TRIBUNWOW.COM - Malik, mantan narapidana memberikan sejumlah pernyataan mengenai jual beli fasilitas di lapas.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan dalam acara "Apa Kabar Indonesia Malam" yang ditayangkan tvOne pada Senin (23/7/2018).
Diketahui, beberapa hari yang lalu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi tangkap Tangan (OTT) yang melibatkan Kalapas Sukamiskin.
Dari temuan KPK di lapas, terdapat sejumlah fasilitas mewah yang tak semestinya ada di penjara.
• Jokowi Bertemu 6 Ketum Parpol, Indra J Piliang: Koalisi yang Solid Bakal Hadang Oposisi Tak Berkamus
Di antaranya alat elektronik, seperti HP, TV, AC, kulkas, dispenser, hingga pemanas air.
Menanggapi hal tersebut, Malik mengatakan jika hal-hal tersebut sangat mudah dibawa.
"Sangat mudah, kalau di dalam itu ada yang nyediain, yah seperti di luarlah. Jadi walaupun kita masuk LP atau lapas ada tulisan Halinar (anti HP, pungli, dan Narkoba) tapi pada kenyataannya HP terlalu gampang, lebih dari HP gampang juga," ujarnya.
Iapun menyebut bahwa temuan KPK adalah hal yang biasa.
"Apalagi orang yang lama di lapas, katakanlah dia punya kegiatan ekonomi, kamarnya ya luar biasa, kayak home teather. Kenapa dia bisa begitu kan pasti ada koordinasi, pasti ada yang bawa, yang beli," imbuhnya.
Untuk membawa benda-benda tersebut pun sepengetahuan petugas dan pungutan biaya.
"Ada dua aspek, TV itu bisa warisan, warisan orang yang sudah bebas, kedua ya dibeli, atau di ruangan depan atau koridor, itu juga dipungut biaya, untuk orang yang gak kebagian TV di kamar, itu per Minggu Rp 50 ribu," ungkapnya.
• Andi Arief: Partai Demokrat Bukan Plin-plan, tapi Sedang Menimbang Taktik yang Tepat
Menanggapi hal itu, Politisi PDIP Arteria Dahlan mengaku sedih dan prihatin karena ada fenomena tersebut.
Arteria mengatakan setiap masa reses, DPR melakukan sidak, dan ketika sidak, temuan-temuan yang disebutkan oleh Malik tidak ada.
"Tidak kelihatan yang disampaikan oleh beliau (Malik), apapun itu ini kita anggap sebagai informasi yang baik," ujar Arteria.
Ia pun menyebutkan masukan ini akan dijadikan bahan sebagai perbaikan.
"Saya berkali-kali ke Sukamiskin, keliling-keliling, tapi tidak pernah lihat yang seperti itu," imbuh Arteria.
Selain jual beli fasilitas, Malik juga menjelaskan mengenai narapidana yang tidak ada di lapas.
Menurutnya, hal tersebut dibisniskan.
"Intinya kalau surat sakit, surat apalah itu, kalau gak ada duit gak bisa, bahkan keluarga kita meninggal, harusnya kita mengengok, itu hak kita, tapi itu gak bisa kalau (gak ada uang), katakanlah yang lebih (kaya) bisa, bahkan anaknya wisudapun bisa (izin keluar), saya pernah coba gak akan (bisa)," ungkap Malik.
Malik kemudian menuturkan jika rate biaya untuk itu sekitar puluhan juta (untuk izin sakit).
Menanggapi hal itu, Arteria Dahlan pihaknya tak menutup mata atas hal tersebut.
"Memang yang namanya integritas aparat di lapas setiap detik diuji," ujarnya.
"Makanya saya ingin sampaikan, dilihat juga ini keadaan yang faktual mengenai lapas, lapas itu kan isinya banyak sekali, tapi yang menjaga sedikit," sambungnya.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini.
• Jawaban Johan Budi saat Ditanya Mengapa Ali Ngabalin Lebih Banyak Berbicara Mewakili Pemerintah
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)