TRIBUNWOW.COM - Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Rustam Ibrahim turut angkat suara perihal wacana pemasangan capres-cawapres dalam Pilpres 2019.
Dikutip Tribunwow.com dari akun Twitter @RustamIbrahim dirinya memberikan analisis.
Mulanya Rustam mengamati Partai Gerindra yang mewacanakan pasangan Capres Prabowo Subianto-Anies Baswedan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mewacanakan pasangan Capres Anies Baswedan-Ahmad Heryawan (Aher).
Namun, menurutnya PKS akan tetap bersikukuh untuk mewacanakan Prabowo-Aher.
• Peneliti LIPI Cermati Kritikan Prabowo kepada Jokowi atas Absennya Indonesia di Piala Dunia
Meskipun seandainya Gerindra menolak, menurut Rustam akan terjadi putus hubungan antara Gerindra dengan PKS.
Seperti yang dikutip di bawah ini:
@RustamIbrahim:
Gerindra wacanakan pasangan Capres Prabowo - Anies
PKS wacanakan pasangan Capres Anies - Aher
Menurut tafsiran saya, maunya PKS tetap ngotot pasangan Prabowo - Aher. Kalau tidak ya putus hubungan.
• FA Mesir Angkat Bicara soal Pertimbangan Mohamed Salah untuk Pensiun dari Timnas
HNW sebut Aher cawapres terkuat di partai hingga angkat suara perihal wacana Anies-Aher
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid mengakui jika Mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan alias Aher merupakan cawapres terkuat dari partainya.
Dikutip dari Kompas.com, Ia mengatakan, Aher merupakan cawapres dengan perolehan suara tertinggi di pemilu internal PKS.
"Kalau itu bukan rahasia umum lagi. Kan sudah berkali-kali disampaikan ke publik bahwa Pak Aher itu memang suara tertinggi di pemilihan internal di PKS. Dan beliau mempunyai pengalaman panjang sebagai gubernur di Jawa Barat dengan prestasi yang banyak," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/6/2018).
"Jadi wajar kalau kemudian Pak Aher yang paling dimungkinkan untuk kemudian dijadikan sebagai cawapresnya Pak Prabowo," lanjut dia.
Selain itu, dirinya juga membenarkan terkait munculnya wacana memasangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Menurut Hidayat, wacana tersebut muncul dari sejumlah kader PKS.
"Ya itu bagian dari dinamika di lapangan. Karena juga ada yang menyuarakan dari kader Gerindra yang menyuarakan untuk Prabowo Subianto-Anies," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/6/2018).
• Tanggapi Pernyataan Kapolri soal Netralitas Kepolisian, Hidayat Nur Wahid: Ditunggu Pembuktiannya
Hidayat mengatakan, wacana Prabowo-Anies menjadi salah satu penyebab munculnya pencapresan Anies. Sebab, perjuangan menjadikan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dianggap tak mudah.
"Kemudian kader PKS berpendapat bahwa memperjuangkan Pak Anies menjadi gubernur kan bukan perjuangan main-main. Kalau begitu sekalian saja, daripada beliau cawapres ya dicapreskan saja. Capres Anies, cawapres Aher (Ahmad Heryawan)," ujar dia.
Hidayat mengatakan, wacana tersebut merupakan bagian dari dinamika penentuan capres dan cawapres pada Pilpres 2019.
Perihal Prabowo Subianto dan delapan nama kader PKS, dirinya meyakinkan tetap akan dibahas bersama Gerindra.
"Bahwa kemudian ada delapan nama yang lain iya. Kami memperjuangan semuanya, tapi dari sembilan nama itu suara tertinggi dalam konteks pemilihan di internal PKS adalah untuk Pak Aher," lanjut dia.
PKS sebelumnya menyodorkan sembilan kadernya sebagai cawapres pendamping Prabowo.
(TribunWow/Dian Naren)