TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat Andi Arief menanggapi pernyataan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mengenai bencana gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @AndiArief_ yang diunggah pada Senin (6/8/2018).
Awalnya, Fahri Hamzah menanyakan penjelasan ilmiah mengenai gempa yang mengguncang kampung halamannya itu.
• Jansen Sitindaon Beri Tanggapan atas Klarifikasi Kabar Sri Mulyani Lelang Miras Selundupan
"Untuk kita imajinasikan...sekarang di Mataram saja yang jauh dari pusat gempa ada yg meninggal dunia...gempa sebelumnya hanya kena 3 kecamatan tapi yg sekarang 5 kabupaten di lombok dan kabupaten lain di pulau bali dan sumbawa...malam ini warga tidur di luar rumah..
Ada lebih 4 juta penduduk NTB dan sekitar 1,2 Juta rumah tangga dan 70 % tinggal di pulau lombok yang baru saja kena gempa yang dapat berakibat tsunami. Jika pada tempa pertama yang hanya meliput 3 kecamatan sekitar 4.000-an rumah hancur. Apalagi sekarang...
Entahlah apa penjelasan ilmiahnya. Tapi pulau itu seketika seperti melambung ke atas dan jatuh seperti di-ayak sampai hancur.
Kerusakan di pulau lombok ini dalam sekejap terjadi secara massif. Korban nyawa tak bisa dihindari dan harta benda hancur berantakan terutama rumah.
Mari satukan langkah untuk membantu #PulauLombok yang baru terkena #GempaLombok yang amat dahsyat. Kami baru saja selesai berkoordinasi untuk aksi lanjutan bersama. #AyoBantuLombok #AksiBantuLombok #DonasiUntukLombok," tulis Fahri Hamzah, Senin (6/8/2018) dini hari.
• Sekjen Demokrat Bagikan Data Survei Kondisi Ekonomi, Yunarto Wijaya: Salah Hitung Tuh
Menanggapi hal tersebut, Andi Arief memberikan saran agar pimpinan DPR segera meminta bantuan tim ahli untuk melakukan penelitian, agar hasilnya bisa dijadikan peringatan di masa depan.
"Saya baru tanya ahli Gempa Dr Dany Hilman soal mekanisme gempa lombok kemarin.
Mekanisme Pergerakan sesar gempanya sesar naik.
Daratan bergerak ke utara dan ke atas pada bidang sesar yg miring ke selatan sekitar 30 derajat.
Tahun 2012 saya membentuk tim katastrofi purba, untuk meneliti dan mendata catatan gempa tua.
Gempa besar di NTB yg jarak berdekatan ini sudah pernah dipaparkan kemungkinan terjadinya karena pengulangan th 1800-an. Namanya bukan kabar baik, saat itu gak ada yg peduli.
Ahli gempa kita sedikit, namun kualitas pengetahuan dan penelitiannya mendunia.