TRIBUNWOW.COM - Kadiv Adokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut menyoroti pencapres Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @LawanPolitikJKW yang diunggah pada Sabtu (11/8/2018).
Ferdinand Hutahaean mengaku jika dirinya bingung melihat narasi para pendukung Jokowi.
Ia pun menanyakan apa Jokowi bisa menjawab jika dalam debat janji kampanyenya pada 2014 kembali disinggung?
Lebih lanjut, Ferdinand Hutahaean menyebutkan jika adu program ngibulin rakyat, maka ia yakin Prabowo kalah.
@LawanPoLitikJKW: Saya bingung melihat narasi pendukung Jokowi yg SOK KERJA : “saatnya adu program.” Jujurkah kalian bicara seperti ini?
Kira2 kalau Jokowi diminta debat dgn pernyataan janji kampanyenya 2014 lalu, Jokowi bisa jawab tidak?
Kalau program ngibulin rakyat, sy yakin Prabowo kalah.
• Teddy Gusnaidi: Ahmad Dhani sepertinya Enggak Perlu Jual Rumah untuk Biaya Kampanye Prabowo
Sementara itu, akun resmi Gerindra sempat menyinggung sejumlah janji kampanye Jokowi.
Seperti tidak menaikkan BBM hingga janji stop utang luar negeri.
@Gerindra: Stop mengkritik imajinasi sendiri, itu tidak baik.
Yang seharusnya menyesal itu adalah yang sebelumnya mendukung pihak yang janji stop utang luar negeri, janji buyback indosat, janji stop impor, janji tidak naikkan BBM, dan janji-janji lainnya yg tak ditepati.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi akhirnya maju dengan menggandeng Ketua MUI Ma'uf Amin.
Sementara Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno.
Diberitakan kompas.com, menurut Jokowi, Maruf adalah tokoh agama yang bijaksana.
Jokowi kemudian menyebut berbagai jabatan yang pernah diemban Maruf.
Maruf pernah menjadi anggota legislatif DPRD, DPR, MPR, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rais 'Aam PBNU hingga sekarang menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.
• Beberkan Kendala, Andi Arief: Jujur, Potensi Prabowo-Sandi Menang di Jateng dan Jatim Sangat Berat
Dalam kaitannya dengan Kebhinekaan, kata Jokowi, Maruf menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
"Kami ini saling melengkapi, nasionalis religius," ungkap Jokowi.
Sedangkan Prabowo Subianto mengatakan jika pemilihan nama Sandiaga Uno tidaklah mudah.
"Proses ini tidak mudah, proses ini melelahkan. Saya pun berunding terus dengan tokoh-tokoh politik dari Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, juga dengan Partai Demokrat, memang membangun suatu koalisi tidak mudah," kata Prabowo, dikutip dari KompasTV, Kamis (9/8/2018)
Menurutnya, Sandiaga Uno merupakan pilihan yang terbaik.
• Tanggapi Paslon yang Maju di Pilpres 2019, Fahri Hamzah: Apa yang Saya Takutkan Tak akan Terjadi
"Sandiaga Uno merupakan pilihan yang terbaik dari yang ada. Beliau juga berkorban beliau bersedia mengundurkan diri dari jabatan wakil gubernur yang telah dengan susah payah beliau rebut selama bertahun-tahun kampanye. Beliau bersedia berhenti demi mengabdi kepada negara dan bangsa," tegas Prabowo.
Sementara itu, Sandiaga Uno berjanji akan menghadirkan pemerintahan yang bersih.
"Kami mohon doa restu untuk bisa menghadirkan pemerintahan yang kuat, dan fokus di kemandirian bangsa membangun ekonomi kita, untuk membuka lapangan kerja, untuk memastikan harga-harga terjangkau, untuk memastikan stablitias bahan pangan dan menghadirkan percepatan pembangunan dengan pemerintahan yang bersih," ujar Sandiaga. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)