TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut mengomentari perihal pemecatan Dokter Terawan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Kamis (5/4/2018).
Menurut Ferdinand Hutahaean, Dokter Terawan merupakan sosok yang baik hati.
Ia juga mengatakan jika pada dasarnya, basis atau tugas seorang dokter adalah menyelamatkan manusia.
Diketahui, pemecatan dokter penemu metode cuci otak dikarenakan persoalan etika.
• Foto-Video Teluk Balikpapan Pasca Minyak Pertamina Tumpah, Korban Tewas hingga Kondisi Terkini
Terkait hal itu, Ferdinand Hutahaean menganggap jika Dokter Terawan jauh lebih beretika, jika dibandingkan dengan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).
@LawanPoLitikJKW: Kedokteran itu basis dasarnya adalah mentelamatkan nyawa manusia.
Masalah etika, sy pikir Dokter Terawan yg rendah hati dan baik ini jauh lbh ber etika dari orang2 MKEK.
@Puspen_TNI
• Disinggung soal Ramalan dengan Data Usang, Mahfud MD: yang Langsung Pakai Ya Bodoh Juga
Diberitakan sebelumnya, Kepala RSPAD Gatot Subroto, dr Terawan Adi Putranto diberhentikan selama 12 bulan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Diketahui, Dokter terawan merupakan penemu metode cuci otak.
Metode tersebut sebenarnya merupakan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital Substraction Angiogram) atau biasa disebut 'Cuci Otak'.
Metode tersebut telah dipaparkan bersama lima orang doktor di Universitas Hasanudin.
Tak hanya itu, penemuan ini bahkan telah diakui oleh dunia internasional.
• Ruhut Sitompul: Dokter Terawan Dipecat Apa IDI Gak Tahu Sekarang Politisi Stress hingga Bisa Stroke?
Sebelum menjalani proses DSA, tahap awalnya pasien akan diperiksa lengkap dari MRI, EKG, sampai CT scan.
Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi letak terjadi titik penyumbatan seperti di bagian kepala dan jantung.
Tahap selanjutnya, proses DSA yang dijalankan pasien adalah sekitar 40 menit melalui proses kateter (seperti pemasangan ring pada pasien jantung).
Melalui mesin monitor dan mesin spray, dimasukan cairan (temuan Dokter Terawan) ke bagian tubuh yang ingin di-spray sumbatannya.
Hal itu yang kemudian, dianggap oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) sempat menyidangkan Terawan.
• Bagikan Cerita, Fahri Hamzah: Saya Terharu dan Meneteskan Air Mata, Apa Salah Saya?
Akan tetapi menurut Terawan, putusan saat itu tidak ada masalah dalam melakukan tindakan medis dengan metode tersebut.
"Waktu itu, putusannya tidak ada masalah. Ya saat itu, saya santai saja. Soalnya, juga tidak masalah," kata Dokter Terawan dikutip Tribunnews.com.
Pemecatan ini disayangkan oleh sejumlah pihak, bahkan oleh mantan pasien Dokter Terawan.
Dokter Terawan juga mengatakan dengan metodenya tersebut, tidak banyak muncul komplain dari masyarakat.
Hal tersebut ia katakan sebagai bukti kevalidan metode yang diterapkannya.
"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," ujarnya. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Tanggapi Omongan Tsamara Amany, Ferdinand Hutahaean: Jangan Banyak Komen, Kasian Nanti Diolok-olok