TRIBUNWOW.COM - Seniman Ratna Sarumpaet dan Faisal Assegaf melakukan perang cuitan yang membahas soal presidential treshold.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @RatnaSpaet yang ia tuliskan pada Kamis (14/6/2018).
Mulanya, Faizal Assegaf membuat pernyataan melalui akun Twitternya, @faizalassegaf, yang mengatakan bahwa presidential threshold (PT) merupakan kesepakatan mayoritas partai politik di parlemen.
Dirinya mengatakan apabila ambang batas pencalonan dibuat menjadi nol persen, itu tidak menggoyahkan Jokowi menjadi pemenang dalam Pilpres 2019.
Sebab, menurutnya mayoritas masyarakat semakin kompak mendukung Jokowi.
• Faizal Assegaf: Rocky Gerung dan Refly Harun Orang Frustasi
"Mbak @RatnaSpaet klu mau gila ntar habis lebaran aja. Soal Presidential Threshold (PT) itu kesepakatan mayoritas Parpol di parlemen.
Kalaupun PT nol persen pun, tetap saja JKW yang akan menang telak di Pilpres nanti. Sbb mayoritas rakyat makin kompak mendukung JKW," tulis Faizal Assegaf.
Cuitan Faizal Assegaf (Capture/Twitter)
Atas pernyataan itu, Ratna Sarumpaet memberikan tanggapannya.
Ratna menilai jika Faizal Assegaf kehilangan kecerdasan.
Dirinya mengatakan bahwa demi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold itulah yang Jokowi mengacaukan partai-partai yang ada.
Akibatnya, seluruh mayoritas partai politik yang ada menjadi tunduk pada Jokowi.
Setelah itu, dirinya menyebut jika mayoritas parpol itu akhirnya membuat kebijakan yang menginjak kedaulatan rakyat.
"Km @faizalassegaf khilangan kcerdasan akibat dipelihara orang yg salah atau kamu memang gak pernah cukup cerdas? Masak km gak tau bahwa demi PT lah JKW ngacak2 Partai-partai yg ada, mbuat mayoritas Partai tunduk padanya d scr bjamaah bikin kebijakan2 y nginjak2 Kedaulatan Rakyat," cuit Ratna.
• Tunjukkan Belum Sepenuhnya Pulih, Begini Ekspresi Kaget Mohamed Salah Saat Cedera Bahunya di Pegang
Hingga berita ini ditulis, keduanya masih saling balas cuitan di Twitter.
Tak terima disebut dengan cuita Ratna Sarumpaet, Faizal Assegaf lantas menantang Ratna untuk membongkar sosok atasan Faizal.
Faizal pun mengaku bahwa ia juga mengkritik Jokowi.
Setelah itu, Faizal meminta diadakan sebuah forum untuk membongkar kebusukan elite oposisi.
"Saya nantang Mbak @RatnaSpaet buka2an soal siapa yg bisa ngatur2 saya di republik ini?
Termasuk JKW pun saya kritik keras. Klu saya berbalik dukung JKW krn punya alasan.
Siapin forum agar saya beberkan kebusukan elite2 oposisi yg rakus mahar politk & berperilaku munafik!,' tulis Faisal.
Mendapat jawaban Faizal, Ratna lantas menyebut Faizal sosok orang yag berpindah-pindah dukungan tergantung dari bayaran.
• Bahas soal Karier, Inul Daratista Sesalkan Pilihan Nella Kharisma hingga Kirim Pesan Khusus
"Sudah rahasia umum kamu bisa kritik siapa pun secara kapan-kapan @faizalassegaf - Kapan2 @jokowi , kapan2 @SusiloBambang_y Kapan2 si Kampret. Tergantung siapa pembayar tertinggi. Iyan kan?," tulis Ratna.
Setelah itu, Faizal Aseegaf meminta Ratna untuk menyebutkan oknum di balik Faizal Assegaf.
"Otak Mbak @RatnaSpaet mesti dicek ke RSJ sebab nyaris tdk brfungsi lantaran semua msalah di republik ini dituding krn JKW.
Soal PT 20% adlh kesepakatan Parpol di DPR, kok nuduh JKW acak2 semua partai?
Wong Fahri & Fadli Zon tiap hari hujat JKW, Istana ga bisa berbuat apa2!
Anda sangat b***h & frustasi hadapi saya, klu ada yg bayar saya sebutkan namanya lalu lapor ke polisi. Saya beri waktu 2 X 24 jam. Klu cuma fitnah, pantas anda dijuluki RATU HOAX.
Fitnah2 keji yg kalian lakukAn itu karena tdk siap bradu fakta dgn saya. Lumpur Lapindo gimn?" tulis Faizal.
Diketahui, Sebanyak 12 tokoh mengirimkan permohonan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait penolakan syarat ambang batas presiden.
Permohonan tersebut berisi syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) yang dirasa telah mendegradasi kadar pemilihan langsung oleh rakyat yang telah ditegaskan dalam UUD 1945.
Atas syarat yang telah diadopsi dalam pasal 222 UU nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu, telah menyebabkan rakyat tidak bebas memilih.
Oleh sebab itu pilihan rakyat jadi sangat terbatas.
Permohonan ini telah diajukan oleh 12 tokoh mulai dari mantan menteri hingga sutradara film.
M. Busyro Muqoddas (Mantan Ketua KPK dan Ketua KY), M. Chatib Basri (Mantan Menteri Keuangan), Faisal Basri (Akademisi), Hadar N Gumay (Mantan Pimpinan KPU), Bambang Widjojanto (Mantan Pimpinan KPK), Rocky Gerung (Akademisi), Robertus Robet (Akademisi), Feri Amsari (Direktur Pusako Universitas Andalas), Angga Dwimas Sasongko (Sutradara Film), Dahnil Anzar Simanjuntak (Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah), Titi Anggraini (Direktur Perludem), Hasan Yahya (Profesional)
Selain 12 tokoh tersebut, juga terdapat tiga tokoh ahli yang mendukung permohonan ini yaitu Refly Harun, Zainal Airifin Mochtar, dan Bivitri Susanti.
Dalam permohonan tersebut, para pemohon meminta MK untuk segera memutuskan permohonan mereka sebelum masa pendaftaran capres yang akan berakhir pada 10 Agustus 2018. (TribunWow.com/Woro Seto)
• Anies Baswedan Disoraki Warga saat di Istana Bogor, Faizal Assegaf: Jangan Baper, Itu Positif