TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Paretai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi, tampak menanggapi postingan Fadli Zon.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @Uki23 yang diunggah, pada Minggu (29/7/2018).
Awalnya, Fadli Zon mengutip omongan Prabowo subianto yang menyebut masyarakat semakin miskin hingga BUMN dijual diam-diam.
"Prabowo: Mata Uang RI Tambah Lemah, Kita Makin Miskin, BUMN Dijual Diam-diam," tulisnya dalam akun Twitter @fadlizon.
Menanggapi hal tersebut, Dedek Prayudi membenarkan apabila mata uang RI semakin melemah terhadap dolar.
Akan tetapi, data kemiskinan dan BUMN yang disampaikan Prabowo menurutnya hoaks.
• Pesan Habib Rizieq Shihab terkait Pilpres 2019 dalam Acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional
Ia pun lantas menertawakan orang-orang yang ada di sekeliling Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Menurutnya, orang-orang yang memberikan informasi kepada Prabowo tidak memberikan data yang benar.
"Mata uang melemah = betul Kita tambah miskin = hoax BUMN dijual diam-diam = tipuan
@prabowo : 2 hoax dalam 3 pernyataan. Saya tetap tidak ingin meremehkan kapasitas beliau, saya hanya mentertawakan pembisik disekeliling beliau. Tidak ada data = HOAX.," tulisnya dalam akun @Uki23.
Sebelumnya, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, memberi peringatan terkait BUMN yang dikabarka telah dijual secara diam-diam.
Hal tersebut ia sampaikan dalam pidato sambutan acara Ijtima Ulama dan Tokoh Bangsa yang digelar oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/7/2018) malam.
Prabowo memberi contoh BUMN yang dijual diam-diam dan bangkrut.
• Panen Kritik Karena Jual Tiket Konser hingga Rp 25 Juta, Syahrini Ungkap Tiket Early Bird Ludes
Berikut petikan pidatonya:
"Saya lihat di hari-hari terakhir ini BUMN-BUMN kita dijual diam-diam tanpa transparansi, Pertamina sebagian sudah dijual, Garuda bangkrut, PLN bangkrut.
Perusahaan Gas Negara (PGN) bangkrut, BRI menerbitkan bon, bank menerbitkan bon berarti bank untuk utang, berarti gak ada uang di bank itu.
Kita kan mau pinjam uang ke bank, banknya ini pinjam uang.
Ini BRI dulu namanya Bank Tani, sekarang BRI terbitkan obligasi pinjam uang.
Bank Mandiri terbitkan global bon, utang USD 250 juta, apa artinya itu? Utang saudara-saudara sekalian, tapi diam-diam.
Kalau yang terhormat bu Rini Soemarno (menteri BUMN) ditanya, apa benar ada aset-aset Pertamina dijual? 'Oh saya lupa ya'.
Padahal, ada dokumen-dokumen bahwa beliau menyetujui saudara-saudara.
BUMN itu pertahanan terakhir, kekayaan rakyat, ini saya kira yang mengakibatkan situasi Indonesia seperti sekarang.
Menurut pendapat saya, bangsa Indonesia sedang sakit, sakitnya kalau diukur dari ukuran medis stadiumnya sudah lanjut, sudah agak lanjutlah.
Dibutuhkan sekarang sesuatu yang besar untuk menyelamatkannya.
Dan, saya kira sudah jelas saudara-saudara, kalau kita lihat sepakbola saja. Kalau ada klub sepak bola kalah kalah kalah, kalau jual BUMN kan kalah berarti sudah angkat tangan. Ya, sebetulnya kalau mau bangkit menang ya managernya harus diganti," ungkap Prabowo.
• Fahri Hamzah: Aku Bersyukur Ustaz Abdul Somad Telah Terbebas dari Jebakan Pilihan Politik
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini, mulai menit ke-17.16.
Sementara itu, terkait data kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018.
Diberitakan Tribunnews, dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.
"Maret 2018 untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam 1 digit. Kalau dilihat sebelumnya, biasanya 2 digit, jadi ini memang pertama kali dan terendah," kata Kepala BPS, Suhariyanto, saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (16/7/2018).
Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu September 2017, persentase kemiskinan tercatat sebesar 10,12 persen atau setara dengan 26, 58 juta orang penduduk miskin di Indonesia.
Bila dirinci lagi, terdapat penurunan persentase penduduk miskin baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Persentase penduduk miskin di perkotaan per Maret 2018 sebesar 7,02 persen, turun dibandingkan September 2017 sebesar 7,26 persen.
Sama halnya dengan di perdesaan, di mana persentasenya pada Maret 2018 sebesar 13,20 persen, turun dari posisi September 2017 sebesar 13,47 persen.
Suhariyanto mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan dari September 2017 hingga Maret 2018, yakni inflasi umum dalam periode itu sebesar 1,92 persen.
Serta rata-rata pengeluaran per kapita tiap bulan untuk rumah tangga di 40 persen lapisan terbawah yang tumbuh 3,06 persen.
• Putri Amien Rais Bagikan Foto Duet Prabowo Subianto-Ustaz Abdul Somad untuk Indonesia 2019
Faktor lain yaitu bantuan sosial tunai dari pemerintah yang tumbuh 87,6 persen pada kuartal I 2018 atau lebih tinggi dibanding kuartal I 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.
Selain itu, juga dari program beras sejahtera (rastra) dan bantuan pangan non-tunai kuartal I yang tersalurkan sesuai jadwal.
"Lalu karena nilai tukar petani Maret 2018 di atas angka 100, yaitu 101,94, dan kenaikan harga beras sebesar 8,57 persen pada September 2017 sampai Maret 2018 yang disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan jadi tidak secepat periode Maret 2017 sampai September 2017," kata Suhariyanto.
Sementara itu, jika ditarik mundur, pada 1999 Indonesia mencatat persentase kemiskinan paling tinggi, sebesar 23,43 persen atau setara dengan 47,97 juta penduduk miskin.
Angka kemiskinan pada tahun-tahun berikutnya secara bertahap menurun meski sempat beberapa kali naik pada periode tertentu.
"Tetapi, menurut saya, kita masih punya banyak PR, bagaimana supaya kebijakan-kebijakannya lebih tepat sasaran sehingga penurunan kemiskinannya menjadi lebih tepat," imbuh Suhariyanto. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)