TRIBUNWOW.COM - Krisnha Murti, petinggi Polri memberikan tanggapannya mengenai teror bom yang sedang marak di Jawa Timur melalui akun Instagramnya pada Senin (14/5/2018).

Melalui akun @krishnamurti_91, ia memberikan pernyataan terkait wanita bercadar dan lelaki berjenggot.

Dalam peristiwa bom di GKI jalan Diponegoro, Puji Kuswati terekam CCTV membawa dua anaknya yang sama-sama memakai cadar.

• 4 Seleb Cantik Ini Pilih Kenakan Cadar Saat Laksanakan Ibadah Umrah

Tetapi bagi Krisna Murti pemahaman soal cadar dan jenggot perlu dijelaskan kembali.

Dengan mengunggah foto wanita yang membawa baju hitam bertuliskan #22menit, Krisnha Murti juga menuliskan caption:

Saya mau kasih tau semua warga masyarakat:

1. Wanita menutup aurat dg jilbab ataupun bercadar itu adalah pilihan berdasarkan keyakian masing2.. Jadi jangan kalian cap mereka dg label tidak baik.

Menutup aurat adalah kewajiban yang diajarkan nabi.

2. Laki2 yang berjenggot adalah Sunnah Rasul.

Jangan kalian label mereka dengan hal2 tidak baik.. Semua kembali kepada keyakinan masing2.

3. Laki2 bercelana diatas mata kaki, bukanlah identik dengan kaum radikal.

Dalam Islam kita diajarkan untuk tidak menggunakan celana yang menyapu lantai.

Dalam Shalat kita diajarkan untuk menaikan celana diatas mata kaki agar diterima Shalat kita.

• Sosok Tampan Briptu Dimas Indra, Polisi Korban Bom Polrestabes Surabaya

4. Jangan label orang karena penampilan.

Dan jangan juga menyembunyikan kejahatan dengan penampilan.

5. Banyak pelaku kejahatan bersembunyi dibalik pakaian bagus, dibalik batik, dibalik jas, dibalik seragam, dibalik perilaku manis.

6. Kita perang terhadap kejahatan, bukan perang terhadap manusia.

Semoga ini mencerahkan dan menghindarkan kita dari syak wasangka satu sama lain. tulis Krisnha Murti.

Perwira bintang satu Polri ingin mengajak masyarakat akan pemahaman cadar dan jenggot.

Dalam akun Instagramnya, Krisnha juga kerap mengunggah foto kegiatan maupun berita-berita yang sedang menjadi perbincangan masyarakat.

Ia juga pernah mengunggah foto keluarga Dita Supriyanto, bomber tiga gereja di Surabaya. (Tribunwow/Tiffany Marantika)