Sudjiwo Tedjo Beri Pencerahan Nalar Matematis tentang Tagar #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan Sujiwo Tejo menjadi Keynote Speaker pada Parade Bahasa Nasional 2013 di Kampus Universitas Negeri Makassar. Kamis (10/10/2013). Kegiatan antar Perguruan Tinggi se Indonesia ini, mengambil tema 'Perealisasian Hakikat Berbahasa, Sebuah Upaya Menemukan Identitas dan Martabat Bangsa' yang bertujuan untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang saat ini tatanannya telah banyak berubah akibat sejumlah fenomena sosial.

TRIBUNWOW.COM - Presiden Jancukers, Sudjiwo Tedjo berkicau tentang logika dan matematika, Selasa (24/4/2018).

Dalam kicauannya tersebut Sudjiwo Tedjo menyinggung tentang penggunaan tagar #2019GantiPresiden dan tagar #2019TetapJokowi.

Menurutnya tagar tersebut tidak cocok secara matematis.

Sudjiwo Tedjo mengatakan jika tagar #2019GantiPresiden harusnya dilawan dengan #2019TetapPresiden.

Ngaku Kaget Lihat Iklan Relawan GOJO Jokowi di TV, Politisi Demokrat: Ini Memenuhi Unsur Pelanggaran

"#2019GantiPresiden kok dilawan dgn #2019TetapJokowi ? Secara #Math ini nggak ketemu. Mestinya #2019GantiPresiden lawannya #2019TetapPresiden .. Kecuali kalau #2019GantiJokowi .. Baru vs-nya #2019TetapJokowi ... Kurikulum pendidikan #Math bangsamu perlu agak dianu," kicau Sudjiwo Tedjo.

Pekerja Migas Schlumberger Beberkan Kekaguman Kuala Lumpur terhadap Jokowi

Sudjiwo Tedjo meneruskan, jika tagar #2019GantiPresiden dibalas dengan #2019TetapPresiden juga memiliki konklusi lain.

Yakni, satu kubu ingin mengubah menjadi kerajaan, presiden diganti raja. Sedangkan kubu lain tetap ingin republik yang diperintah oleh presiden.

"Bila #2019GantiPresiden dibalas #2019TetapPresiden itu artinya satu kubu ingin berubah jd kerajaan, presiden diganti raja, kubu lain tetap ingin republik .. Ini akan lebih mendasar.. Dan lebih lakik!!!! Heuheuheu .. IQ? IQ? IQ?," kicaunya.

Kaus #2019GantiPresiden Dijual Murah, Segini Harganya!

Kicauan Sudjiwo Tedjo tersebut mendapat beragam balasan dari netizen.

Mayoritas netizen setuju dengan logika yang disuguhkan oleh seniman nyentrik tersebut.

@mas_widi01, "Huassuuu tenan... Bener iku mbah..lagi kepikiran."

@rama7dani, "IQ mu agak anu mbah."

@Ethihad_13, "Ini yang di sebut simbah pas maiyah, bahwa celakanya rakyat indonesia. Krn tdk ada sleksi alam. Dadi wong goblokk ureeep kuabeh neng kene. Hahahahaha. Joss mbah."

@raina_rdr, "Njenengan pancen pinter."

@abdulkh67757033, "Kalimat politik selalu bermakna ganda mbah, Kanan kiri oke, Sugeng enjing."

@milea889, "Tumben mbah, sya dpet nalarnya."

Asal muasal tagar #2019GantiPresiden

Diketahui sebelumnya, tagar #2019GantiPresiden merupakan tagar cetusan kubu oposisi pemerintah, yakni dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Presiden PKS, Sohibul Iman, menegaskan gerakan tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden bukan merupakan suatu kampanye hitam atau black campaign dari oposisi.

Menurut dia, gerakan #2019GantiPresiden itu merupakan turunan dari keputusan PKS menginginkan ada calon presiden lain disamping calon presiden petahana.

"Itu sebetulnya turunan dari keputusan PKS. PKS menginginkan selain incumbent, ada calon lain. Itu bukan suatu kejahatan," tutur Sohibul, ditemui di kantor PP Muhammadiyah, Kamis (12/4/2018).

Dia menjelaskan gerakan itu diinisiasi oleh Ketua DPP PKS, Mardani Ari Sera. Dia merasa bersyukur gerakan itu menjadi ramai diperbincangkan di media sosial.

Harapannya, dari gerakan itu muncul calon presiden non petahana yang sesuai keinginan publik.

"Kalau kita berhasil memunculkan satu calon, kan tujuannya menang. Kalau menang berarti ganti presiden. Nah dia supaya gampang 'ganti presiden'. Alhamdulillah, ya mengamini," katanya.

Tanggapan Jokowi tentang tagar #2019GantiPresiden

Presiden Joko Widodo juga memberikan tanggapan mengenai munculnya tagar #2019GantiPresiden.

Pemimpin negara asal Kota Solo tersebut menanggapi enteng gerakan dengan tagar #2019GantiPresiden baik ditulis dalam kaos atau di media sosial.

"Sekarang isu kaos ganti presiden 2019. Masa dengan kaos bisa ganti presiden," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Sabtu (7/4/2018).

Jokowi menilai dengan kaos berhastag itu, tidak bisa mendorong pergantian Presiden.

"Masa pakai kaos bisa ganti Presiden, enggak bisa," ucapnya disambut tepuk tangan ratusan relawannya dalam acara tersebut.

Jokowi mengatakan hanya ada dua hal yang bisa mendorong pergantian pergantian presiden yakni rakyat dan tuhan.

"Kalau rakyat berkehendak bisa, kalau rakyat nggak mau bisa. Yang kedua, ada kehendak dari Allah SWT," katanya. (*)