TRIBUNWOW.COM - Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) memberikan analisis terkait hasil survei Pilkada, khususnya survei pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Pilkada Jawa Barat (Jabar).
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @RustamIbrahim yang diunggah pada Sabtu (30/6/2018).
Rustam Ibrahim membeberkan analisisnya dalam rangka menjawab pertanyaan dari mantan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Awalnya, Dipo Alam menanyakan hasil survei berbeda dengan real count.
Sebagai contoh hasil dari Pilkada DKI 2017.
• Tanggapi Omongan Jokowi soal Mahathir, Ferdinand: Sebaiknya Direvisi, Jangan Malu Salah
@dipoalam49: Bung @RustamIbrahim pengalaman Pilgub DKI 2017 yg kadang orang pertanyakan seseilmiahnya lembaga survei dan orang2nya, bisa2 jebul realnya lain loh @fadlizon @elfizal
@PrijantoRabbani @RamliRizal
@ssirah @Fahrihamzah @zarazettirazr @gitaluna @saididu.
Menanggapi hal itu, Rustam Ibrahim mengatakan jika sepanjang survei dilakukan dengan metodologi ilmiah yang benar dan konsisten, maka hasilnya adalah ilmiah, bukan politik.
Berikut pernyataannya.
"1) Mengapa hasil survai Pilkada bisa meleset? Khususnya kasus prediksi perolehan suara pasangan Sudrajat - Akhmad Syaikhu yang jauh berbeda dengan hasil Quick Count?
Seperti juga pernah terjadi dalam kasus Ahok? Dalam kesempatan ini saya mencoba memberikan beberapa analisis."
• Dipo Alam Sebut Masukan Rizal Ramli Tak Salah jika Diperhatikan, Rustam dan Fadli Zon Angkat Bicara
"2) Saya akan memulai dengan pernyataan.
Sepanjang survai dilakukan dengan metodologi ilmiah yg benar & konsisten, dan hasil yg dipresentasikan tidak di-ubah2, maka menurut saya survai tsb adl survai ilmiah,bukan survai politik.
Meskipun bisa saja dananya diperoleh dari pihak luar."
"3) Hasil survai pada dasarnya hanya berlaku PADA WAKTU survai dilakukan, termasuk soal elektabilitas calon.
Makanya dalam setiap survai ada kalimat pertanyaan yang standar:
'Jika Pilkada dilakukan HARI INI siapa calon yang anda pilih?' Jadi bukan pada waktu hari Pilkada NANTI."
"4) Dalam setiap survai selalu ada yang disebut non-sampling error (misal responden tidak menjawab sebenarnya.
Juga ada reponden yg belum menentukan pilihan (undecided voters) & responden yang pilihannya masih bisa berubah (swing voters).
Faktor2 ini jarang dibaca oleh orang awam."
"5) Ambillah misal survai SMRC yg memprediksi RK bakal menang &elektabilitas Asyik hanya sekitar 8%.
Tapi survai SMRC mengatakan ada 8.5% responden belum menentukan pilihan & 30% pilihan masih bisa berubah.
Jadi ada 38.5% suara rakyat masih diperebutkan."
"6) Jadi, berdasar survai SMRC, ada sebanyak 38.5% suara pemilih di Jabar masih diperebutkan dalam jangka waktu antara survai dilakukan (biasanya 15 hari sampai 1 bulan sebelum hari H).
Angka ini cukup besar untuk mempengaruhi perubahan suara dalam Pilkada Jabar."
"7) Dlm hal ini saya ingin mengajukan hipotesis bhw perubahan suara yg diperoleh Sudrajat - Akhmad Syaikhu, sangat dipengaruhi oleh faktor2 cara, bentuk & isi kampanye saat2 menjelang hari-H, termasuk media yang digunakan.
Terutama kampanye oleh kader, anggota dan pendukung PKS."
"8) Mudah2an ada mahasiswa ilmu politik atau ilmu komunikasi yang berminat melakukan penelitian tentang cara, bentuk dan isi kampany2 PKS. Bahkan mungkin untuk tesis Master atau disertasi Doktor (S3).
Karena menurut saya hasilnya fenomenal.
Menjungkirkan prediksi lembaga2 survai."
• Dukung Gugatan Ambang Batas Pencapresan, Ferdinand: Supaya Amien Rais Bisa Maju Jadi Capres
Diketahui, sebelum hari H pencoblosan, sejumlah lembaga survei menempatkan Sudrajat di posisi ketiga setelah Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar.
Akan tetapi, berdasarkan hasil cepat dari beberapa lembaga survei, pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu berhasil melejit hingga menempati urutan kedua mengalahkan Deddy Mizwar.
Hasil tersebut juga masih sama dalam hitung cepat formulir C1 yang dilakukan oleh KPU.
Di mana posisi Sudrajat hanya selisih 4,85 persen dari urutan pertama yang ditempati oleh Ridwan Kamil, berdasarkan suara masuk 94,22 persen.
Pasangan Ridwan Kamil dan Uu Rhuzanul Ulum unggul dengan 33,03 persen suara.
Dari grafis yang dipaparkan terlihat jika pasangan Rindu dipilih oleh 6.857.931 orang.
Sementara itu, pada posisi kedua ditempati oleh pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu dengan selisih 4,85 persen.
Pasangan Asyik ini mendulang 28,45 persen suara, dengan total pemilih sementara mencapai 5.906.216 orang. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)