TRIBUNWOW.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengklarifikasi adanya kabar hoax terkait penanganan bencana alam di Lombok, Sabtu (18/8/2018).
Melalui Twitternya, @Sutopo_PN ada empat kabar hoax yang telah diklarifikasi oleh Sutopo.
Empat kabar hoax tersebut adalah tentang terpal seharga Rp 50 juta, makanan ternak dari relawan Jokowi, pengakuan anggota TNI terkait bantuan yang tak merata dan kiriman bantuan yang ditahan.
Berikut ini klarifikasi dari Sutopo.
• Fahri Hamzah Doakan Korban Gempa Lombok dari Tanah Suci
1. Terpal seharga Rp 50 juta
Akun Facebook bernama Luthfi Abu Musa mengatakan jika bantuan terpal seharga Rp 50 juta lebih hasil dari patungannya tak kunjung sampai ke lokasi yang dituju.
Ia kemudian mengatakan jika terpalnya ditahan oleh oknum BP**.
Lebih lanjut, akun tersebut mengatakan jika barang bantuan akan diklaim sebagai bantuan dari "fresiden".
Atas tersebarnya informasi tersebut, Sutopo terang-terangan mengatakan jika informasi tersebut adalah hoax dan fitnah.
Sutopo mengatakan jika tidak ada bantuan dari masyarakat yang dikirim melalui PT Pos Indonesia dan tidak ada bantuan yang diklaim sebagai bantuan BPBD.
Tak ada pula bantuan yang digunakan untuk kepentingan pribadi, juga tak ada bantuan yang diklaim sebagai bantuan dari presiden.
"Ini adalah hoax dan fitnah.
Tidak ada bantuan dari masyarakat yang dikirimkan melalui PT Pos Indonesia untuk korban gempa Lombok tidak ada yang diklaim sebagai bantuan BPBD.
Apalagi mau dijual untuk kepentingan sendiri.
Atau digunakan sebagai bantuan Presiden.
Bohong semua itu," kicau Sutopo.
• BMKG Laporkan Manggarai Barat, NTT, Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan 6,7 SR
2. Makanan ternak dari relawan Jokowi
Juga tersebar informasi palsu terkait pengungsi gempa Lombok diberi konsumsi logistik berupa makanan ternak.
Informasi tersebut berasal dari video dubbing yang direkayasa.
Sutopo menegaskan, pihak TNI telah mengecek ke lokasi pengambilan video dan telah memastikan jika video tersebut adalah palsu.
"Video ini HOAX yang diunggah di
https://www.facebook.com/100016626527330/videos/315241202373428/ … Tidak benar pengungsi gempa Lombok makan makanan ternak karena Pemerintah tidak memberi bantuan. Apalagi diberikan relawan Pak Jokowi. Babinsa TNI telah mengecek ke lokasi. Video ini dubbing dan direkayasa. #LombokBangkit," kicau Sutopo.
• Terkait Gempa Lombok, Ferdinand: Mengapa Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Status Bencana Nasional?
3. Pengakuan anggota TNI terkait bantuan yang tak merata
Tersebar di Facebook oleh akun bernama 'Indonesia News' yang menyatakan bahwa seorang anggota TNI mengaku jika bantuan dari pemerintah untuk korban gempa di Lombok tidak merata terdistribusi dan dijadikan sebagai ajang pencitraan.
Akun tersebut juga memfitnah kubu relawan Jokowi dengan mengatakan jika bantuan sempat ditahan oleh pihak Jokowi untuk nantinya diklaim sebagai bantuan dari Jokowi.
Oleh Sutopo, kabar hoax tersebut ditepis.
Sutopo mengatakan bahwa tidak ada bantuan yang dijadikan sebagai ajang pencitraan.
Sutopo juga mengimbau agar tidak menyebarkan berita hoax karena saat ini masyarakat Lombok sedang berduka.
"Ini Hoax. Tidak benar bantuan hanya dijadikan ajang pencitraan.
Semua bantuan disalurkan untuk kemanusiaan.
Korban gempa Lombok memerlukan banyak bantuan.
Mohon jangan menambah duka dan derita masyarakat Lombok dengan Hoax dan fitnah begini.
Jangan sebarkan hoax. #LombokBangkit," kicau Sutopo.
4. Kiriman bantuan ditahan
Akun Facebook bernama Romi telah menyebarkan berita hoax karena mengatakan jika bantuan kepada para korban gempa Lombok belum disalurkan atau ditahan.
Akun tersebut bahkan memfitnah presiden dan meminta Jokowi untuk bertanggungjawab.
Mengenai informasi hoax yang disebarkan oleh akun Romi tersebut, Sutopo kembali menegaskan jika tak ada bantuan dari para relawan yang ditahan.
Terkait foto yang diunggah oleh Romi, Sutopo mengatakan jika foto tersebut merupakan foto bantuan dari masyarakat yang dikirim via PT Pos Indonesia namun dikirim ke alamat pribadi korban bencana Lombok.
Karena dikirim ke alamat pribadi, bantuan tersebut harus disortir terlebih dahulu oleh PT Pos Indonesia.
Sutopo menambahkan, harusnya bantuan tersebut dikirim ke Posko Bencana Alam Lombok.
"Ini Hoax juga. Tidak ada bantuan yang ditahan.
Foto ini adalah bantuan masyarakat yang dikirim via PT Pos Indonesia.
Barang-barang harus disortir karena banyak masyarakat yang mengirimkan bantuan ke alamat pribadi.
Harusnya semua bantuan ditujukan ke Posko Bencana Alam Lombok," kicau Sutopo.
(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)