TRIBUNWOW.COM - Malam Lailatul Qadar adalah malam yang dinanti-nanti oleh seluruh umat Islam di dunia.
Di malam yang mulia tersebut, keberkahan diturunkan oleh Allah.
Sebagaimana difirmankan dalam surat ad-Dukhan ayat 3:
إن أنزلناه فى ليلة مباركة
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.
• Bacaan Doa Salat Tasbih yang Penuh Ampunan
Sementara itu, kedatangan Lailatul Qadar menjadi perdebatan oleh beberapa ulama.
Mayoritas ulama mengatakan bahwa Lailatul Qadar tiba di bulan Ramadan saja, meski tak diketahui pasti kapan datangnya.
Jika ditilik dari kebiasaan Nabi Muhammad yang meningkatkan ibadahanya di sepuluh hari terakhir Ramadan, para ulama menyepakati bahwa Lailatul Qadar tiba di satu hari di antara sepuluh hari terakhir Ramadan.
Aisyah mengatakan, “Ketika memasuki sepuluh akhir Ramadan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah,” (HR Al-Bukhari).
Pendapat ini juga diperkuat dengan Hadits Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh hari terakhir Ramadan.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ
Artinya, “Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil sepuluh terakhir Ramadan,” (HR Al-Bukhari).
Mayoritas Ulama menyepakati Hadits di atas.
Namun, dilansir dari NU Online, ada beberapa ulama mengatakan bahwa Lailatul Qadar juga datang pada bulan lain selain bulan Ramadan.
Penjelasan ini sebagai disebutkan Abdul Wahab As-Sya’rani dalam Mizanul Kubra. Ia menjelaskan:
إن ليلة القدر في شهر رمضان خاصة مع قول أبي حنيفة إنها في جميع السنة، فالأول مشدد والثاني مخفف
Artinya, “Lailatul Qadar terjadi bulan Ramadan saja, namun menurut Abu Hanifah juga bisa terjadi pada setiap bulan. Pendapat yang pertama ketat, sementara pendapat kedua lebih longgar.”
Argumentasi pendapat pertama sangatlah banyak.
Ada banyak dalil yang menjelaskan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadan.
Salah satunya adalah hadits yang dikutip di atas.
Sementara argumentasi pendapat kedua, yang menyatakan Lailatul Qadar bisa terjadi tiap bulan bahkan tiap hari didasarkan pada ilham dan pengalaman spiritual.
‘Ali Al-Khawwas mengatakan:
ليلة القدر هي كل ليلة حصل فيها للعبد تقريب من الله تعالى، قال: وهو منزع من قال إنها في كل السنة وأخبرني أخي الشيخ أفضل الدين أنه رآها في شهر ربيع الأول وفي رجب. وقال معنى قوله تعالى "إنا أنزلناه في ليلة القدر" أي ليلة القرب فكل ليلة حصل فيها قرب فهي قدر
Artinya, “Lailatul Qadar adalah setiap malam di mana manusia mendekatkan diri kepada Allah. Inilah dasar pendapat orang yang mengatakan Lailatul Qadar ada di setiap bulan. Saudaraku, Syeikh Afdhaluddin menceritakan bahwa ia melihat Lailatul Qadar pada bulan Rabiul Awwal dan Rajab. Karena itu, maksud ayat 'Inna Anzalnahu fi Lailatul Qadr' adalah malam pendekatan. Setiap malam yang bisa mendekatkan (hamba kepada Tuhan) adalah Lailatul Qadar.”
Pemahaman kelompok kedua terhadap Lailatul Qadar lebih umum daripada pendapat pertama.
Mereka memahami bahwa Lailatul Qadar adalah setiap malam yang bias mendekatkan diri kita kepada Allah.
Malam pendekatan itu tentu tidak hanya terjadi pada bulan Ramadan, tapi juga bisa terjadi pada bulan lain.
Bahkan dalam hadits disebutkan:
يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya, “Rahmat Allah turun tiap malam ke dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Kukabulkan; siapa yang meminta kepada-Ku, akan Kuberi; siapa yang mohon ampun kepada-Ku, akan Kuampuni,” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan rahmat Tuhan turun tiap hari, khususnya di pertengahan malam.
Sebab itu, dianjurkan memperbanyak ibadah pada pertengahan malam.
Dengan demikian, sebetulnya titik temu dari dua pendapat ini bisa dicari.
Perbedaan kedua pendapat ini terletak pada pendefinisian Lailatul Qadar itu sendiri.
Kalau yang dimaksud Lailatul Qadar adalah malam pendekatan diri, maka itu bisa saja terjadi pada bulan yang lain, karena Allah selalu membuka pintu rahmat-Nya.
Adapun kalau yang dimaksud Lailatul Qadar adalah bulan yang paling mulia dibanding seribu bulan, sebagaimana dipahami banyak orang, maka kemungkinan besar hanya terjadi di bulan Ramadan. (*)