Kasus Terorisme

Rekam Jejak Aman Abdurrahman, Direktur BIN: Ia Sosok yang Berprestasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sidang kasus terorisme dengan terdakwa Aman Abdurrahman kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (2/3/2018). Para persidangan hari ini, Jaksa Penuntut Umum menghadirkan lima saksi yang berasal dari anggota polri yaitu, M Ersyad Alfart, M Novriansyah, Purwoko, M Rizki, dan Kandinan Malin. Kelima polisi tersebut merupakan saksi saat kejadian peledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Mei 2017. Dalam dakwaannya. Aman diduga teribat dalam serangkaian tindakan terorisme,

TRIBUNWOW.COM - Jaksa Penuntut Umum menyatakan Aman Abdurrahman, dalang aksi bom Thamrin dijatuhi hukaman mati pada siang di Pengadilan Negeri Jakarta pada Jumat (18/5/2018).

Dikutip dari Kabar Petang, TV One pada Jumat (18/5/2018), sosok Aman Abdurrahman ini merupakan sosok yang berprestasi saat bersekolah hingga memiliki banyak pengikut di kajian-kajian.

Direktur Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Puwanto menjelaskan rekam jejak Aman Abdurrahman hingga menjadi sosok pemimpin dari JAD.

"Dia merupakan anak yang berprestasi ya, mulai dari saat kuliah di Lipia Jakarta, penguasaan bahasa Arab bagus, tafsir bagus, peroganisasiannya juga bagus," kata Wawan.

Wawan Purwanto Direktur BIN (KOMPAS.COM)

Hal senada juga dikatakan mantan eks napiter, Sofyan Sauri yang mengenal sosok Aman Abdurrahman.

"Dia bahkan pernah ke rumah saya sama pengawalnya dulu yang mantan Eks anggota TNI tahun 2009," kata Sofyan.

Aman abdurrahman sebenarnya berasal dari pesantren tradisional Tarbawi di Sumedang.

Karena Aman memiliki intelektual yang lebih tinggi daripada teman-temannya, ia mendapatkan beasiswa di Lipia.

Deddy Corbbuzier Gebrak Meja dengan Cerita Kartika Putri hingga Hotman Paris Bela Lucinta Luna

Setelah lulus dari Lipia dengan predikat cumlaude, ia mulai melakukan kajian yang berkaitan dengan tauhid tetapi belum menyentuh soal terorisme.

Setelah mengisi kajian ia mulai membuat pelatihan perakitan bom.

Kisah Hatf Saiful Rasul, Bocah 13 Tahun Asal Bogor yang Pergi Ke Suriah & Bergabung dengan ISIS

"Saat pelatihan perakitan bom, bom pertama itu yang meledak di Cimanggis, Depok. akhirnya ia dipenjara 7 tahun. Lalu terlibat lagi bom Aceh dan dipenajara 9 tahun di Nusakambangan, nah dari sinilah ia mulai banyak didatangi untuk berguru pada Aman," ujar Wawan Purwanto.

Setelah keluar dari Nusakambangan, Aman melanjutkan sejumlah aksi di Samarinda, Kampung Melayu, Bom Thamrin, serta beberapa kasus pembunuhan polisi di Bima.

Perdebatan soal Khilafah, Mahfud MD: Indonesia Ini Sudah Islami

Setelah mendapatkan remisi dari Nusakambangan, Aman mulai kembali mengisi kajian dan menambahkan ilmu mengenai tauhid inti keutamaan dari ajaran Islam.

Kajiannya mengenai tauhid ia tambahkan mengenai realisasinya yang mengatakan bahwa harus kufur terhadap thogud dan beriman kepada Allah.

Aman menerapkan kepada para pengikutnya bahwa harus memerangi pemerintah yang tidak menjalankan hukum Allah.

Ajaran tauhidnya ini juga ia tuangkan dalam sebuah buku yang banyak menjadi pedoman para anggota JAD. (Tribunwow/Tiffany Marantika)

Lihat Videonya: