TRIBUNWOW.COM - LSI Denny JA membeberkan alasan pasangan Sudirman Said- Ida Fauziah Kalah suara melawan Ganjar Pranowo-Taj Yasin di perhitungan cepat atau quick count.
Dilansir TribunWow.com, dari akun Youtube Denny Ja 2017, Rabu (27/6/2018), Denny JA menautkan sebuah video atas dan memberikan keterangan atas hasil lembaga surveinya tersebut.
Denny JA menyebut bahwa data yang ia gunakan untuk melakukan perhitungan cepat adalalah valid.
Namun ia juga meminta bahwa hasil resminya diumumkan oleh KPUD.
• Faisal Basri Sebut Menteri Perdagangan sebagai Salah Satu Musuh dalam Selimut Jokowi
Kemudian, ia menambahkan jika upayanya membuat perhitungan cepat lantaran dua alasan.
"Pertama, pengumuman KPUD lama, dan kita telah melakukan lebih dari 200 quick count dan tidak ada satupun yang meleset. Kedua, rakyat berhak tahu siapa pemenang hari ini juga, " ujarnya.
Setelah itu, Denny JA membeberkan alasan Sudirman Said kalah dan Ganjar Prabowo menjadi pemenang.
Menurutnya, tokoh yang memiliki kantong suara terbesar.
"Pertama adalah, siapa yang memenangkan kantong besar suara di provinsi itu, setiap provinsi memiliki kantong besar, suka tidak suka itu sifatnya sangat promordial, misalnya, di NTB kantong besar Sumbawa berbeda perilakunya dengan kantong suara di Lombok," ujarnya.
• Kotak Kosong Unggul dalam Hasil Quick Count di Makassar, Faizal Assegaf: Pukulan Telak Elite Parpol
Kemudian ia menambahkan, politik indentitas masih mempengaruhi.
Denny JA lantas menyebut ketokohan menjadi hal terpenting dalam mendapatkan suara.
"Kedua, adalah pesona seorang tokoh, secara statistik adalah tokoh dikenal dan paling disukai, tokoh incomben jika maju kembali, maka ia diuntungkan karena sudah dikenal terlebih dahulu. Sementara tokoh baru, harus merangkak pelan-pelan dari bawah dan dia dibatasi Undang-undang kampanye sehingga hal tersebut menguntungkan incumben. Jika incumben maju, seperti ganjar Pranowo, maka dapat dipastikan 70 persen menang, jika kalah maka pasti seseorang itu memiliki masalah yang serius di leadershipnya, di skandalnya, maka 70 persen incumben jika bagus, 70 persen pasti memang," ujar Denny JA.
Denny JA lantas menyebut mesin politik yang bekerja 2 minggu terakhir dapat menentukan kemenangan.
"Ketiga yaitu bekerjanya mesin politik 2 minggu terakhir, karena pada saat itu migrasi suara paling besar terjadi, di Indonesia loyalitas tokohnya sangat kecil Pemilih di Indonesia ini termasuk pemilih pengambang, yang kedekatan tokohnya lebih terpengaruhi oleh isu, sehingga 2 minggu terakhir itu menentukan," tambahnya.
• MK Tolak Gugatan soal JK Maju Cawapres, Jansen Sitindaon: Semakin Yakin JK-AHY untuk 2019
Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas pukul 17.39 WIB, pasangan Ganjar-Yasin berhasil unggul dengan 58,33 persen suara.
Sementara Sudirman-Ida berhasil mendapatkan suara 41,67 persen dari total suara masuk 99,75 persen.
Sementara untuk hasil perhitungan cepat SMRC, berdarakan data masuk pada pukul 13.25 WIB pasangan Ganjar Yasin berhasil memeroleh suara 55,68 persen dan Sudirman-Ida mendapatkan suara 44,32 persen.
Simak video selengkapnya berikut ini.
(TribunWow.com/Woro Seto)