TRIBUNWOW.COM - Partai Gerindra tampak menanggapi pernyataan dari Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi yang mengungkit perjanjian politik antara PKS dan Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @Gerindra yang diunggah pada Senin (6/8/2018).
Awalnya, Teddy Gusnaidi mengatakan jika sebaiknya Prabowo melaksanakan janjinya pada PKS jika itu benar.
@TeddyGusnaidi: Ya kalau @prabowo pernah punya komitmen dengan @PKSejahtera soal Cawapres, harusnya itu di laksanakan. Jangan sampai khianat jika itu benar adanya..
• Setuju Debat dengan AHY, Budiman Sudjatmiko Mulai Bahas Topik dengan Andi Arief
Postingan itu kemudian dikomentari oleh netter dengan akun @wae_prasetya yang menyindir soal mahar politik.
@wae_prasetya: Bukannya prabowo ndak mau cawapres dari PKS, tapi PKS sdh gak ada duit buat maharnya...!!!
Teddy Gusnaidi pun tampak memberikan balasan.
Dengan mengatakan jika sosok yang diajukan dicintai rakyat, tentu uang bukan menjadi masalah.
@TeddyGusnaidi: Loh.. Kalau benar itu, ibarat sudah tunangan, sudah sepakat, cuma karena gak ada duit lalu pernikahan batal?
Ini mau nikah atau mau cari duit? sama seperti koalisi, ini mau koalisi atau mau nyari duit?
Kalau di cintai rakyat, pasti rakyat nyumbang kok. @Gerindra @PKSejahtera
Menanggapi hal tersebut, Gerindra mengatakan jika pihaknya harus mengakomodir semua saran.
@Gerindra: Perjuangan untuk mewujudkan #IndonesiaRaya yang sesungguhnya ini adalah perjuangan yang besar.
Kita harus mengakomodir semua saran.
Namun dalam perjuangan yang besar tersebut dibutuhkan juga pengorbanan.
• Reaksi Fahri Hamzah saat Cuitannya yang Mirip dengan Pidato Jokowi Diungkit ke Publik
Diberitakan sebelumnya, perjanjian kerjasama koalisi antara Prabowo dan PKS kembali dibicarakan publik setelah kubu PKS kukuh dan mendorong agar Prabowo menepati janjinya.
Diketahui, menurut Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, perjanjian tersebut berisi dipilihnya cawapres dari kubu PKS.
"Dalam perjalanan kami kita akan berkomitmen untuk menjalin kerjasama sampai dengan 2019," kata Sohibul Iman, dalam acar TV iNews Sore yang tayang pada Jumat (3/8/2018).
Ia juga mengatakan bahwa perjanjian tersebut ada di tingkat Dewan Pembina dan Ketua Majelis Syuro.
"Saat pilpres ini ya sudah kita ingatkan lagi oleh kita, bahwa kita punya komitmen untuk itu, sehingga bagi PKS komitmen politik tidak memiliki dampak hukum, kami sadar betul. Dilanggar juga mungkin, tapi dia punya dampak moral, dan juga keberlanjutan saling percaya di antara kita. Kalau hal-hal seperti ini kita abaikan, ya perjalanan kebersamaan itu akan sulit," imbuhnya.
Sohibul Iman juga mengungkapkan bagaimana tanggapan Prabowo saat diingatkan kembali mengenai perjanjian tersebut.
• Ruhut Sitompul: Yang Disampaikan Pak Jokowi pada Relawan Tolong Dengarlah secara Utuh, Itulah Fakta
Presiden PKS itu mengatakan apabila ada perbedaan tafsir antara pihaknya dengan Prabowo mengenai perjanjian ini.
Menurutnya, perjanjian tersebut ditafsirkan pihak Prabowo bahwa Prabowo bebas memilih siapa cawapresnya asalkan didukung oleh PKS.
Sohibul Iman menyatakan jika itu termasuk alasan Prabowo mencari calon di luar 9 nama yang diajukan PKS.
"Jadi ada beda tafsir, kalau dari kami, komitmen tadi, cawapres harus dari PKS. Tapi Pak Prabowo punya tafsir lain, bahwa orangnya cawapres itu tidak harus dari PKS, yang penting PKS setuju," ujar Sohibul Iman.
Sebelumnya PKS mengajukan 9 nama kadernya untuk dipilih menjadi cawapres Prabowo Subianto.
• Budiman Sudjatmiko: Kalau Saya Dianggap Enggak Tahu Diri Debat dengan AHY, Tsamara Amany juga Bagus
Yakni Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS, Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan apabila saat ini nama cawapres Prabowo Subianto telah mengerucut menjadi 3 nama.
Yakni Ustaz Abdul Somad, Salim Segaf, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Fadli Zon, ketiga nama tersebut memiliki kapasitas sebagai cawapres.
Meski demikian, hingga kini Prabowo belum mengumumkan siapa cawapres yang ia pilih.(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)