2 Anak Tertukar di RS, Menolak ke Pangkuan Orangtua Kandung setelah Kebenaran Terungkap

Penulis: Elga Maulina Putri
Editor: Elga Maulina Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shahabuddin Ahmed, Salma Parbin, dan Shewali Boro

TRIBUNWOW.COM - Dua bayi yang lahir dengan selisih waktu hanya beberapa menit tak sengaja tertukar di rumah sakit.

Dilansir dari BBC, Shahabuddin Ahmed dari india, mengungkapkan jika ia membawa istrinya, Salma Parbin, ke rumah sakit pada 11 Maret 2015 lalu untuk prosesi persalinan.

Satu hari setelah persalinan, Salma pun dipulangkan.

Namun seminggu kemudian Salma mengungkapkan kegelisahannya.

"Satu minggu berselang, istriku mengatakan jika bayi itu bukan anak kami. Aku berkata 'Apa yang kamu katakan? Kamu tak seharusnya mengatakan hal seperti itu pada anak kecil yang tak berdosa'. Tetapi istriku berkata jika ada seorang wanita yang juga melahirkan dan berpikir bayi mereka telah tertukar. Aku tak memercayainya, tetapi ia tetap percaya pada instingnya," ungkap Shahabuddin Ahmed.

Dugaan Salma bukan tanpa alasan.

"Ketika aku melihat wajah anakku, aku memiliki keraguan. Aku ingat wajah wanita lain yang mirip dengannya, aku bisa melihat dari matanya. Tak ada orang di keluargaku yang memiliki mata seperti itu," ungkap Salma kepada suaminya.

Lahir dengan Kondisi Langka, Dokter Buat Wajah Wanita Ini Seperti Buah Labu, Ternyata Alasannya . .

Ketika Ahmed mengatakan kepada pihak rumah sakit, justru Salma disarankan untuk dibawa ke psikiater.

Akhirnya Ahmed mengajukan hak atas petisi informasi, mencari semua bayi yang lahir pada jam dan tanggal yang sama di rumah sakit itu.

Sebulan kemudian, ia menerima rincian informasi dari tujuh wanita.

Setelah melihat catatan itu, dia memutuskan untuk memeriksa wanita yang memiliki banyak kemiripan, yang juga melahirkan bayi laki-laki dengan selisih waktu lima menit.

"Aku pergi ke desa mereka dua kali, tapi tak memiliki keberanian untuk mengunjungi rumah mereka," ungkap Ahmed.

"Jadi aku menulis surat kepada mereka, mengatakan bahwa istriku percaya jika bayi kami tertukar dan bertanya apakah mereka juga menduga hal yang sama. Aku menulis nomor telepon di bagian bawah surat dan meminta mereka menghubungiku," lanjutnya.

Pasangan itu adalah Anil dan Shewali Boro yang tinggal bersama anaknya Riyan Chandra, di mana rumahnya berjarak 30 km dari rumah Ahmed.

Rupanya, pasangan itu tak menduga anak mereka telah tertukar sampai menerima surat Ahmed.

Awalnya Boro tak percaya hal itu, sampai kedua keluarga itu akhirnya bertemu.

"Pertama kali melihatnya, aku menyadari jika ia mirip ayahnya. Aku merasa sangat sedih dan menangis," tutur Boro.

Sedangkan Salma, saat pertama kali melihat anaknya ingin melakukan pertukaran, tetapi Boro menolak.

Ibu Ini Beri Pelajaran Hidup Berharga, Suruh Anaknya yang Tak Mau Sekolah Pungut Sampah Lalu Dijual

Atas desakan Ahmed, pihak rumah sakit akhirnya melakukan penyelidikan.

Tapi setelah berkonsultasi dengan perawat yang bertugas saat bayi-bayi itu lahir, mereka membantah melakukan kesalahan.

Akhirnya Ahmed mengirim sampel darah istrinya dan bayinya untuk tes DNA.

Ia akhirnya mendapat jawaban, bahwa tidak ada kecocokan genetik antara Salma dan anak yang tengah dirawatnya.

Namun, pihak rumah sakit mengatakan bahwa laporan itu tak bisa diterima menurut undang-undang.

Ahmed pun mengajukan sebuah keluhan pada pihak kepolisian pada Desember 2015.

Kepada BBC, polisi yang menangani kasus itu memperoleh catatan kelahiran dan mengunjungi dua keluarga untuk mendapat informasi dari kedua belah pihak.

Pihak kepolisian meminta dua keluarga melakukan tes darah dan pada November 2016 didapati jika kedua bayi tersebut memang tertukar.

Lantas, Pihak kepolisian  menasihati Ahmed untuk ke pengadilan dan meminta hakim untuk mengizinkan pertukaran anak.

Pasangan Ini Baru Saja Menikah, tapi Malamnya Langsung Menuju Rumah Sakit, Semua Orang pun Menangis

Namun saat kedua keluarga itu tiba di pengadilan, anak-anak itu menolak untuk ditukar dan ingin tetap tinggal dengan orangtua yang merawatnya.

"Hakim mengatakan kepada kami bahwa jika kami ingin menukar bayi, kami bisa melakukannya, tapi kami mengatakan bahwa kami tidak akan melakukannya. Karena kami telah merawat mereka selama tiga tahun terakhir, kami tidak dapat membiarkan mereka pergi," kata Salma Parbin.

Dua anak itu terus menangis, menolak untuk melepaskan pelukan dari masing-masing keluarga yang merawat.

"Jonait menangis, dia berada di pangkuan iparku, dia memeluknya erat, melingkarkan lengannya di lehernya dan menolak untuk pergi," tegas Salma.

Riyan juga memeluk leher Shewali Boro, mulai menangis dan menolak melepaskannya.

Akhirnya, dua keluarga itu menyerahkan semuanya kepada anak-anaknya saat mereka tumbuh dewasa.

Meski demikian, dua keluarga setuju untuk saling berkunjung dan menjadi keluarga baru. (*)