Menjadi Pemimpin Korut Pertama yang Menginjakkan Kaki di Korsel, Kim: Saya Sangat Emosional

Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri), dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In berpegangan tangan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar-Korea di Panmunjom, Jumat (27/4/2018).

TRIBUNWOW.COM - Pemimpin Korea Utara ( Korut) Kim Jong Un mengaku dipenuhi emosi ketika melintasi perbatasan ke Korea Selatan ( Korsel).

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar-Korea Ketiga dimulai dengan aksi simbolis yang dilakukan oleh Kim dan Presiden Korsel, Moon Jae In.

Moon menunggu Kim di depan garis yang menjadi pembatas Korsel dan Korut.

Setelah bersalaman, Kim kemudian menjejakkan kakinya di wilayah Korsel.

Lewati Perbatasan Wilayah Korea Utara dan Selatan, Kim Jong Un Temui Moon Jae-In dengan Senyuman

"Sangat mudah. Mengapa baru melakukannya sekarang setelah 11 tahun lamanya?" kata Kim seperti dikutip Korea Herald Jumat (27/4/2018).

Ucapan Kim itu merujuk KTT Antar-Korea Kedua yang berlangsung di Pyongyang, ibu kota Korut, pada 2-4 Oktober 2007.

Kim menjadi Pemimpin Korut pertama yang menginjakkan kakinya di Korsel sejak Perang Korea yang berlangsung 1950-1953.

Kim dan Moon kemudian berjalan menuju Rumah Perdamaian, lokasi KTT yang terletak di zona demiliterisasi Panmunjom.

"Saya telah berjalan sejauh 200 meter melintasi perbatasan. Saya sangat emosional," ujar pemimpin yang berkuasa sejak 2011 tersebut.

Kim Yo Jong (kiri), saudari dan penasihat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah), membawa buket bunga, saat Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kanan) berpose bersama anak-anak di Panmunjom, Jumat (27/4/2018). (AFP/Korea Summit Press Pool)

Kepada Moon, Kim berkata bahwa dia datang untuk memulai hubungan antar-Korea yang baru.

Live Streaming PSSI Anniversay Cup 2018 Timnas Indonesia VS Bahrain Pukul 19.30 WIB

Pemimpin yang dipercaya berusia 36 tahun itu berujar, dia paham terdapat keraguan yang dilayangkan banyak pihak jika melihat dua KTT sebelumnya.

Pada KTT 2000 dan 2007, ayah Kim sekaligus Pemimpin Korut sebelumnya, Kim Jong Il, menyambut Pemimpin Korsel dengan pawai meriah.

Namun, hubungan dua Korea itu memburuk setelah kalangan konservatif mengambil alih kekuasaan di Korsel pada 2008.

Pyongyang kemudian memutuskan untuk kembali melakukan pengembangan senjata nuklir, dan program rudal balistik.

Kim berkata, dia datang dengan sinyal memulai sejarah baru hubungan kedua negara yang dilandasi pemikiran jujur, serius, dan terbuka.

"Tidak seperti masa lalu di mana kami gagal memenuhi kesepakatan yang ada, saya datang dengan keinginan untuk memenuhi ekspektasi," jelas Kim.

Kim Jong Un Berjabat Tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, PSY: Musim Semi Terhangat

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kanan) berpegangan tangan saat mereka melangkah bersama melewati Garis Demarkasi Militer yang membagi negara mereka di Panmunjom, Jumat (27/4/2018). (AFP/Korea Summit Press Pool)

Moon merespon Kim dengan memujinya karena telah bersedia untuk melintasi perbatasan ke Korsel.

Moon berharap, dia dan Kim dapat membuat sebuah "keputusan yang tegas", sehingga menjadi hadiah bagi seluruh rakyat Korea maupun dunia yang menginginkan perdamaian.

"Saya rasa, kita berdua memikul tanggung jawab yang besar di pundak kita masing-masing," kata Moon kepada Kim.

"Ketika Anda melintasi garis militer ini, Panmunjom telah menjadi simbol perdamaian, bukan lagi simbol pemisah," kata Moon kembali.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kim Jong Un: Saat Melintasi Perbatasan, Saya Sangat Emosional