satu tahun.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pu.go.id, Selasa (21/8/2018), Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga, rekonstruksi rumah akan menggunakan sistem modular sehingga mudah dipasang dan lebih cepat penyelesaiannya.
Agenda ini sesuai perintah Presiden Joko Widodo untuk merehabilitasi fasilitas publik dan rumah dalam rangka percepatan pemulihan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pasca gempa Lombok.
• Eksplorasa Nusantara Beri Fasilitas Memasak Daging Kurban Gratis di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta
Dalam pelaksanaannya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan tim Satgas Tanggap Bencana Kementerian PUPR terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta TNI dan Polri.
Basuki mengungkapkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga yang rusak akan dianggarkan Rp 50 juta untuk tiap kepala keluarga.
PUPR juga melakukan sistem swakelola untuk pembangunan rumah tahan gempa, sekaligus menjadi edukasi kepada masyarakat mengenai cara membangun konstruksi tahan gempa.
• Update Sementara Peringkat Asian Games 2018, Indonesia Tambah Emas dan Perak dari Cabor Paralayang
“Kami sudah kirimkan 20 contoh bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) bersama tim fasilitator 150 orang yang akan mendampingi masyarakat untuk membangun rumahnya, dan masih ada yang akan menyusul lagi."
"Ini merupakan program Rekompak (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas) yang pernah dilaksanakan pasca bencana letusan Gunung Merapi tahun 2006 di Yogyakarta,” ujar Basuki.
Tim fasilitator sebanyak 150 orang tersebut direkrut oleh Kementerian PUPR, melalui Ditjen Cipta Karya, ditambah dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari beberapa universitas atau perguruan tinggi negeri yang akan dilatih untuk membuat rumah RISHA.
“Kemarin sudah ada yang mulai dilatih. Hari ini sudah mulai dibangun meskipun agak tersendat karena tadi malam terjadi gempa lagi,” tutur Basuki.
• Tak Bagi Kupon, Panitia Kurban Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Datangi Rumah Warga Antar Daging
Sedangkan untuk rekonstruksi fasilitas publik, Danis mengatakan telah memulai pembangunan pasar seperti di Pasar Tanjung dan Pemenang, agar roda aktifitas sosial ekonomi warga dapat segera berjalan kembali.
Sementara untuk fasilitas pendidikan yang rusak, telah teridentifikasi lebih dari 500 sekolah rusak yang terdiri dari PAUD, SD, SMP, SMA/ SMK dan sudah mulai dilakukan perbaikan di 43 sekolah.
“Hingga saat ini, sudah dimulai pembangunan 20 unit Risha dan 4 Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN) yang akan digunakan sebagai rumah petugas, mushalla dan rumah sakit yang sifatnya sementara."
"Dari hasil identifikasi sementara sekitar 78 fasilitas publik dan 36.000 rumah mengalami rusak berat dan diperlukan waktu untuk rekonstruksi bangunan permanennya sekitar 2 tahun,” kata Danis. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)