Disebut Seperti Bangsa Bingung, Budiman Sudjatmiko: Ada Kekuatan Politik yang Melakukan Pembodohan

Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budiman Sudjatmiko

TRIBUNWOW.COM - Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko menuliskan cuitannya soal politik Indonesia.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter pribadinya @budimandjatmiko, cuitan itu tersebar pada Selasa (27/3/2018).

Mulanya, Budiman Sudjatmiko menuliskan tentang gagasannya melihat perpolitikan Indonesia.

Menurutnya, politik Indonesia butuh kaum konservatif, karena hal itu juga bagian dr building block Indonesia.

POPULER: Lewat Buku Ini, Agus Yudhoyono Sebut Negara Akan Menang Dalam Kompetisi Global di Abad 21

Konservatif yang dimaksud Budiman Sudjatmiko adalah bukan konservatif yang radikal yang membawa kemunduran atau mencari untung pribadi.

"Apakah politik Indonesia butuh kaum konservatif? Ya..harus, krn itu juga bagian dr building block Indonesia. Tp bukan konservatif yg radikal..yg mau membawa Indonesia mundur. Juga bukan yg jual2 ide konservatif u/ mencari untung pribadi," cuitnya.

Lantaran cuitan itu, seorang netizen dengan akun @amyprovis1987, ikut menanggapi dengan sebuah pernyataan dari Cak Nun.

Netizen itu menyebutkan isi ceramah Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun yang mengatakan bangsa ini seperti bangsa binggung.

Seperti perumpamaan, kerikil yang disanjung sementara emas malah dimusuhi dan dibiarkan seperti batu.

"Kata cak nun ya mas @budimandjatmiko Bangsa ini tu sperti bangsa bingung.

POPULER: Ditanya Alasan Jarang Kritik Pemerintahan Jokowi, Fadjroel Rachman Beri Jawaban

Kadang batu/krikil di sanjung2 seakan akan itu emas.

Sdangkan yg jlas2 emas.di maki2 di musuhi biar seakan akan dia nampak seperti batu.

Ini jaman nya endors eek ayam aja kalau di endors bsa jadi cake.." tulisnya.

Mendapatakan tanggapan seperti itu, Budiman menyebut jika hal itu ada lantaran adanya kekuatan politik yang melakukan pembodohan.

Diketahui, Cak Nun turut menanggapi pernyataan Prabowo Subianto soal Indonesia akan bubar pada 2030.

"Ibarat main silat, (Indonesia) sudah kacau kuda-kudanya, akhirnya bertengkar terus," kata Cak Nun saat ditemui di Rumah Maiyah Bantul Yogyakarta, Jumat (23/3/2018).

Cak Nun justru menyatakan Indonesia mampu menjadi negara adidaya, menggantikan Amerika Serikat yang selama ini memegang posisi tersebut.

Namun semua itu bisa gagal, menurut Cak Nun, jika martabat dan harga diri Indonesia hilang.

Ia pun menyatakan bahwa ia lebih memilih untuk mendekati generasi muda.

 Mendorong mereka agar mampu menjadi pemimpin bangsa ini.

POPULER: Mahfud MD: Saya Sedih dan Kasihan kepada Pendukung Prabowo dan Jokowi

"Jadi pemimpin harus berpihak pada negara secara keseluruhan, bukan dengan pihak tertentu. Jangan seperti pemimpin sekarang," pesan Cak Nun.

Cak Nun pun turut mengomentari polemik antara Amien Rais dan Luhut Panjaitan yang menjadi pemberitaan akhir-akhir ini.

"Mereka itu seperti lagi gatel lalu digaruki terus," kata Cak Nun. (TribunWow.com/Woro Seto)

Baca juga: Kritik Sri Mulyani, Rizal Ramli: Negara Rugi 130 Triliun Rupiah, Itu Tidak Bijaksana dan Kriminal