BNPB: Sementara 91 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa 7 SR di NTB

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNWOW.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melaporkan data sementara hingga Senin, (6/8/2018) pukul 10.00 WIB, tercatat 91 orang meninggal dunia akibat gempa 7 SR di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selain itu, sebanyak 209 orang tercatat luka-luka, ribuan jiwa masyarakat mengungsi dan ribuan rumah dikabarkan rusak.

Berdasarkan rilis yang diterima tim TribunWow.com, TIM SAR Gabungan masih terus menyisir daerah-daerah terdampak gempa untuk melakukan evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban gempa.

Jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa diperkirakan akan terus bertambah karena pendataan masih terus dilakukan oleh aparat.

Kemensos: Bantuan Korban Gempa di NTB akan Ditingkatkan

91 orang yang tercatat meninggal dunia merupakan warga negara Indonesia.

Lebih lengkap, tercatat korban meninggal di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 72 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 2 orang, Lombok Tengah 2 orang, Lombok Barat 9 orang dan Bali 2 orang.

Sebagian besar korban meninggal adalah akibat tertimpa bangunan yang roboh. 

Hingga saat ini, belum ada laporan wisatawan yang menjadi korban akibat gempa.
 
Lombok Utara menjadi daerah yang paling parah terdampak gempa.

Ini disebabkan lokasinya berdekatan dengan pusat gempa.

Kerusakan rumah dan bangunan menjadi semakin luas setelah sebelumnya rumah-rumah di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur hanya rusak ringan diguncang gempa 6,4 SR pada Sabtu (29/7/2018).

Rumah dan bangunan tersebut kini menjadi rusak berat dan roboh akibat guncangan gempa 7 SR.

Berdasarkan laporan pertugas di Kabupaten Lombok Utara, diperkirakan kerusakan rumah di berbagai kecamatan seperti Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan, Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Pemenang mencapai lebih dari 50 persen.

Namun untuk jumlah pasti, hingga saat ini masih terus dilakukan pendataan.

Terdapat ribuan pengungsi tersebar di banyak tempat, namun belum semua pengungsi memperoleh bantuan.

Pengungsi masih berada di lapangan dan di halaman rumahnya sebagai pengungsi mandiri.

Sutopo menjelaskan bahwa penanganan terkendala terbatasnya alat berat, terbatasnya ketersediaan logistic, hingga luasnya daerah yang terdampak.

Selain itu, listrik padam di daerah Lombok Utara dan Lombok Timur, serta saluran komunikasi yang mati juga menjadi kendala.

Rusaknya jembatan di tiga tempat yaitu jembatan Tampes, jembatan Lokok Tampes dan jembatan Luk juga menyebabkan aksesibilitas terganggu.

Namun demikian, hingga saat ini, upaya penanganan masih akan terus dilakukan.

Adakan Pertemuan di NTB, Para Menteri dan Delegasi Luar Negeri Berhamburan ke Luar Hotel saat Gempa

Masa tanggap darurat penanganan dampak gempa telah diperpanjang hingga 11/8/2018 baik di Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur.

Tambahan personil dan logistik juga terus dikirimkan.

BNPB mengirimkan 21 ton bantuan logistik dan peralatan melalui cargo.

Dua helikopter BNPB juga diperbantukan untuk penanganan darurat.

TNI memberangkatkan tiga pesawat Hercules C-130 untuk mengirim satgas kesehatan dengan membawa obat-obatan, logitik, tenda, dan alat komunikasi.

KRI dr Suharso diberangkatkan dari Surabaya ke Lombok untuk dukungan kapal rumah sakit.

Basarnas mengirimkan personil, helikopter, kapal dan peralatan untuk menambah kekuatan operasi SAR.

Polri mengirimkan personil, tenaga medis dan obat-obatan dan 2 helikopter.

Kementerian Pariwisata mengaktivasi Tim Crisis Center untuk memantau kondisi wisatawan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggerakkan alat berat, menambah air bersih dan sanitasi.

Kementerian/Lembaga dan NGO (Bukan Pemerintah) mengirimkan personil dan bantuan.

Untuk saat ini, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan adalah bahan makanan, khususnya makanan siap saji, air mineral, air bersih, tenda, terpal, tikar, selimut, pakaian, makanan penambah gisi, layanan trauma healing, dapur umum, obat-obatan, pelayanan kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.
 
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)