Najwa Shihab Menemukan Alat Olahraga di Sel Lutfi Hasan hingga Barang Mewah di Ruangan OC Kaligis

Penulis: Laila N
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lapas Sukamiskin

TRIBUNWOW.COM - Presenter Najwa Shibab tampak mengunjungi sejumlah sel narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari cuplikan video yang ia bagikan melalui akun Instagram @najwashihab pada Selasa (24/7/2018).

Dari video tersebut, tampak mantan Presiden (Partai Keadilan Sejahtera) PKS, Lutfi Hasan Ishaaq.

Ketika Najwa memasuki ruangan selnya, ada alat olahraga.

Sembari tersenyum, Lutfi Hasan menunjukkan barang-barangnya kepada Najwa.

Nadirsyah Hosen: Usaha SBY Membahayakan Nasib Karier AHY, Kasihan

Selain itu, tampak pula sel pengacara kondang, OC Kaligis.

Di ruangan sel OC Kaligis, Najwa menemukan sederet barang elektronik mewah, mulai dari TV, Ipad, laptop, printer, hingga sound system.

Najwa pun sempat menanyakan hal tersebut kepada OC Kaligis.

Melalui captionnya, Najwa mengaku jika dirinya juga menemukan uang tunai puluhan juta rupiah.

SBY Ungkap Sejumlah Kesepakatannya dengan Prabowo

@najwashihab: Eksklusif #MataNajwadiTrans7 “Pura-Pura Penjara” Di dalam sel OC Kaligis di Sukamiskin ditemukan peralatan elektronik yang beragam.

Ada TV, Ipad, Laptop dengan printernya hingga sound system.

Ada banyak temuan lain di berbagai sel.

Mulai uang tunai puluhan juta rupiah hingga kursi mewah layaknya di hotel bintang lima.

Jawaban Johan Budi saat Ditanya Mengapa Ali Ngabalin Lebih Banyak Berbicara Mewakili Pemerintah

Diketahui, Najwa mengunjungi Lapas Sukamiskin setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menguak adanya kasus jual beli fasilitas di lembaga permasyarakatan tersebut.

KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) dan menangkap Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husein.

Wahid ditangkap atas dugaan korupsi pemberian fasilitas dan izin khusus bagi sejumlah narapidana.

Dalam kasus ini, Wahid diduga menerima suap dari narapidana kasus korupsi, Fahmi Darmawansyah.

Selain membeberkan fakta-fakta terkait OTT dalam konferensi persnya, Sabtu (21/7/2018), KPK juga memutar rekaman video yang mempertontonkan fasilitas sel yang ada di Lapas Sukamiskin.

Sel tersebut tergolong mewah dan berbeda dari sel-sel pada umumnya.

Dalam video yang dirilis KPK, dari dalam sel terlihat ada wastafel, rak, TV, AC, kulkas, hingga dispenser.

Pengakuan Mantan Narapidana terkait Jual Beli Fasilitas di Lapas hingga Harga Surat Izin Sakit Napi

Diberitakan Tribunnews, KPK telah menetapkan empat tersangka atas kejadian itu.

Di antaranya Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen; narapidana kasus korupsi proyek Bakamla yang juga suami Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah; PNS Lapas Sukamiskin, Hendri Saputra; serta narapidana tahanan kasus pidana umum yang juga orang kepercayaan Fahmi, Andri Rahmat.

Wahid Husen diduga menerima suap berupa uang dan dua mobil dalam jabatannya sebagai Kalapas Sukamiskin sejak Maret 2018.

Uang dan mobil tersebut diduga berkaitan dengan pemberian fasilitas, izin luar biasa, yang‎ seharusnya tidak diberikan kepada diberikan kepada napi tertentu.

Suami artis Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah diduga memberikan suap kepada Wahid untuk mendapatkan fasilitas khusus di dalam sel atau kamar tahanannya.

Dalam video yang beredar viral tampak sel mewah yang ditempati Fahmi dengan fasilitas layaknya hotel.

Fahmi juga diberikan kekhususan untuk dapat mudah keluar-masuk Lapas Sukamiskin.

Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarief menerangkan, penerimaan tersebut diduga diperantarai oleh orang terdekat Wahid dan Fahmi.

"Peneriman-penerimaan tersebut diduga dibantu dan diperantarai oleh orang-orang dekat keduanya yaitu AR (Andri Rahmat) dan HND (Hendy Saputra)," ujar Laode.

Sebagai pihak penerima suap, Wahid dan Hendry disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 atau Pasal 12B UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tipikor sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Sedangkan sebagai pihak pemberi suap, Fahmi dan Andri disangkakan melanggar Pasal 5 huruf a atau huruf b atau Pasal 13 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tipikor sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP. 

Fadli Zon dan Ferdinand Hutahaean Pertanyakan Pertemuan Jokowi dengan 6 Petinggi Partai Politik

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)