TRIBUNWOW.COM - Musibah kecelakaan kapal kembali terjadi, kali ini Kapal Bunga Hati 2 terbalik di perairan Indramayu, Jawa Barat, pada Jumat (3/8/2018).
Berikut fakta-fakta kejadian tersebut yang TribunWow.com rangkum dari Kompas dan TribunJabar.
1. Kronologi
Pemilik Kapal Bunga Hati 2, Guntur menuturkan kronologi kejadian terbaliknya kapal itu.
Guntur mengaku apabila dirinya mendapatkan informasi terkait kecelakaan tersebut dari seorang nakhodanya yang ada di Kalimantan.
"Saya mendapatkan informasi pertama dari nahkoda yang ada di Kalimantan bahwa kapal saya kecelakaan. Akhirnya saya disuruh buka jalur dengan frekuensi di lokal kapal tersebut," ujar Guntur di Indramayu, Jumat (3/8/2018).
Setelah membuka jalur komunikasi, kapal miliknya benar mengalami kecelakaan.
• Presiden PKS Sohibul Iman Beberkan Perjanjian Koalisi dengan Prabowo di Pilpres 2019
Menurutnya, Kapal Bunga Hati 2 hendak melakukan perjalanan melaut ke Laut Jawa untuk mencari ikan.
"Saya ditelepon sama nakhoda di Kalimantan itu pukul 03.00 WIB," kata Guntur.
Kapal tersebut berangkat sejak Kamis (2/8/2018) pukul 16.00 WIB.
"Kapal saya berangkat pada Kamis (2/8/2018) sekitar pukul 16.00 WIB," ungkapnya.
2. Penyebab
Guntur mengungkapkan apabila kapal miliknya terbalik lantaran terjebak dalam cuaca buruk yang disertai angin kencang.
3. Lokasi Kejadian
Kasat Patroli Daera Ditpolair Polda Jawa Barat AKBP Didit Eko Herwanto mengungkapkan jika kapal terbalik di titik kooridinat 05 35' 50" S - 108 31' 00" E dengan jarak dan radial dari Pelabuhan Cirebon 85 Nm/375 derajat.
Kapal berkapasitas 27 GT tersebut terbalik di dekat Kalimantan.
4. 13 Penumpang Hilang
Hingga Sabtu (4/8/2018) pagi 13 Anak Buah Kapal (ABK) atau penumpang masih belum ditemukan.
Tim SAR pun telah menerjukan sejumlah petugas untuk melakukan pencarian.
Adapun kapal yang melakukan pencarian terdiri dari KN SAR 2016 Bandung 01 (Basarnas), Patkamla Gebang (Lanal), Patkamla Bondet (Lanal), KM Jayamulya (nelayan), dan KM Mandala 525 (nelayan).
Pada pencarian Jumat kemarin, Tim SAR gabungan menyisir empat titik koordinat.
"Terlihat kapal Bunga Hati 2 yang terbalik dan nampak juga jaring di sekitaran kapal tersebut. Kapal sudah ditemukan, namun ke 13 orang tersebut masih dalam pencarian," ujar Koordinator Humas dan Protokoler Badan SAR Nasional Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Sabtu (4/8/2018).
Pencarian sempat dihentikan pada Jumat malam lantaran kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, seperti angin kencang dan gelombang tinggi yang menyebabkan pengelihatan terbatas.
Sekitar pukul 05.00 WIB petugas kembali melakukan pencarian terhadap para korban yang dimulai dari PLTU Sumur Adem.
Sementara itu, Kepala Basarnas Jawa Barat, Deden Ridwansyah mengimbau kepada seluruh pemilik kapal agar memperhatikan kapal miliknya.
"Perhatikan kapalnya, lengkapi alat keselamatannya, GPS tracking, Beacon (alat epemindai distress) jadi bilamana terjadi kecelakaan laut risiko jatuhnya korban dapat diminimalisir," imbuhnya.
Deden juga meminta para nahkoda yang melintas di wilayah lokasi pencarian memberikan informasinya apabila melihat atau menemukan tanda-tanda korban.
"Bilamana menemukan tanda atau korban harap dapat menghubungi nomor 022-7780437 yang aktif selama 24 jam," katanya.
• Ajak Semua Pihak Yakinkan UAS soal Cawapres, Putri Amien Rais: Kesempatan Tak akan Datang Berulang
5. Data Korban
Berdasarkan data dari Kantor SAR Bandung, berikut nama-nama korban yang dinyatakan hilang:
1. Maswani
2. Trisno
3. Herun
4. Hendra
5. Roni
6. Yono
7. Wardani
8. Yusuf
9. Bagja
10. Komang
11. Warno
12. Dian
13. Eeng
AKBP Didit Eko Herawanto belum dapat memastikan kondisi kru kapal dan seperti apa situasi di tempat kejadian.
Hal tersebut lantaran masih dalam proses penyelamatan dan mengingat bahwa lokasi kapal tersebut sudah jauh, tepatnya mendekati Kalimantan.
Hingga kini, tim SAR terus mengupayakan pencarian melalui koordinasi dengan TNI, Polri, Pertamina, masyarakat, dan pihak lainnya.
• Puji Menteri Susi, Faizal Assegaf: Kualitas Melebihi Retorika Fiksi Rocky Gerung
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)