TRIBUNWOW.COM - Dosen Filasafat UI, Rocky Gerung tengah menjadi pembicaraan publik usai dirinya mengatakan kitab suci adalah fiksi.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Facebook Selamat Ginting, pendidikan Rocky Gerung kini terkuak, Kamis (12/4/2018).
Selamat Ginting menuliskan pengalamannya saat belajar bersama Rocky Gerung.
Selamat Ginting juga mengakui analisis Rocky Gerung.
• Sindir Abu Janda yang Laporkan Rocky Gerung, Akhmad Sahal: Norak Banget Sih
"Rocky Fiksi
Jika jenuh kuliah jurusan ilmu politik di FISIP UNAS, salah satu yang dilakukan menuju ke LIPI.
Belajar dari doktor2 ilmu politik, seperti Alfian dan Lie Tek Tjeng pada 1986-1991. Di situ kami puas 'digoblok2in' doktor-doktor tersebut.
Selain ke LIPI, kami juga berguru ke Sekolah Ilmu Sosial (SIS) di kawasan Cikini.
Tempat berkumpulnya orang-orang sosialis di Indonesia. UNAS pun cenderung ke kiri2an.
Saat itu kepala SIS, Rocky Gerung. Ideologinya Rocky cenderung 'jalan kiri'.
Dia tahu kami konsentrasi pada ilmu politik.
Ilmu politik juga yang digeluti Rocky di FIS UI.
Ia juga kuliah ilmu filsafat di kampus yang sama. Entah bagaimana dia bisa menyiasatinya.
Baginya, ilmu politik harus ditambah dengan minimal satu ilmu tambahan lainnya.
Saya pilih ilmu komunikasi, karena ingin jadi jurnalis.
• Ferdinand Hutahaean: Peradilan Bobrok di Era Jokowi, Usai Gagal Bawa Nama SBY, Kini Serang Boediono
Beberapa kali diskusi buku di kampus, kami pun mengundang Rocky dan Ridwan Saidi.
Ridwan 'jalan kanan', kuat dalam ilmu budaya politik. Mereka 'orang-orang' aneh yang selalu sinis terhadap kekuasaan.
Dalam beberapa diskusi, Rocky yang 7-8 tahun lebih senior dari saya, memang menunjukkan keangkuhan keilmuannya.
Pilihan-pilihan diksinya membuat kami tercengang. Tercengang, karena kami tak paham tentang ilmu filsafat yang 'digilai'-nya.
Suatu ketika, kami berdiskusi tentang korupsi yang menggerogoti pemerintah Korea Selatan.
Ia jauh berpikir ke depan bahwa suatu ketika Presiden Chun Doo Hwan wajib ditangkap.
Ternyata kini, hampir semua presiden Korea Selatan dijebloskan ke penjara, karena korupsi.
Selesai diskusi di SIS, saya pernah diberikan hadiah sebuah disertasi S3 tentang korupsi di Korea Selatan dalam bahasa Inggris akademis yang tak mampu saya terjemahkan.
Saat itu skripsi S1 saja belum, eh diberikan hadiah disertasi S3.
Ya, klenger! Pesan Rocky satu kalimat: kita mesti sinis terhadap kekuasaan! Mungkin cuma itu yang bisa kita berikan untuk negeri ini, walau kita miskin harta.
Ilmu kita gunakan untuk mengingatkan pemerintah agar tidak dungu.
Kini, soal pernyataannya, "kitab suci adakah fiksi". Terus terang, saya tak mampu mendebatnya. Sebab, ia pun tak menyebutkan kita suci apa. Ah, mungkin kitab suci perguruan tapak tengkorak naga hitam. Akan terungkap jika orang2 itu sudah jadi tengkorak. Walahualam."
Netizen yang melihat catatan tersebut sontak meninggalkan komentar:
Husen Hamidy: Kalau dalam kuliah filsafat biasa aja tuh.
Rahmi Aries Nova: Satu2nya yg disebut 'Babat Tanah Jawa'
Irsyad Ichat Hamdie: Analogi beliau dalam men deskripsikan sesuatu masalah luar biasa.
Arif Rifian: Rocky Gerung aset berharga bangsa yg sdg dikriminalisasi cebong
Edwin Tirani: banyak kali yg asal bunyi yaaak. (TribunWow.com/Woro Seto)
• Isu PKS Usung 2 Nama Capres, Mardani Ali Sera: Tidak Benar, Jangan Terpengaruh Hasutan